Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, tak terasa sudah tiga bulan Dirga menempati rumah peninggalan bunda Kaya. Perlahan Dirga mengetahui kebiasaan Kaya yang menarik menurutnya.
Kaya senang menggunakan dress Bali jika dirumah saat hari libur, yang bahannya seperti daster tapi modelnya lebih menarik bahkan setelah ia melihat di google ada yang seksi. Hmm.
Tapi tidak, Kaya tidak pernah memakai pakaian yang kurang bahan dirumah, semua pakaian yang ia pakai selalu sopan, baik jika memakai dress ataupun celana rumahan panjangnya minimal selutut.
Kaya jarang membawa kerjaan kerumah, sebisa mungkin semua pekerjaan dikantornya selesai, jadi pulang ia hanya istirahat.
Kaya selalu mencepol asal rambut panjangnya, dan itu terlihat menarik dimata Dirga, apalagi saat Kaya mencepol rambutnya menggunakan dress Bali, siluet tubuhnya dari belakang saat memasak terlihat berbeda.
Tiga bulan dirumah ini membuat Dirga sering merasa seperti hidup dengan pasangannya, dirumah berdua, berbagi tugas rumah tangga, belanja kebutuhan rumah dan dapur bersama. Hanya saja mereka tidur dikamar berbeda. Terkadang Dirga sering lupa bahwa Kaya adalah saudara tiri yang sedarah dengannya, karena terlalu sering memperhatikan wanita itu.
Seperti hari ini, kebetulan sedang long weekend, Dirga memutuskan mengajak Kaya jalan-jalan ke pulau. Libur panjang 3 hari berturut-turut ini sayang dilewatkan hanya dirumah saja. Jadilah mereka saling membagi tugas, Kaya sibuk menyiapkan bekal, sedang Dirga menyiapkan akomodasi nya.
Perjalanan mereka menghabiskan waktu selama 4 jam ditambah 30 menit menyeberang laut.
Mereka memutuskan untuk berwisata ke pulau Lengka, pulau kecil yang masih asri, bersih dengan terumbu karang yang masih terjaga. Setelah perbekalan mereka siap, perjalanan itupun dimulai.Semangat Kaya yang awalnya tinggi, perlahan turun saat diperjalanan, jalur jalanan yang berkelok naik turun membuat perut Kaya terasa diaduk-aduk. Rona wajah yang cerah berseri perlahan berubah putih memucat. Kaya mabuk darat.
"Udah mendingan?" Tanya Dirga sambil mengurut tengkuk Kaya.
"Pusing.." Lirih Kaya, dengan kepala bersandar di kaca mobil.
Leher belakang Kaya yang memerah tampak jelas dari arah Dirga yang duduk di sampingnya, mereka menggunakan mobil travel.
"Sandaran disini aja, biar bisa aku urut kepalanya." Dirga menarik kepala Kaya untuk bersandar di bahunya.
Mereka duduk di baris kedua dibelakang supir, di jok penumpang depan dan belakang terisi dengan penumpang lainnya.
Tapi Kaya menggeleng, tak enak dilihat penumpang lain jika ia melakukan itu. Takut diduga yang tidak-tidak. Ia lebih memilih memijit kepalanya sendiri. Aroma parfum ditubuhnya langsung berganti aroma minyak kayu putih.
Setelah perjalanan berat itu akhirnya mereka sampai ke pulau. Beruntung angin laut saat mereka menyebrang menggunakan perahu tadi membuat mabuk darat Kaya berkurang. Jadi saat sampai ia masih bisa menikmati pulau indah ini.
Ada satu resort yang terdiri dari 5 rumah kecil sebagai penginapan di pinggir pantai di pulau itu. Laut biru dengan ombak tenang, membuat pulau ini ideal untuk snorkeling. Dirga melepas kaos atasnya dan memakai snorkel mask dan langsung terjun ke laut menikmati indahnya pemandangan bawah laut. Sedang Kaya membentangkan tikar di bawah pohon kelapa liar, menata bekal yang ia siapkan tadi pagi.
Sambil menunggu Dirga, Kaya membaringkan tubuhnya, kepalanya masih terasa pusing akibat mabuk darat tadi. Angin laut yang sepoi-sepoi pun menggoda matanya untuk terlelap.
Suara berisik kotak bekal dibuka menyadarkan Kaya dari tidurnya, perlahan matanya membuka lalu ia menoleh kan kepala ke arah kiri.
"Kamu bangun Key, sori ribut. Laper banget abis snorkeling tadi, sumpah pemandangan bawah lautnya indah banget, sayang kamu gak bisa berenang." Cengir Dirga.
Ia duduk dengan tubuh basah tanpa atasan, memamerkan otot dada dan perut yang terbentuk secara alami itu. Hanya handuk kecil menutupi pundak dan sedikit tubuh atasnya. Pemandangan ini bukan hal baru bagi Kaya, sejak Dirga tinggal bersamanya, lelaki itu memang sering bertelanjang dada saat dirumah, jadi ia sudah agak terbiasa. Kaya menegakkan tubuhnya, mengambil kain Bali yang menutupi perut hingga kakinya. Merapikan dress yang ia kenakan lalu membantu menyiapkan makanan untuk Dirga.
"Lain kali jangan pake dress ke pantai, banyak angin, ntar sibuk megang baju kamu kalo tertiup angin kencang." Ucap Dirga sambil mengambil makanan yang disiapkan Kaya
"Aku pakai dalaman celana pendek kok, jadi kalo kena angin gak repot amat." Kaya mengambil makanan untuknya sendiri lalu menikmatinya.
"Kalo gak repot, ngapain tadi kamu tutupin?"
Kaya hanya diam, tak menanggapi sibuk mengunyah makanannya. Dirga hanya mendengus memandang nya.
Setelah makan, mereka berdua memutuskan berkeliling pantai, Kaya bermain pasir dan ombak sambil mencari dan mengumpulkan kerang unik. Dirga diam-diam mengambil foto gadis itu, lalu menceburkan diri ke pantai. Berenang sambil mengawasi Kaya yang kini bermain ombak.Langit yang semula cerah berubah menggelap tak bersahabat. Angin yang berhembus membawa uap air hujan, membuat dua orang itu mengakhiri kegiatan bermain air dan membawa barang bawaan mereka lalu bergerak menuju lobi resort yg terletak di dekat dermaga. Rintik hujan perlahan turun saat mereka berlari untuk berteduh, bertepatan dengan perahu yang datang membawa beberapa wisatawan.
Langit menghitam, hujan turun dengan deras, membuat perahu yang harusnya menyeberang balik tak bisa bergerak. Perlahan matahari ikut bergulir, menandakan malam telah tiba. Para tamu yang dibawa oleh perahu tadi langsung menuju resort yang mereka sewa masing-masing.
"Tinggal satu rumah yang kosong Key, jadi gak papa ya kita sekamar." Ucap Dirga tiba-tiba memutus lamunan Kaya.
Keadaan ini terpaksa mereka ambil karena tak bisa kemana-mana. Resort disini berbentuk rumah segitiga berukuran 3x4m, dengan material kayu dan atap rumbia, didalamnya hanya berisi tempat tidur king size yang ditutupi kelambu putih, kipas angin dan kamar mandi, tak ada televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
General FictionSetelah lebih dari 15 tahun hidup berdua dengan bunda setelah ayah menceraikan dan mencampakkan mereka atas nama cinta dengan wanita itu. Kaya dipertemukan lagi dengan mereka, keluarga baru ayahnya tepat di saat bunda pergi meninggalkan dirinya untu...