CHAPTER 16

16 0 0
                                    

"Ayu" teriak Kak Axel

Baru saja aku ingin memasuki kitchen Kak Axel memanggilku. Entah ada apa aku juga tidak tahu. Namun karna senior ku sudah memanggilku aku harus menemuinya.

"Kenapa kak?" Jawabku.
"Kamu kerja sore hari ini?"
"Iya sore, kakak kerja apa?" Jawabku lagi
"Kakak kerja pagi. Kakak kira kamu kerja pagi. Sebenarnya kakak mau mengajak mu karokean"
"Wah asyik tuh kak. Tapi hari ini ayu kerja sore"
"Yaudh gapapa, next time aja. Toh kamu masih lama kan disini"
"Siap, aku kerja dulu ya"
"Semangat ya" kata Kak Axel.

Setelah berbincang - bincang dengan kak Axel aku pun langsung menuju kitchen. Saat hendak memasuki kitchen aku melihat tiga orang yang sedang berdiri di dekat kitchen.

"Cieee"

Itulah Kak Ode seniorku, Meisi, dan Agus trainingan dari SMK. Mereka melihat ku mengorol dengan kak Axel, itu sebabnya mereka menggodaku.

"Cieeeee" kata mereka menggodaku
"Apaan Ciaa, cie cia cie.."
"Ada yang janjian nih" kata Agus.
"Janjian apasih. Anak kecil gak boleh ikut campur urusan orang tua"
"Ciee kak ayu" katanya lagi.
"Hahahaha" meisi hanya tertawa melihat Agus dan kak Ode menggoda ku.
"Loh? Kalian bertiga pagi?"
"Iya dong" kata meisi
"Terus aku sendirian dong? Ahh gak asik kalau gitu"
"Sabar"

Aku memang sering beda shift dengan mereka. Aku yakin kali ini aku pasti berdiam diri saja, teman - teman konyol ku mereka semua mendapat shift pagi. Bahkan teman curhat ku kak Axel juga, hmm. Sungguh aku akan merasa bosan saat ini. Namun bagaimana lagi? Jalani sajalah.

"Sudah gak usah takut, aku dengar nanti akan kedatangan training baru" ujar Meisi.
"Benarkah? Dimana?" Kata ku.
"Aku dengar sih di service Cewek lagi" kata Agus.
"Ahh dasar,, urusan cewek aja nomer satu. Belajar dulu biar gak malu ngomong sama cewe hahaha"
"Hahahaha" Meisi dan Kak Ode pun tertawa.
"Latih dulu tuh biar gak letoyyy. Masak ngomong sama cewe aja gak brani. Hahaha" ejek Kak Ode.
"Apaansih"
"Sudah sudah, kasian adikku di ejek hahahaa" kata ku.
"Udah ah mau pulaang, awas kalian semua"
"Cieee yang ngambek" kata kak Ode
"Hahaha sudah ah, kalian gak pulang?"
"Pulang kok, duluan ya"
"Iya duluan ya"
"Hahaha.. iya sana. Hati-hati"

Semoga saja yang di katakan Agus itu benar, akan ada training baru lagi. Agar hari ini aku punya teman untuk aku ajak beli makan saat istirahat nanti...
Saat ini aku sendiri. Bukan sendiri sih, tapi maksud ku yang seumuran dengan ku mereka semua sudah pulang. Tinggal aku dan para senior ku saja. Sedangkan para senior ku dan aku kami tidak terlalu sepemikiran. Kalian tahu bukan maksud ku? Hehehehe.

Tugas ku selama kerja sore adalah memprepare semua bahan - bahan untuk lunch, dinner dan breakfast keesokan harinya. Kalian pasti tau atau kebayang bukan tugas - tugas ku.
Ya begitulah....
Saat aku sedang memotong sayuran untuk preapare nasi goreng. Aku melihat ke arah lobby tempat duduk Kak Axel.
Mungkin kalian berfikir kenapa saat aku berada di kitchen aku bisa melihat ke arah lobby? Bukankan kitchen biasanya ada di belakang dan jauh dari lobby? Itu memang benar, namun hotel itu berbeda kitchen dan lobby di hotel tempat ku training itu bersebrangan. Jadi aku bisa melihat tamu- tamu yang sedang check in atau check out.
Saat aku melihat ke arah kak Axel. Kak Axel juga melihat ke arah ku. Kami berdua pun akhirnya saling bertatapan sambil
senyum - senyum gak jelas. Kami memang sering seperti itu.
Bagiku kak Axel memang senior tertampan di hotel ini. Dia beragama Islam. Namun wajahnya seperti orang yang beragama Hindu..senyum nya manis, gaya nya cool, dan wajahnya sangat tampan. Jika aku
pikir - pikir kak Axel memang laki - laki yang perfect. Kenapa? Lihat saja, gaya nya oke, wajah tampan, senyumnya manis, dan sudah memiliki pekerjaan. Jika saja aku belum punya pacar atau belum mengenal Doni dan juga umur kak Axel tidak jauh dariku. Pasti sudah aku embat dia hahaha...
Namun sejak awal aku sudah menganggap kak Axel seperti kakak ku sendiri. Jika pun aku pernah memendam rasa dengannya. Tetapi aku tetap menganggap nya seperti kakak ku sendiri. Mengapa aku bisa memendam rasa dengan nya. Ketahui saja jika kita bertemu setiap hari, mengobrol setiap hari, bahkan saling bertukar kabar jadi mustahil diantara kami tidak akan ada yang namanya cinta lokasi. Mungkin yang aku rasakan dengannya seperti itu. Tapi saat aku menyukai nya dia sudah memiliki pacar. Itu sebabnya aku menghilangkan rasa ku dengannya. Sampai saat ini kami bertemu lagi dengan keadaan yang berbeda. Saat kita bertemu dulu dia sudah memiliki pasangan sementara aku tidak. Namun saat ini keadaan nya berputar. Aku memiliki pasangan sedangkan dia tidak. Entah suatu kebetulan atau takdir aku juga tidak mengerti. Yang pasti saat ini hubunganku dengan nya masih baik - baik saja seperti dahulu. Hanya itu yang aku harapkan.

PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang