Hari demi hari aku lalui bersama Doni, Doni yang selalu aku idam-idamkan dan yang selalu aku impikan untuk bersama dengannya suatu saat nanti.
Doni dan aku kita tidak pernah bertemu di kampus, itu karena jadwal kuliah kami yang berbeda membuat kami tidak pernah bertemu saat di kampus
"Semangat ya kuliahnya. Ingat jangan nakal dan ingatlah bahwa kau sudah memilikiku."
Itulah kata-kata manis yang pernah aku dengar dari Doni, walau kita tidak memiliki status apa-apa namun kata-katanya semakin membuat ku yakin, bahwa dia hanya untukku. Namun aku juga tidak berani untuk terlalu berharap dengan perkataannya itu. Aku takut jika aku terlalu berharap aku akan jatuh, yang pastinya itu akan terasa sakit sekali.
**********
"Kau sudah pulang?."
"Sudah."
"Baiklah, cepat mandi ada yang mau aku katakan kepadamu!."
Aku takut sekaligus penasaran, kira-kira apa yang akan dibicarakan oleh Doni,
sepertinya itu hal yang sangat serius. Karena dia tidak pernah berkata seperti itu kepadaku sebelumnya.
Aku bergegas pergi ke kamar mandi lalu mandi dengan cepat, karena aku masih penasaran kira-kira hal apakah yang akan Doni bicarakan kepada ku."Jadi apa yang ingin kau katakan?"
"Kau sudah selesai mandi?."
"Iya sudah"
"Mana coba aku lihat dulu? Kurasa masih tercium aroma-aroma yang tidak sedap"
"Itu karena bibir dan hidung mu terlalu dekat, hahahaha".
"Hahahaha kamu ini bisa saja."
"Sudah cepat apa yang ingin kau katakan?"
"Aku berniat untuk tinggal bersama kakakku, itu tidak terlalu jauh dari kampus dan Aku juga bisa setiap hari bertemu denganmu. Bukankah rumah mu juga dekat dengan kampus?."
Uhh!!!... Aku kira apa, ternyata Doni hanya memberitahu ku bahwa dia akan tinggal bersama kakaknya agar saat dia pergi ke kampus dia tidak menempuh jarak yang terlalu jauh. Dan juga dia mengatakan agar dia bisa bertemu dengan ku setiap hari? Sungguh hatiku senang mendengarnya.
"Baiklah, jika itu yang kau ingin, pilihan semua ada di tanganmu."
"Pilihan ku hanyalah kamu." ( Dia mulai ngegombal lagi )
"Benarkah?"
"Tentu!. Oiya, aku juga akan berhenti untuk bekerja."
" Loh? Kenapa???" ( Tanya ku kaget )
"Aku tidak sanggup lagi jika harus bekerja dan kuliah, kau tahu bukan ? kita pasti akan mendapat tugas yang harus kita kerjakan di rumah. Aku juga takut jika aku tidak bisa fokus terhadap pendidikanku, untuk saat ini aku memilih pendidikan ku saja"
Benar juga apa yang dia katakan, kita juga tidak akan bisa mengatur waktu antara bekerja dan kuliah, sebenarnya sih bisa-bisa saja. Hanya saja tenaga yang harus kita keluarkan cukuplah banyak. Kita harus pergi ke kampus setelah itu bekerja, belum lagi ada tugas rumah dari dosen yang harus kita kerjakan.
"Baiklah jika itu keputusan mu, aku akan selalu mendukung keputusanmu, jika itu baik untukmu"
"Terimakasih sudah selalu mendukungku."
Doni mungkin bukan orang yang baik, namun dia tidak pernah sedikit pun membuat aku merasa sedih, atau kesal. Dia selalu saja bisa membuat aku senang dan selalu ingin terus bersamanya, ya walaupun dia bukanlah siapa-siapa dalam hidupku. Hanya teman, teman tapi mesra Hmmmm sungguh status ini saja sebenarnya sudah membuat aku merasa senang, apalagi jika sudah resmi berpacaran? saat kita sudah resmi berpacaran nanti dia akan menjadi milikku seutuhnya. Namun apakah saat kita sudah berpacaran nanti sifat dan prilakunya saat ini terhadapku akan selalu sama? Ataukah dia hanya berjuang di awal saja? Setelah dia dapatkan dia akan meninggalkanku? Atau apakah kita akan resmi berpacaran atau akan Putus sebelum dimulai?

KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKA
Romance**** Bagi sebanyak orang cinta mungkin saja indah. Namun bagiku cinta itu adalah pilihan. Jika kamu bahagia karna cinta maka wajib untuk kamu pertahakan, namun jika kamu sakit karna cinta itu maka kamu harus mengikhlaskannya untuk pergi..... Inilah...