Hari yang begitu terang, dilengkapi dengan sinar matahari yang membakar tepat di atas kepala.
Untuk pertama kalinya aku menduduki bangku perkuliahan. Culinary 6, itulah ruang kelas ku. Ruang dimana aku akan menghabiskan satu tahun kedepan bersama teman-teman baru, suasana yang baru, dan cerita yang baru.
Aku tidak mengenal siapa-siapa, karena teman kelompokku saat PDSP tidak ada yang sekelas denganku.
Perlahan-lahan aku berjalan menuju ruang kelasku. Berjalan melewati koridor sambil melihat disekelilingku menurut ku kampus biru ini desainnya memang unik. Kampus yang menyerupai kapal pesiar namun tidak begitu luas tapi masih bisa menampung mahasiswa dan mahasiswi yang besar seperti aku.Aku melihat kanan dan kiri, ruang galley untuk kitchen, restaurant untuk F&B service, Bar bahkan aku juga melihat adanya lapangan basket di tengah-tengah halaman kampus itu. Kampus yang kecil namun unik hebat jugaa. Unik karena desainnya, coba saja kalian datang ke kampus ku pasti kalian akan berpikiran sama seperti ku.
Beberapa langkah sudah aku melangkahkan kaki ku mulai dari tempat parkir hingga menuju ruang kelasku.
Aku melihat seseorang yang sejenis denganku, ya seorang perempuan yang sedang berdiri sendirian di depan ruang kelas ku."Hi, kamu anak apa?" Tanya ku.
"Aku anak culinary 6!".
Langsung saja aku tercengang sepertinya aku salah bertanya, dengan mengajukan pertanyaan "kamu anak apa" tapi Syukurlah dia tidak tersinggung dan mengerti maksud dari pertanyaan ku.
"Wahh sama dong itu artinya kita teman sekelas. oiya kenalin aku ayu".
"Aku dwi. Untung ada kamu, jadi aku tidak sendirian"
"Awalnya juga aku berpikiran seperti itu syukurlah, sekarang ada kamu"
Beberapa menit saat aku sedang bercakap-cakap dengan Dwi teman baru ku itu, datang lah empat orang lagi yang sejenis dengan aku dan Dwi
Mereka adalah Putri,Sonia,Reni dan Meisi."Kalian culinary 6?". Tanya Putri
"iya" jawabku dan Dwi.
"Pintu ruang ini belum terbuka ya?".
"Belum". Jawab Dwi.
Aku hanya bergumam dalam hati saat Meisi bertanya seperti itu.
Sudah tahu pintu tertutup, dan kita masih di luar ruangan, ya jelas saja belum terbuka.Jujur saja aku bukan orang yang suka
basa- basi.
Namun bergumam saat orang bertanya memang tidak baik memang apa salahnya kalau dia bertanya? Ahh aku terlalu jahat terhadapnya.****** *****
Pintu ruang kelas kami pun akhirnya terbuka
Aku dan Dwi lalu bergegas mencari tempat duduk.
Ruang kelas ku ini juga tidak terlalu besar, namun fasilitasnya kalau aku lihat-lihat bagus juga kampus ini memang elite. Ruang kelasnya saja dilengkapi dengan dua buah AC. Selain itu ada satu LCD projector, satu papan tulis putih dan disamping papan tulis itu ada sebuah meja dimana itu adalah tempat duduk dosenku nanti.
Kalau aku pikir-pikir duduk di depan dosen serem juga ya. Kalian ingat? Senior-senior ku saat PDSP saja galaknya sudah seperti kak rose kakak dari Upin dan Ipin, bagaimana dengan dosen-dosenku nanti?? hmm... Lebih baik duduk di belakang saja, cari aman.
Aku, Dwi dan Reni duduk di bangku kedua tepat disebelah kiri meja dosen. Yah...Supaya bisa jauh dari dosen.
Sedangkan Meisi, Putri, dan, Sonia mereka bertiga duduk di bangku depan, tepatnya di depan ku dan dua teman ku itu.
Sisa kursi yang lain itu diduduki oleh teman laki - laki ku.Laki - laki di kelasku kelihatan standar-standar saja sihh tapi boleh juga hahaha beberapa dari mereka ada yang keren bagiku.
Namun... Ahh ngapain juga aku memikirkan itu, tidak penting juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI UNTUK BAHAGIA ATAU BERTAHAN UNTUK LUKA
Romance**** Bagi sebanyak orang cinta mungkin saja indah. Namun bagiku cinta itu adalah pilihan. Jika kamu bahagia karna cinta maka wajib untuk kamu pertahakan, namun jika kamu sakit karna cinta itu maka kamu harus mengikhlaskannya untuk pergi..... Inilah...