CHAPTER 13

17 3 0
                                    

"Tengggtongggg" ponselku berbunyi.
"Bagaimana harimu?"
"Selalu indah, karna mu"
"Tentu, aku sudah tahu. Malam nanti kau ada tugas?"
"Aku rasa tidak, kenapa?"
"Bersiaplah, aku akan menjemputmu"
"Kita mau kemana?"
"Lihat saja nanti. Bersiaplah, aku akan menjemput pukul 20.00"
"Baiklah"

Entah aku akan di ajak kemana olehnya, tidak seperti biasanya dia seperti ini. Merahasiakan kita akan pergi kemana malam nanti.
Apakah kita akan makan malam di tempat yang romantis? Atau mungkin pergi ke tempat terbuka untuk melihat bulan dan bintang?
Ahh.. intinya aku tidak sabar untuk menunggu waktu nya tiba.

************

PUKUL 20.00 WITA

"Rapi banget kak, mau pergi kemana?"

"Entah, aku sendiri pun tidak tahu ma, Doni hanya menyuruhku bersiap saja"

"Jangan kelayapan deh. Dasar"

"Anak kecil gak boleh ikut campur!!"

"Sudah - sudah kalian ini. Ya sudah hati - hati dan jangan pulang terlalu malam ya"

"Iya Ma"

"Malam Tante"

"Malam, boleh saya mengajak Ayu keluar sebentar?"

"Boleh, tapi hati - hati ya, jangan pulang terlalu malam."

"Baik Tante, kita jalan Dulu, sampai nanti"

"Tante titip Ayu ya"

"Iya Tante"

"Jalan dulu Ma"

"Iya, Hati - hati"

Hingga saat ini, Doni pun tidak memberitahu ku kita akan pergi kemana, entah kemana dia akan mengajak ku, aku ikut saja.

************

Doni menghentikan sepeda motor nya di sebuah rumah.
Hm... Jika aku menyebutnya itu rumah, namun kelihatannya tidak seperti rumah, tempat itu lebih terlihat seperti sebuah kantor atau gedung yang digunakan sebagai penyimpanan barang. Tetapi jika aku bilang itu kantor tempat itu juga tidak terlihat seperti kantor.

"Ayo"
"Kita ngapain kesini?"
"Sebentar lagi kamu tahu"

Saat setelah aku dan Doni melangkahkan kaki untuk masuk dan menuju ke gedung itu. Aku melihat seorang laki - laki yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
Laki - laki yang memakai baju kemeja dan celana panjang hitam, yang kelihatan nya sedang menunggu seseorang.

"Ayah"
"Eh. Doni"

Ayah? Doni memanggil nya Ayah? Jadi itu adalah Ayah Doni? kenapa Doni tidak memberitahu kepada ku sebelumnya jika dia akan mengunjungi Ayahnya? Aku tidak memiliki persiapan apapun. Dan ini pertama kali nya aku bertemu dengan Ayahnya.
Doni pernah bilang, bahwa Ayah nya juga memiliki hobby yang sama sepertinya. Yaitu bermain musik, aku rasa keahliannya dalam bermain musik itu menurun dari Ayahnya.
Dan jika di lihat - lihat Doni dan Ayah nya sangat mirib. Namun sayang sekali, mereka harus tinggal di tempat yang berbeda dan bertemu hanya sewaktu - waktu. Doni
laki - laki yang kuat, dia bisa menghadapi semua ini. Bagaimana jika itu terjadi dengan ku?
Ayah dan Ibuku dulu hampir saja mengambil keputusan yang sama seperti orang tua Doni. Namun saat kedua orang tua ku bertengkar dan berniat berpisah Aku meninggalkan rumah selama 2 hari. Dan memutuskan untuk tinggal di rumah pamanku. Sejak saat itulah Orang tua ku tidak pernah bertengkar lagi. Mungkin saja pernah tetapi tidak di depan ku lagi. Karena mereka takut aku akan meninggalkan rumah lagi jika melihat mereka bertengkar. Itu bukan sebuah ancaman, tetapi aku tidak suka jika melihat kedua orang tuaku terus bertengkar. Tidak ada anak yang suka melihat Ayah dan Ibu nya bertengkar. Karena bagiku keluargalah yang paling utama. Sedih rasanya jika melihat keluarga kita bertengkar, rumah kita tidak akan terasa nyaman jika keluarga kita tidak akur dan bertengkar bukankah rumah itu adalah tempat yang paling nyaman untuk setiap orang? Maka apalah arti sebuah rumah jika membuat kita tidak nyaman?

PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang