Ponsel ku pun berbunyi, seperti ada yang menelponku...
"Aldi?!!"... Siapa Aldi? Kata Doni saat dia melihat ponselku.
"Ii...i.. tuu.. di..i..a teman sekelas ku" jawab ku gugup
aku belum menceritakan soal Aldi ataupun Saputra kepada Doni. Karena aku takut, jika aku menceritakan tentang mereka berdua Doni akan berpikiran aneh-aneh lagi seperti saat dia berpikiran tentang Rian.
"Lalu kenapa dia meneleponmu"
"Entahlah ... mungkin dia ingin membicarakan masalah di kampus"
"Itu tidak mungkin"
"Iya serius"
Setelah Aldi menelpon ku, lalu Doni membuka ponsel ku dan melihat isi chat ku dengan Aldi ....
"Kamu bilang teman sekelas. Lalu kenapa kalian chattingan seperti orang yang sedang dekat? Dan dia juga memanggil mu sayang"
"Tidak, aku juga tidak tahu kenapa dia mengirim pesan seperti itu kepadaku"
"Kamu bohong"
"Aku serius Don, jika tidak percaya kamu balas saja pesannya, dan tanyakan ada apa? Bilang saja kau itu pacarku"
Doni pun akhirnya membalas pesan dari Aldi yang menanyakan aku sedang dimana dan apa yang sebenarnya ingin aku katakan kepadanya saat di kampus tadi.
Aldi tidak membalas pesan dari Doni, dia hanya membaca pesannya. Aku rasa Aldi saat ini sedang terpukul hatinya melihat pesan yang dikirim Doni. Namun inilah yang ingin aku katakan kepada Aldi saat dikampus, bahwa keadaan nya sekarang aku sudah memiliki seseorang yang menjadi teman hidupku. Namun entah kenapa aku tidak berani untuk jujur kepadanya, beda dengan laki-laki lain yang mendekatiku... Aku hanya tidak bisa memberitahunya bahwa aku sudah memilih Doni di hidupku. Mungkin karena dia terlalu baik kepadaku, dan perjuangannya untuk mendekatiku sungguh besar. Namun entah kenapa aku lebih memilih Doni? mungkin karena aku telah dulu mengenalnya, dan aku juga telanjur dekat dengan Doni jauh sebelum aku mengenal Aldi.
Selain itu, ada alasan lain yang membuat ku tidak memilih Aldi. Teman sekelasku pernah memberitahuku. Bahwa Aldi juga mendekati wanita lain selain aku.************
"Ternyata kamu sudah punya pacar?"
Aku terkejut mendengar pertanyaan dari Aldi tersebut.. aku bingung harus menjawab apa. Dan aku takut dia salah sangka terhadap ku.
"Maafkan aku"
"Sudahlah,, terimakasih untuk semuanya. Aku juga tidak memaksamu, semoga kamu berbahagia dengan orang pilihan mu..inikah alasan mu menolak ku sampai tiga kali?"
"Maafkan aku,,, maafkan aku"
Setelah mendengar kata-kataku Aldi pun akhirnya pergi. Mungkin dia sangat kecewa. Namun aku juga kecewa mendengar kata-kata teman sekelas ku yang memberi tahu ku tentang Aldi, bahwa dia dekat dengan wanita lain selain aku. Namun kenapa dia sangat meyakinkan ku? Bahwa tidak ada wanita lain yang dia dekati selain aku? Tapi kenapa juga saat dia dekat wanita lain aku selain aku, aku merasa marah? Bukankah aku tidak menyukainya? Dan aku juga tidak berhak marah kepadanya. Lalu kenapa aku harus marah? Jika dia dekat dengan orang lain?
Hal itulah yang menyebabkan kenapa aku menolak Aldi saat itu. Walau aku menolaknya, dia masih memiliki cadangan wanita lain bukan? Jadi itu tidak akan jadi masalah baginya. Jika aku menolaknya.Setelah kejadian itulah, akhirnya aku dan Aldi pun merasa canggung, bahkan kita menjadi orang yang sama sekali tidak pernah mengenal satu sama lain..
Aku juga sudah mendengar kabar bahwa Aldi pun akhirnya berpacaran dengan perempuan yang dekat dengannya pada saat dia mendekatiku juga. Aku tidak perduli akan hal itu. Karna yang aku tahu, dia bahagia dengan pilihannya Aku juga bahagia dengan pilihanku.
Semoga saja begitu. Itulah keinginanku saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKA
Romance**** Bagi sebanyak orang cinta mungkin saja indah. Namun bagiku cinta itu adalah pilihan. Jika kamu bahagia karna cinta maka wajib untuk kamu pertahakan, namun jika kamu sakit karna cinta itu maka kamu harus mengikhlaskannya untuk pergi..... Inilah...