Sedikit lagi!
Aku pasti bisa
Di jalan mu------
Kamar bercat putih tanpa corak hanya di hiasi 4 figura foto yang terpajang dan selebihnya hanya tempat tidur, meja belajar, lemari pakaian dan tempat bermain PS itulah isi di kamar lanka. hal itu membuat kakak lanka menggeleng kepala heran dengan pilihan dan isi kamar adiknya
"Lan, lo di panggil sama mama"ujar seseorang di balik pintu kamar,namanya bara.
Lanka menarik selimutnya hingga menutupi seluruh wajah ketika kakak laki-lakinya masuk ke kemarnya.
"Itu kuping masih denger kan?" bara mendekati lanka yang masih bergelut dengan selimutnya. Tak tanggung-tanggung, bara memukul kaki lanka cukup keras sampai lanka meringis kesakitan
"Minggu libur" jawab lanka di balik selimutnya
"Gue tau, tapi lo di panggil"
"Dikit-dikit gue! Apa-apa gue" lanka membuka selimutnya dan menatap bara dengan kesal. "Bilang sama mama, gue lagi capek" lanjut lanka kembali menarik selimutnya dengan posisi membelakangi bara
"Males! Gue nggak mau" balas bara
Dengan malas, lanka bangun dari tidurnya dengan posisi duduk menghadap bara "balik ke kamar lo, males gue lihat lo ada di sini" tutur lanka dan langsung di balas tatapan tajam dari bara. Hal ini yang selalu lanka dapatkan ketika berurusan dengan bara, apapun permasalahannya pasti lanka yang akan kalah
Bukan karena takut, jelas itu bukan alasannya. Bagi lanka, bara adalah kakak yang selalu membuatnya hidup di setiap permasalahannya. Bara juga yang menjadi teman di saat lanka membutuhkannya walaupun ia dan bara selalu berujung dengan perkelahian.
"Gue juga males lama-lama di kamar lo. Kalau mama nggak nyuruh gue, pasti gue nggak akan ke sini" ucap bara lalu turun dari tempat tidur lanka menuju meja belajar. Sedangkan lanka? Dirinya hanya diam sambil memperhatikan bara yang terlihat sedang membaca buku paket sosiologi miliknya
"Sekolah lo gimana?"
"Nggak seburuk apa yang ada di otak lo"
Bara tertawa lalu duduk di kursi kecil di dekat meja belajar "gue nggak sadar kalau kita seumuran, padahal lo sama gue beda banget"
Lanka menyergit "jelas beda. Lo bara dan gue lanka"
Bara lagi-lagi tersenyum mendengar lanka tidak ingin di samakan dengannya. Bara sangat tahu adiknya itu keras kepala dan selalu bersikap tidak perduli dengan siapapun, karena itu bara menanggapi lanka dengan biasa saja tanpa melawan ataupun membalas dengan kekerasan.
"Sekolah gue masuk seleksi basket" bara menyudahi membuka buku sosiologi milik lanka dan beralih pada foto dirinya bersama lanka di dalam satu bingkai berwarna hitam. Letaknya di dekat pesawat mainan lanka waktu kecil
"Selamat. Kita berdua bertemu lagi dalam satu pertandingan" ucap lanka dengan nada menantang sembari turun dari tempat tidurnya lalu mengambil handuk hendak ke kamar mandi.
Bara tertawa "jangan lupa dengan konsekuensi yang kita buat.. "Ujar bara menunggu reaksi lanka.
Lanka memasang wajah datar dengan tatapan serius ke arah bara "gue bukan orang yang suka lupa" kata lanka di sambut anggukan bara di ujung sana.
"Gue percaya itu" bara bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju arah pintu "mama udah nunggu di bawah, gue rasa itu penting" bara menutup pintu pelan dan membiarkan lanka membersihkan diri. sedangkan lanka? Ia hanya mendengus kesal,sebelum dirinya masuk ke dalam kamar mandi
***
Lanka menuruni anak tangga cepat menuju meja makan yang sudah di hadiri ajeng, mama lanka dan siapa lagi kalau bukan kakak satu-satunya, bara. Sedangkan ayahnya belum pulang dari kantor, lanka paham itu
Dengan pelan, lanka mendudukkan bokongnya ke kursi yang bersebelahan dengan bara yang sedang memakan cemilan "Ma, kenapa panggil lanka?" tanya lanka yang juga memakan cemilan dari toples yang di pegang oleh bara
Ajeng melirik lanka sebentar, lalu memasukan dua map ke dalam tas kecil "mama mau minta tolong"
Lanka melipat tangannya di atas meja. Sejak tadi, lanka sudah menduga kalau ia di panggil hanya untuk membantu mamanya. "Kenapa lanka sih ma? Bara kan bisa" ujar lanka memprotes kepada ajeng.
"Gue lagi banyak urusan. Belum nyuci baju,belum kerjain tugas seni budaya,terus pergi latihan" ujar bara cepat "bisa nggak lo paham kerjaan gue.. "
Lanka hanya berdeham "bodo amat" jawab lanka biasa saja dan itu membuat bara mengeram di tempatnya melihat tingkah tidak perduli dari lanka.
"Lo! Selalu bersikap nggak perduli sama gue. Masalah lo sama gue apa!" bara melempar cemilannya ke atas meja karena kesal melihat adiknya.
"Lo sadar nggak! Selama ini gue yang selalu ngalah. Dan lo lebih milih sama kerjaan lo!" ujar lanka tidak ingin mengalah dari bara.
"Lo juga sama! Kalau lo udah sama anak osgar pasti udah lebih mentingin mereka!" bara tersenyum tipis, dan lanka bisa melihat kalau senyum itu sedang mengejeknya
"Dan lo! Lo selidah sama lidah lo sendiri. Lo jauh lebih buruk dari gue dengan segala kepentingan anak worgo lo itu!" ketus lanka
Melihat keributan bara dan lanka membuat ajeng ingin menjewer satu per satu telinga kedua anaknya itu. "Kalian ini, selalu tidak bisa saling kompak" ujar ajeng dengan suara geram "Kamu lanka, jangan selalu mengandalkan kakak mu itu" kemudian mata ajeng beralih pada bara "kamu juga bara! jangan terlalu fokus sama basket nak" tegas ajeng dan langsung membuat bara dan lanka terdiam.
Ajeng memijit pelipisnya pelan sebelum meletakkan tas kecil yang berisikan map di dalamnya dibatas meja "mama nggak nyuruh siapa di antara kalian. Tapi, kalau kalian anak mama pasti sadar yang perlu di kerjakan... " ajeng berjalan menjauhi meja makan dengan membawa dua piring kotor ke arah dapur
Bara yang melihat kepergian mamanya hanya diam, begitu juga dengan lanka.
"Gue nggak bisa bantu mama.. "Bara membuka percakapan lebih dulu dan membiarkan lanka berdiri dari kursinya"Terserah lo!" ucap lanka kasar dan mengambil tas kecil di atas meja dengan raut wajah datar. Ini yang selalu lanka dapatkan ketika berhubungan dengan bara, selalu di akhiri dengan kekalahan yang di dapatkan. Tidak ingin menambah kekesalan, lanka beranjak dari tempatnya menuju parkiran dan berniat mengantarkan barang milik mamanya.
-----
Vote and comment
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanka
Teen FictionMulanya karena hujan, dan senya harus mendapatkan dampaknya setelah seorang cowok memberikan pinjaman payung advokat waktu itu. Namanya Lanka,cowok yang berhasil membolak-balikkan keadaan senya Dialah Lanka,cowok yang membuat senya harus ekstra tah...