Ngakak aku baca komen kalian di part kemarin. Hihihi..
Akhirnya kita sampai di akhir cerita, selamat buat beberapa pembaca yang berhasil menebak beberapa bagian di cerita di part ini.
Tibalah kita di akhir cerita Kaya-Dirga, pelan pelan aja ya bacanya biar menikmati. 😉
Selamat membaca semuanya.
________________________________"Ma, aku mau bicara penting." Ujar Dirga tiba-tiba mengagetkan ibu Nilam.
"Ada apa nak, kok buru-buru gitu ngomongnya? Mama selesaikan ini dulu ya, kamu tunggu di ruang tv saja."
Tanpa banyak bicara, Dirga membantu ibunya agar selesai lebih cepat. Dirga tak sabar, memang setelah mengetahui kenyataannya dia tak sabar ingin segera bersama Kaya. Sedang ibu Nilam hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak tertuanya itu.
"Nah bicara lah."
Mereka berdua sudah di ruang tv sekarang. Tanpa basa basi Dirga lalu memberikan isi amplop itu kepada mamanya. Ibu Nilam membaca perlahan lalu tak lama matanya membulat kaget saat mengetahui kenyataan yang disembunyikan suaminya itu. Pelan ibu Nilam menaruh kertas yang ia baca lalu mendongakkan wajah, menatap anak pertamanya.
"Mama sudah tahu kenyataannya, sekarang apa yang mau kamu bicarakan lagi?" Tanya ibu Nilam.
"Aku ingin bersama Kaya, menjaga dan melindungi selamanya." Tegas Dirga.
"Kenapa?" Pancing ibu Nilam.
"Karena aku peduli." Jawab Dirga.
"Hanya peduli? Kamu yakin Kaya mau di jaga dan di lindungi kamu selamanya hanya karena alasan peduli?"
"Aku sudah lama jatuh hati dan menyayanginya ma, jadi aku harap mama.."
Ibu Nilam menghela dan menghembuskan nafasnya, berpikir sejenak mempertimbangkan apa yang harus ia katakan sebelum terucap.
"Mama setuju, mama dukung semua keputusan kamu. Tapi mama harap kamu gak lupa satu hal Dirga. Kaya benci sama mama. Mama orang ketiga di hidup bundanya. Apa kamu yakin bisa menyakinkan Kaya buat nerima kamu dan mama?" Terang ibu Nilam.
Yah setelah membaca kertas itu, inilah keputusan yang Nilam pilih. Ia tahu bagaimana sifat keras kepala dan tak suka ditolak anak pertamanya, jadi satu-satunya pilihan hanya mendukung nya, karena Dirga sering nekad jika dilarang. Lagipula saat ini Dirga sudah dewasa untuk bisa memutuskan apa yang terbaik untuk hidupnya.
Selain itu Nilam juga menyukai Kaya, ia ingin mengembalikan raut ceria gadis itu, gadis kecil yang pernah beberapa kali bertemu dengannya di acara kantor saat ia masih menjadi sekretaris dulu kini sudah bertransformasi menjadi gadis dewasa yang dingin karenanya. Karena itu pulalah ia selalu merasa bersalah dan berdosa kala bertatapan dengan gadis itu. Nilam sadar meminta maaf tak akan pernah cukup.
Ia juga cukup tertekan saat memutuskan menikah dulu, orang tua mana yang tak kecewa dan murka mendapati anak gadisnya hamil diluar nikah dengan suami orang pula. Memutuskan ikatan suci pernikahan seseorang demi obsesi masa muda. Cercaan dari rekan kerja, tetangga dan para saudara membuatnya semakin tak punya muka. Karena itu ia memutuskan mengundurkan diri dulu. Nilam menyesal, sangat menyesal. Ia tak bisa membela diri karena ia memang salah. Karena itu lewat Dirga, ia ingin memperbaiki kesalahannya yang sangat terlambat.
"Aku gak akan nyerah menyakinkan dia." Ujar Dirga optimis.
"Mama percaya kamu bisa bahagiain Kaya. Mama menjadi sumber rasa sakit hatinya dulu, sekarang anak mama yang datang untuk menyembuhkan lukanya. Mama bahagia, akhirnya rasa bersalah dan berdosa yang sudah lama mama rasakan bisa sedikit berkurang." Ibu Nilam menerawang, mengingat kesalahan fatal yang ia lakukan dimasa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
General FictionSetelah lebih dari 15 tahun hidup berdua dengan bunda setelah ayah menceraikan dan mencampakkan mereka atas nama cinta dengan wanita itu. Kaya dipertemukan lagi dengan mereka, keluarga baru ayahnya tepat di saat bunda pergi meninggalkan dirinya untu...