Makasih buat yang baca dan vote, semoga ceritanya gak ngebosenin ya.😁
*****
'Sori Ga, baru baca. Tadi kerjaan banyak banget gak sempat liat hp. Aku baru turun makan siang sekarang'
Kantin yang disebut karyawan disini adalah sejenis food court yang terletak di lantai dasar bagian belakang gedung berdiri terpisah dari gedung utama dengan tiga toko kecil di isi penjual makanan dan satu toko penjual minuman. Terdapat juga minimarket di dalam gedung bagian depan disampingnya ada cafe yang menjual makanan dan minuman sedikit berkelas dibanding yang dijual di kantin. Letaknya tepat diseberang lobi resepsionis.
Kaya sampai di toko pertama yang berbentuk seperti warteg. Setelah memilih lauk dan sayur, Kaya membayar sambil membawa makanan nya lalu memesan air mineral botol dingin kepada pelayan toko minuman lalu membayarnya setelah pesanan diantar.
Pesan yang dikirimnya ke Dirga belum diterima dan dibaca. Mungkin Dirga marah karena pesannya diabaikan Kaya, tapi kenapa juga Dirga harus marah, pikir Kaya. Lalu menutup layar hpnya dan menikmati makan siang sebelum berkutat kembali dengan pekerjaan.
*****
17.00, sudah waktunya pulang. Beruntung belakangan ini pekerjaan Kaya tak menumpuk dan selesai tepat waktu sehingga dia bisa pulang sesuai jam kantor. Jadwal besok sudah ia sampaikan ke Bu Henny, laporan sudah diperiksa dan di tandatangani.
Setelah mengemaskan meja kerjanya dan bersiap pulang, Kaya merogoh hp di dalam tasnya yang masih dalam mode diam. Tak ada pesan balasan dari Dirga, tapi pesannya sudah dibaca. 'Aneh' pikirnya.Lalu ia menelpon Dirga untuk menanyakan apakah dia akan ikut pulang bersama nya atau tidak.
Panggilan pertama hingga ketiga tak diangkat.'Dirga aku udah mau pulang, kamu mau bareng apa pulang sendiri?'
Setelah mengirim itu Kaya bergegas menuju ke lift yang mengantarkannya turun ke basemen tempat parkir motornya. Hingga 15 menit WA Kaya terkirim hanya di baca oleh Dirga dan lagi lagi tak dibalas.
'Aku pulang duluan'
Kesal, Kaya mengirim WA lagi lalu meninggalkan parkiran.
''Keya tunggu." Teriak Dirga saat Kaya mulai menghidupkan mesin motornya.
Masih kesal, Kaya sengaja menulikan telinganya dan melajukan motornya. Siapa yang tak kesal WA cuma di read tak di balas. Mana jadi bahan gosip lagi tadi pagi.
Melihat Keya yang tetap melanjukan motornya, Dirga berlari secepat mungkin menghadang motor Keya. Hingga Kaya terpaksa mengerem mendadak.
"Gila kamu!" Amuk Kaya.
"Karena kamu... kamu.. sengaja ninggalin aku." Jawab Dirga dengan nafas ngos-ngosan.
Ckk. Kaya berdecak.
"Siapa suruh WA di read gak dibales. Ngambek itu sifat cewek bukan cowok."
"Hehe." Dirga hanya tersenyum cengengesan menanggapi omongan Kaya.
"Ih cepetan deh, udah sore ini. Aku mau singgah ke minimarket sebelum pulang."
Dirga memakai helm yang digantung di motor, lalu bingung melihat Kaya masih duduk di depan memegang stang.
"Kamu yang bonceng?" Dirga memastikan.
"Iya cepetan naik, buang waktu kalo harus tukar posisi lagi."
Dirga lalu duduk dibelakang nya. Saat motor berjalan Dirga sengaja mencari kesempatan mengerjai Kaya dengan kedua tangannya memegang pinggang Kaya.
"Tangan kamu Dirga!" Geram Kaya.
"Hahh." Dirga pura pura tak mendengar dan malah mulai memeluknya dari belakang.
Mendekatkan kepalanya ke kepala Kaya. Kaya yang kaget, spontan memukul dan mencubit tangan Dirga yang melingkari pinggangnya. Dirga terkekeh sambil menahan sakit akibat cubitan Kaya.
"Kejamnya cubitan cewek ya." Gerutunya sambil melepas pelukannya.
"Tapi ngomong-ngomong pinggang kamu kecil juga ya Key. Enak buat dipeluk." Goda Dirga lanjut.
Begitu sampai di lampu merah, Kaya yang sedari tadi menahan marah dan kesal dengan Dirga lalu memukul pahanya kuat.
"Aww, pukulan kamu Key, jahat banget sama aku."
Keya mendiamkannya. Sekarang prinsipnya tangan yang berbicara. Ia tak mau membuat tenggorokan sakit akibat mengomeli Dirga.
Setelah selesai belanja di minimarket, giliran Dirga yang membawa motor, Kaya duduk di belakangnya. Kembali jaket Dirga dilepas menutupi rok span Kaya yang ternaik itu. Dirga kembali mengerjai Kaya, karena wanita itu mendiaminya setelah mencubit tangan dan memukul pahanya tadi.
Dirga sengaja melajukan motor dengan kencang, karena Kaya enggan memegang nya. Satu spion sengaja menghadap wajah Kaya, hingga Dirga bisa melihat ekspresi ketakutannya.
Namun tanggapan Kaya, malah membuat Dirga tertawa sendiri. Bagaimana tidak, Alih-alih memegang pinggang atau memeluk Dirga agar tak takut, Kaya malah memegang pundak nya dan meremas kuat pundaknya saat ketakutan, mirip seperti tukang ojek.
*****
"Jadi ada yang bisa kamu jelasin kenapa gak balas WA aku tadi sore?" Kaya membuka obrolan saat mereka menikmati makan malam.
Hanya nasi, telur dadar, sambal dan tumis kangkung tauco menu makan malam mereka.
"Sengaja, biar kamu tahu gimana rasanya WA gak di bales." Jawab Dirga sambil mengunyah makanannya.
"Kamu masih kecil ternyata ya, gitu aja ngambek." Sindir Kaya.
"Gede badan doang, udah tahu kalo lagi kerja aku gak ngurusin hp." Lanjut Kaya
Dirga tak menanggapi, tapi ia sadar ucapan Kaya benar, dia kekanakan. Masalahnya bukan hanya gara-gara WA yang tak dibalas.
"Gara-gara kamu gak balas WA aku, aku jadi makan siang sama Tasya, makanya aku marah dan balik ngerjain kamu tadi." Terang Dirga.
Tasya menungguinya tadi siang di depan ruang divisinya. Dan itu menciptakan gosip baru atas namanya. Ia kesal, ditolak tak enak, karena status Tasya sebagai atasannya dan ia tak punya alasan juga untuk menolak. Jika Kaya membalas kan Dirga bisa punya alasan menolak. Tapi Kaya tak membalas pesan dan mengangkat panggilan nya. Itulah yang membuat Dirga ingin membalas Kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
General FictionSetelah lebih dari 15 tahun hidup berdua dengan bunda setelah ayah menceraikan dan mencampakkan mereka atas nama cinta dengan wanita itu. Kaya dipertemukan lagi dengan mereka, keluarga baru ayahnya tepat di saat bunda pergi meninggalkan dirinya untu...