✨Misi Pertama Tim Eagle✨

363 36 5
                                    

Cukup dengan waktu 5 menit saja kami bisa melewati jalanan yang cukup padat kendaraan dan sampai di TKP dengan cepat. Ini berkat bantuan alat bernama sirine khusus polisi yang ditempelkan Wohwan sonbae di atas mobil yang kita kendarai. TKP pertama tim kami adalah sebuah gudang tua yang sudah lama tak terpakai, berada di pinggiran kota Gangnam, tempat ini berjarak sekitar 7 km dari kantor pusat.

Selama berkendara tadi Seungwon sonbae telah menyusun strategi untuk misi penyelamatan ini. Kami berenam akan dibagi menjadi 2 tim, tim 1 beranggotakan 4 orang akan menyergap sekaligus sebagai pengalih perhatian dari depan sedangkan tim 2 beranggotakan 2 orang akan menyelamatkan korban dari pintu belakang.

Wohwan sonbae sebagai orang yang paling paham tentang medis diantara kami berenam akan bertugas untuk menyelamatkan korban di temani dengan Chaewoon. Sedangkan sisanya akan berusaha mengalihkan perhatian dari depan.

Kami semua sudah siap di posisi masing-masing menunggu tanda dari Wohwan sonbae. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, Wohwan sonbae telah memberikan tanda ketiga jarinya yang membentuk seperti pistol dan memaju-majukannya, seperti sebuah isyarat untuk kami tim 1 mulai beraksi, saatnya untuk mengalihkan perhatian musuh.

Total ada 8 orang preman bertubuh cukup gempal yang harus kami lawan untuk memberikan waktu penyelamatan pada tim 2. Aku tak bisa membayangkan betapa ketakutannya sang pemilik toko klontong yang hanya seorang diri dikeroyok oleh 8 orang preman tersebut.

“Dasar pengecut beraninya kroyokan” gumamku pelan.

Serangan kami diawali oleh Seungwon sonbae yang mendobrak pintu gudang bagian depan dengan sangat keras. Tepat seperti dugaannya semua pandangan preman itu tertuju pada kami berempat. Mereka menatap marah pada kami.

Tanpa pikir panjang lagi kami menyerang ke 8 preman tersebut, untung saja para preman tersebut tidak membawa senjata tajam, menjadikan kami berempat, yang kalah jumlah, mudah untuk mengimbangi mereka.

Semua preman terpaksa berkelahi melawan kami karena beberapa orang temannya yang sudah maju terlebih dahulu untuk melawan kami berhasil dilumpuhkan, mereka jatuh kesakitan ke tanah entah karena tendangan, tonjokan, atau apapun serangan yang kami lancarkan ke tubuh gempal tersebut.

Sekarang tak ada preman yang menjaga sang pemilik toko, saatnya tim 2 untuk beraksi, aku bisa melihat mereka sangat cekatan dan hati-hati melakukan penyelamatan terhadap korban.

Berhasil” batinku berteriak kegirangan. Tim 2 berhasil membawa keluar korban dari gudang tersebut, mereka juga memberikan isyarat kepada kami kalau korban masih hidup.

Tiba-tiba terdengar suara mengaduh dari Sungrok sonbae, saat ku alihkan pandanganku ke arahnya setelah aku selesai menghajar musuh di depanku ku lihat dia memegangi perutnya, sepertinya bagian tubuhnya tersebut baru saja terkena tendangan dari pria bertubuh gempal di depannya. Lagi, terdengar suara mengaduh lagi, tapi bukan berasal dari Sungrok sonbae kali ini, suara itu berasal dari Suzy, ia terjatuh kelantai dengan sedikit tersungkur, kulihat ada darah di salah satu sudut mulutnya.

Tanpa menyia-nyiakan kesempatannya preman di depan Suzy melancarkan serangan selanjutnya, kulihat ia mengambil sebuah balok kayu, ia ingin memukul Suzy.

“Tidak!” pekikku di dalam batin, spontan aku berlari ke arah preman tersebut, lalu melayangkan tendanganku tepat pada bahu sebelah kanannya, ia sangat kaget dengan seranganku yang tiba-tiba itu.

Dan sepertinya seranganku juga cukup keras sampai balok kayu yang ia pegang jatuh bergelontangan ke tanah. Sang pemilik balok pun mengaduh kesakitan sambil melotot dengan sempurna ke arahku.

Tak terima dengan seranganku ia lalu melancarkan sebuah pukulan keras ke arahku, tapi karena posiaiku lebih siap dari pada dia aku dengan mudah mengelak pukulan tersebut dan membalasnya dengan sebuah pukulan yang tepat mengenai bagian ulu hatinya. Serangan tersebut sontak membuatnya terpukul mundur.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang