~chapter 5

20 8 0
                                    

Mendekati kamu susah
Tapi mencoba lebih mudah

------

"Lan, gimana? Anak-anak setuju?"  tanya juan yang duduk di pinggiran meja bersama kedua temannya, eran dan hiyan

"Besok ngumpul di markas"  jawab lanka singkat. Walaupun lanka anak Osgar, sikap lanka tidak begitu terbuka dengan sesama anak Osgar kecuali dengan hiyan, eran,dan juan. Selebihnya hanya mengenal biasa tanpa ada kedekatan lebih

"Siap lan"  jawab juan tanpa ingin bertanya apa-apa lagi

Keadaan kelas hari ini sepi karena buk nina tidak datang, tetapi meninggalkan tugas dengan 20 soal pilihan ganda dan 2 esai materi geografis. Walau lanka, juan, Eran dan hiyan duduk di kelas IPS 1,masalah mengerjakan soal tidak ada terlintas di kepala mereka. Selagi bebas, untuk apa mempersulit diri?

"Gue mau nanya deh lan. Kenapa adra ngasih lo payung?"tanya hiyan kepada lanka saat pengembalian payung jam istirahat dua hari yang lalu. Biasanya lanka sangat tidak perduli dengan apapun, apalagi harus meminjamkan barangnya kepada orang lain. Biarpun lanka dekat dengan anak Osgar, sangat jarang lanka berbagi sesuatu

"Bukan ngasih. Tapi balikin"  jelas lanka tidak ingin membuat hiyan salah paham. Lanka tau kalau hiyan tipe cowok yang sensitif  ketika berhubungan dengan adra. Apapun yang berkaitan dengan adra, posisi hiyan selalu terdepan. Karena itu, lanka tidak ingin membuat hiyan salah paham

"Balikin? Kapan adra minjem payungnya?" hiyan kembali bertanya. Hiyan ingin mendapatkan alasan logis yang dapat ia pahami dan di terima

"Ceritain lan, penasaran nih" tambah juan yang juga ingin mengetahui alasan seorang Lanka Wiangkasa mau memberi pinjaman kepada orang lain

"Males! Nggak penting"  ketus lanka membiarkan kedua temannya itu berpikir dan menerka-nerka alasan ia memberi pinjaman payung.

"Ayolah lan, kali ini aja. Sumpah ya lan, gue penasaran" juan meyakinkan lanka kalau dirinya memang begitu ingin mengetahui peminjaman payung oleh lanka. Begitu juga dengan hiyan, ia sangat tertarik dengan kejadian langka seperti ini

"Gue ngasih payung ke cewek, namanya senya. Puas lo!"  lanka beranjak dari kursinya dan membiarkan kedua temannya berpikir, berhayal dan berimajinasi siapa cewek bernama senya. Tingkat penasaran hiyan dan juan itu tinggi, karena itu lanka membiarkan mereka begitu saja

"Cewek lan? Sejak kapan lo hafal nama cewek?"  hiyan menggeleng kepala tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Lanka hafal nama seorang cewek? Seberapa dekat cewek itu sampai lanka mau meminjamkannya payung?

"kasih gue peryataan, bukan pertanyaan"  tutur lanka dari ujung pintu tapi masih bisa terdengar oleh hiyan dan juan di meja mereka.

Terkadang lanka bosan mendengar semua pertanyan yang keluar dari mulut teman-temannya. Apa salah ia memberikan payung kepada orang lain? Kalau salah, dimana letak kesalahannya? Lanka benar-benar binggung dengan kedua temannya itu

"Ketua Osgar, tolong di sempurnakan kalimat anda tadi" pinta juan dengan suara dengan sengaja di buat-buat. Bukannya di tanggapi oleh lanka, suara juan terdengar aneh di telinga lanka

"gue mau ke lapangan basket. Lo berdua ikut nggak?" ajak lanka dan langsung di setujui oleh hiyan dan juan.

basket salah satu permainan yang sering anak Osgar lakukan. Selain mudah, basket mampu menghilangkan stres dan meningkatkan kekuatan otot tubuh. Hitung-hitung untuk menambah kesehatan dan itu berlaku untuk lanka. Bagi lanka, basket olahraga kesukaannya untuk meluapkan segala amarah dan kekesalannya

Jam istirahat seperti ini memang membuat sekitar lapangan basket ramai. Banyak murid yang menonton pertandingan bola basket gratis dan sebagian lagi duduk di kantin ataupun di kelas
Lanka beserta teman-temannya berjalan mendekati lapangan basket. Seperti biasa, anak Osgar yang lain  juga ikut di belakang lanka

Kejadian seperti itu memang sering di lihat oleh semua murid. Jalan lanka adalah jalan utama, ketika bertemu anak Osgar di jalan koridor sekolah selalu menghindar tanpa di minta, begitulah lanka. Dengan sikap tidak perdulinya membuat orang lain tidak ingin berurusan dengannya

"Ajak anak-anak basket lawan kita" titah lanka ke pada hiyan setelah mereka berada di luar garis lapangan basket

"Lo lupa kalau kita anak tim basket?"sahut hiyan mengingatkan lanka kalau mereka juga anak tim basket sekolah.

"Lupa! Sana gih suruh anak basket kelas sepuluh"

"Namanya siapa lan. Gue nggak kenal"

"Cari tau yan.. "

"Huh! Untung gue punya cadangan kesabaran lan"  ucap hiyan sambil tertawa kemudian berlalu ke kelas sepuluh memanggil heri, ketua basket tingkat satu ke lapangan untuk melakukan pertandingan. Tidak ada kata tidak mau kalau sudah berkaitan dengan Osgar, apalagi lanka.

Lanka telah menguasai lapangan basket dengan anak Osgar lainnya. Kali ini, lanka ingin bermain dengan perlawanan bukan abal-abal yang sering ia lakukan. Permainan pertama berada di tangan lawan, anggota basket kelas sepuluh. Dan selanjutnya permainan basket di mulai dengan sorakan dari setiap penonton

Dari banyaknya sorakan penonton, suara itu juga di isi oleh senya, adra dan mira. Mereka bertiga duduk di barisan kedua dari depan dan berteriak nama Osgar dari kejauhan bersamaan dengan siswi lainnya yang juga mendukung tim Osgar

Mata senya selalu fokus ke arah lanka, semua gerakan dan raut wajah lanka selalu senya perhatikan. Lanka memang salah satu cowok yang ia hindari, dan hari ini lanka salah satu cowok yang ingin ia dekati. Suka, senya suka kepribadian lanka yang lain dari cowok di sekolahnya

Gue suka lihat lo lan! Untuk hari ini

-----

Vote and comment
See you next part














LankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang