-chapter 12

6 4 0
                                    

Bermula itu sulit
Tapi lebih sulit
Tanpa ada permulaan

-----

Mobil hitam milik lanka berhenti di rumah bercat putih dengan halaman yang luas walaupun rumah itu sangat sederhana bila dilihat dengan jarak dekat. Kertas kecil yang ada di tangannya ia bolak-balik kedepan dan kebelakang. Hasilnya selalu sama, rumah dengan nomor 04 di depannya memang alamat yang tertera di dalam kertas itu.

Lanka keluar dari mobilnya. Memandang ke arah pintu yang terbuka di rumah bercat putih itu, tidak lupa juga tangan kirinya menenteng sebuah tas kecil. Lanka kemudian mendekat ke arah gerbang besi yang sedikit terbuka

Senya? Ucap lanka setelah melihat seorang gadis dengan rambut sebahu sedang duduk di halaman depan bersama kucing. Ya, lanka sangat ingat rambut gadis itu sama seperti senya hanya saja gadis itu membiarkan rambutnya terlepas sehingga sedikit membuat dugaan lanka kalau gadis itu bukan senya. Tanpa lanka ketahui, gadis dengan rambut sebahu itu adalah Alin, adik senya.

"Permisi.. "Lanka mengetuk gerbang dengan cukup keras dan mungkin terdengar sampai ke dalam rumah dan berharap gadis yang duduk di ujung sana mendegar sapaan lanka.

Dan benar, Alin mengalihkan pandangannya ke arah gerbang membuat tatapan datar yang mampu membuat lanka terpaku menyadari bahwa gadis itu hanya sama, dan itu bukan senya.

"Masuk, gerbangnya nggak dikunci" balas alin dengan suara tegas.Dan itu menambahkan dugaan lanka kalau gadis itu hanya mirip saja dan itu bukan senya.

Lanka mengikuti perintah gadis dengan rambut sebahu itu. Setelah mendekat, lanka memberikan tas kecil di tangannya ke arah gadis itu
"Ada titipan buat ibu Hana"

"Buat ibu aku? Oh, makasih ya kak"

"Iya.. "

Alin mengambil tas kecil itu dari tangan cowok yang ia sendiri tidak tahu siapa. Tadinya alin pikir cowok di hadapannya ini teman sekolah kakaknya, senya. Namun setelah melihat baik-baik, alin merasa itu bukan teman senya karena ia tahu kalau kakaknya itu tidak menyukai cowok yang berperawakan cuek. Dan alin bisa lihat itu dari pembawaan cowok di depannya

"Kalau gitu, saya permisi.. " karena malas berlama-lama,lanka berpamitan dan ingin segera pergi dari rumah bercat putih itu.  Hanya satu alasan, lanka tidak ingin melihat wajah duplikat  senya. Rasanya muak dan jengkel setiap melihat wajah itu

Alin mengangguk "oh iya kak"

"Alin! Sepatu kakak mana?!..."

Deg

Lanka berhenti seketika saat suara yang ia kenal sedang berteriak dari dalam rumah. Lanka memutar tubuhnya dan menatap alin seakan ingin di jelaskan siapa dia?

"Aduh! Maaf kak. Itu anu.. "Jawab alin salah tingkah karena malu melihat senya berteriak keras.

"Dia? Maksud gue siapa dia?" tanya lanka dengan penuh tanda tanya kepada alin. Sedangkan alin? Sebisa mungkin ia menahan rasa malu karena kakaknya berteriak sekeras itu. Dan itu di depan cowok yang baru ia kenal? Ingin rasanya alin menjahit mulut kakaknya sekarang juga.

"Dia ka--" ucapan alin terputus karena senya keluar dari dalam rumah sambil menenteng sepatu, di tambah pakaian senya sangat berantakan. Rambut cepol asal, wajah penuh busa deterjen, dan pakaian senya hampir semuanya basah!

LankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang