✨ D.C 2 ✨

122 25 6
                                    

♦️ Bae Suzy Pov ♦️

Sudah sekitar 5 jam Seunggi menghilang. Tim kami sudah mencari jejak mobil van hitam dengan plat JO-2424. Kami mencurigai mobil ini yang membawa Seunggi pergi karena dari rekaman cctv yang berhasil kami temukan, si wanita bertopeng terlihat memasuki mobil ini bersama dengan seorang lelaki yang membawa sebuah koper besar.

Tapi sudah 4 jam ini kami belum juga menemukan kemana perginya mobil van tersebut. Kami kehilangan jejaknya setelah keluar dari sebuah terowongan di pinggiran kota. Kami sudah menyusuri sepanjang jalan setelah terowongan tersebut, mengecek semua cctv yang berhasil kami jumpai, tapi hasilnya nihil. Mobil tersebut tidak terekam di cctv manapun.

Aku sangat khawatir, tentu saja kami semua khawatir akan keadaan Seunggi. Apalagi si pelaku berhasil mengetahui bahwa Seunggi adalah seorang polisi dan tujuannya untuk menangkapnya. Semua kemungkinan-kemungkinan paling mengerikan terus saja mendatangi otakku, hal itu mungkin juga terjadi pada semua anggota team eagle. Tapi, walaupun begitu, kami harus tetap berfikir secara logis dan mengendalikan emosi dan perasaan kami karena hal tersebut tidak akan membantu menemukan Seunggi. Kami harus tetap berfikir logis untuk bisa menemukan jejak si pelaku. Sepintar apapun seorang penjajat pasti ia akan meninggalkan jejak.

"Seharusnya aku tidak memintanya untuk menjadi umpan, aisshh bodoh sekali aku, bodoh!" sesal Seungwon sonbae dengan meninju dashboard di depannya.

"Kau tidak boleh menyalahkan diri seperti itu sonbae, aku yakin Seunggi bisa mengatasi ini, dia adalah pria yang kuat. Seperti katamu biasanya, kita harus tetap berfikir logis dan tidak boleh melibatkan emosi untuk memecahkan sebuah kasus" kataku untuk menenangkan Seungwon sonbae.

Aku tahu dia pasti merasa sangat bersalah sekarang ini, karena dia yang meminta Seunggi untuk menjadi umpan dan ia juga adalah ketua tim.

▼▲▼▲

♦️ Lee Seunggi Pov ♦️

Aku terbangun rasa pening yang sukses menguasi kepalaku. Semua badanku terasa remuk dan juga menggigil. Dan sialnya tangan dan kakiku masih dalam keadaan terikat. Sedangkan, keadaan Chanyeol terlihat sangat mengenaskan, luka-lukanya lebih parah, ia juga masih enggan untuk membuka matanya. Joo Iljung meninggalkan kami di sebuah ruangan yang sangat dingin seperti lemari es. Gila! Dia pikir kami daging yang harus diawetkan dengan freezer apa?!

"Park Chanyeol-shi, apakah kau mendengarku?" tanyaku sambil mencoba mengesot mendekatinya.

Sial, tubuh chanyeol terasa sangat dingin, ia menggigil. Wajahnya sangat pucat.

"Chanyeol-shi, aku butuh bantuanmu untuk membuka ikatan tanganku, jika kau masih bisa menggerakkan tanganmu maka anggukkan kepalamu" kataku yang sudah berhasil mendekati Chanyeol. 

Chanyeol menjawabnya dengan dua anggukan kepala lemah. Syukurlah. 

Aku segera memposisikan tanganku yang masih terikat di dekat tangan Chanyeol agar ia bisa lebih mudah untuk meraihnya.

Pelan tapi pasti kami berhasil melepaskan ikatan di tangan dan kaki kami. Sekarang saatnya aku untuk mencari cara agar bisa keluar dari ruangan es ini.

Uhuk-uhuk

Bruk

Aku menoleh pada Chanyeol yang baru saja terjatuh dari kursi yang ia duduki. Sial!, kondisinya semakin parah, tubuhnya semakin menggigil. Aku menghampirinya dan memeluknya untuk menyalurkan kehangatan tubuhku. Tunggu!

"Gotcha!"

Otakku menangkap sebuah ide. Kuambil kursi yang tadinya diduduki Chanyeol. Mempersiapkan ancang-ancang, lalu kupukulkan kursi tersebut ke tembok kaca yang mengurung kami.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang