Seperti biasa hari ini aku harus pergi ke kampus dan mulai belajar. Dimana mapel hari ini adalah bahasa Inggris, uhh!! Sungguh aku sebenarnya tidak menyukai pelajaran ini, jika saja dosen yang mengajari ku tidak seasik dan seseru ini mungkin saja aku akan bosan karena bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat tidak aku sukai selain matematika namun karena sudah menduduki bangku kuliah, aku tidak lagi belajar matematika. Tapi bahasa Inggris tetap saja harus aku pelajari. Suka tidak suka, mau tidak mau aku harus suka bahasa Inggris karena aku memilih kampus dan jurusan pariwisata, jadi begini lah keadaannya. Maka harus aku Syukuri.
Sebelum dosen datang, kelas ku pasti melakukan hal-hal yang tidak penting. Teman laki - laki ku mereka pasti berkumpul untuk bermain game, sedangkan para wanita di kelasku jika tidak ngegosip ya mendengarkan lagu dari ponsel kami masing - masing.
Meisi dan Dwi mereka selalu asik berdua, bukan karena mereka memusuhi ku, namun karena saat mereka mengobrol aku kadang tidak mengerti apa yang menjadi topik dari pembicaraan mereka, itu sebabnya aku lebih suka mendengarkan lagu-lagu dari ponselku menggunakan earphone sambil membalas pesan dari Doni.
Aku, Dwi, dan Meisi kita bertiga duduk di depan meja dosen. Itu karena wali kelas kita memindahkan denah tempat duduk kami sebelumnya.
Awalnya aku menghindari untuk duduk di depan meja dosen, namun pada akhirnya aku kena juga. Mungkin sudah takdir ku untuk duduk di depan meja dosen. Jika sudah takdir ya mau bagaimana lagi?.Di sudut pojok belakang kelas ku, ada seorang laki-laki yang sedang duduk sambil menunduk, aku rasa dia sedang memainkan ponselnya.
Saat aku menoleh kearahnya dia lalu mengangkat kepalanya dan memandangi ku, mungkin dia merasa jika ada seorang yang sedang memandangnya.
Dialah Aldi. Aldi yang saat itu menyapa ku saat aku berjalan sendirian di koridor yang hendak ke parkiran menunggu Resa.
Saat aku melihatnya, dia hanya tersenyum dengan malu. Malu karena sudah merayu ku waktu itu atau malu karena aku memandanginya. Sedikit agak lucu memang.
Menurutku Aldi lumaya tampan, body nya yang tinggi dan gaya rambutnya yang keren membuat pesonanya bertambah.**************
"Hallo?". ( Pesan dari ponsel ku )
"Hai?"
"Kamu sudah mulai belajar?".
"Belum. Dosen ku belum juga datang."
"Ya sudah, lanjut saja dulu, semangat ya".
"Tentu"
Itu pesan dari Doni, yang selalu menyemangati ku untuk belajar dan belajar. Aku jadi semakin bersemangat untuk belajar karena ada Doni yang selalu menyemangatiku. Rasanya aku seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri karena membalas pesan darinya.
*****************"Baru pulang kak?."
Suara mama yang sedang duduk di ruang tamu. Aku memang jarang bertemu dengan mama karena dia sibuk berkerja. Walau dia sibuk bekerja, mama ku itu sangat pintar membagi waktu. Dia tahu kapan harus menghabiskan waktu bersama keluarga dan kapan harus bekerja, walaupun agak jarang aku bertemu dengan mama. Mama ku adalah ibu yang terbaik bagiku dia selalu mengerti apa yang anak-anak nya inginkan dan selalu bisa menjadi tempatku untuk berkeluh kesah.
Beda dengan Ayah, Ayahku memang kesannya terlihat galak dan cuek. Namun disisi lain Ayahku sangat sayang kepada ku dan Lia adikku. Walau terkadang aku tidak pernah akur dengan Ayah, Namun saat berjauhan dari anak nya. Ayah lah yang paling resah dibandingkan mama."Iya ma."
"Ya sudah, mandi dulu habis itu langsung sembahyang dan makan ya."
"Iya ma."

KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKA
Romance**** Bagi sebanyak orang cinta mungkin saja indah. Namun bagiku cinta itu adalah pilihan. Jika kamu bahagia karna cinta maka wajib untuk kamu pertahakan, namun jika kamu sakit karna cinta itu maka kamu harus mengikhlaskannya untuk pergi..... Inilah...