✨Hanya Mimpi atau Sebuah Kenyataan? ✨

230 31 2
                                    

Setelah menyelesaikan misiku bersama Suzy aku berniat untuk meminum sedikit kopi untuk meredakan rasa kantuk yang masih setia menemaniku sejak tadi. Aku berjalan dengan menatap layar ponselku untuk mengecek sebuah notifikasi yang baru saja masuk. Tapi belum sempat aku membuka notifikasi itu tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang yang tak sengaja menabrakku dan sialnya lagi kopi yang ia bawa sukses menumpahi badanku. Aku sedikit berjingkat karena kaget oleh rasa panas yang tiba-tiba kurasakan.
"Ah, miane.." ucap pria yang menabrakku tadi sambil menepuk-nepuk kemejaku yang ketumpahan kopi.
"Ahh, Ne.." aku mendongakkan kepalaku untuk melihat wajah pria tersebut.
Saat pandangan kami bertemu ada raut keterkejutan di wajah ku dan juga wajahnya. Dia adalah polisi senior yang mengalungkan medali padaku dulu. Pria yang mempunyai sebuah luka di lengannya.
"Sepertinya kau terkena luka bakar nak, aku harus mengobatimu" ucapnya sedikit khawatir karena melihat sebagian kulit di perutku memerah, luka itu terlihat cukup jelas karena kemeja putih yang kugunakan sekarang basah kuyup karena kopinya tadi.
"Tidak apa-apa paman, aku bisa mengobatinya sendiri nanti" sanggahku.
"Tidak, tidak, aku harus mengobatimu, setidaknya aku harus bertanggung jawab karena perbuatanku kan?" bujuk pria tersebut.

Aku pun pasrah menuruti kemauannya, jujur luka di perutku sekarang memang terasa perih. Ia membawaku untuk duduk di sebuah pojok ruangan dan ia juga mengambil kotak P3K untuk mengobatiku.
"Siapa namamu nak?" tanyanya.
"Cha Geon paman, paman sendiri siapa?" tanyaku balik.
"Namaku Cho Hyungcul, aku adalah polisi senior yang ditugaskan di Busan, aku kebetulan kesini untuk menemui temanku" jawabnya.
"Eemm" anggukku tanda mengerti akan penjelasannya.
"Nak, sebaiknya kau lepas dulu kemejamu agar aku bisa mengobati lukamu. Lagi pula kemejamu juga sudah basah kuyup, sebaiknya nanti kau pakai kemeja milikku dulu, kebetulan aku membawa kemeja ganti" pintanya kepadaku.
Aku pun menuruti perintahnya untuk melepaskan kemejaku. Saat pandangannya tiba pada bagian tubuhku sebelah kanan ia sedikit mengernyit, seakan luka di lengan kananku tersebut mengingatkannya akan sesuatu.
"Bekas luka apa ini Cha Geon~sii?" tanyanya.
"Aku pun tak tau paman" jawabku yang membuatnya sedikit bingung.
"Maksutmu?" tanyanya lagi.
"Emm itu.. mungkin aku mendapat luka ini saat aku masih kecil paman. Sebenarnya aku adalah anak angkat dari kedua orang tua angkatku. Dulu mereka melihat aku saat aku menjadi sebuah korban tabrak lari, saat itu mobil mereka tepat berada di belakang mobil tersebut, karena saat itu hujan deras mereka tak sempat melihat plat sang penabrak. Appa segera membawaku ke rumah sakit saat itu, tapi saat sadar aku tak ingat apapun bahkan namaku" jelasku mengingat kejadian yang sebenarnya aku juga tidak ingat telah mengalami kejadian tersebut. Sejak kecelakan yang diceritakan orang tuaku, yang telah menimpaku 10 tahun lalu, ingatan pertamaku ialah saat aku membuka mata pertama kali disebuah kamar rumah sakit dengan kedua orang tua angkatku yang mendampinguku saat itu.
"Aku turut sedih dengan peristiwa yang menimpamu nak" ucap paman Hyungcul menepuk-nepuk bahuku "Kalau boleh tau, saat umur berapa kau mengalami kejadian tersebut nak?" tanyanya.
"Emm.. sekitar umur 14 tahun mungkin paman" jawabku sambil mengenakan kemeja yang diberikan oleh paman Hyungcul.
"Paman? Kalau boleh tahu luka di lengan paman, bagaimana paman bisa mendapatkan luka itu?" tanyaku menunjuk pada lengan kanannya.
"Aahh ini.. ini bekas luka yang kudapatkan saat aku melakukan pengejaran sekelompok mafia pengedar narkoba 7 tahun lalu. Saat aku melompat melewati jendela tua tanganku tak sengaja tergores besi tua cendela itu" jawabnya.
Setelah selesai mengobatiku, paman Hyungcul bangkit dari duduknya lalu mengeluarkan pistol yang ia simpan di bagian belakang punggungnya, mengamati benda itu sejenak untuk mengecek apakah masih ada peluru di sana, kurasa ia baru saja bertugas, lalu ia memasukkannya pada tas yang ia bawa. Memang tak ada yang aneh dari aktifitas tersebut. Tapi entah kenapa tiba-tiba kepalaku berdenyut, lagi, sebuah ingatan muncul di kepalaku.

🔙
Kali ini rasanya aku seperti tercekik. Dalam ingatanku tersebut ada seorang pria yang sedang mencekikku, sangat keras, sampai rasanya aku tidak bisa bernafas. Tapi, tiba-tiba ada pria lain yang menendang pria yang mencekikku tersebut, mereka berkelahi, sampai akhirnya pria penolong tersebut berhasil dikalahkan oleh sebuah tembakan pistol.
🔚

Seketika ingatan tersebut membuat kepalaku seperti mau pecah. Tanpa ku tau apa penyebanya tiba-tiba air mataku menetes, pandanganku mengabur, aku kehilangan semua fokus dan keseimbanganku. Tiba-tiba semuanya menjadi gelap, aku jatuh tak sadarkan diri.

▲▼▲▼

"Appa, appa. Andwae!! Appa!"
Aku terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal. Sungguh itu mimpi yang sangat buruk. Aku melihat seseorang tertembak di depan mataku, tapi ia tersenyum ke arahku, jenis senyum yang sangat hangat, senyuman yang kurasa aku sangat menyukainya, lalu matanya mulai menutup seiring tubuhnya yang tumbang ke tanah.
Tiba-tiba dadaku sangat sesak dan di sinilah aku terbangun sekarang. Di ruangan bertembok serba putih dengan banyak sekali peralatan medis.
"Kau tidak apa-apa nak?" suara paman Hyungcul membuyarkan lamunanku.
"Tidak apa-apa paman, dimana aku sekarang?" tanyaku yang masih asing dengan tempat ini.
"Ah, kau ada di klinik kesehatan kepolisian. Kau tadi tiba-tiba pingsan jadi aku membawamu kesini" jawabnya.
Benar tadi kepalaku terasa sangat sakit setelah beberapa ingatan yang tak ku mengerti tiba-tiba muncul.
"Apakah mungkin itu ingatan masa lalu ku?" batinku.
Tapi jika benar... kejadian itu sangat mengerikan.
"Ahh sudahlah, kepala ku jadi tambah pusing memikirkannya" batinku, lagi.
"Nak, sepertinya aku tidak bisa lama-lama lagi, aku ada janji sekarang. Kau bisa menjaga dirimu sendiri kan?" tanya paman Hyungcul.
"Eoh? Iya paman, paman tidak usah khawatir. Ah iya, terimakasih paman sudah membantuku" jawabku sekalian mengucapkan terimakasih padanya.

To be continued...

Pilih yang mana nihh kemeja putihnya?

Pilih yang mana nihh kemeja putihnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca 😊😊Gimana? Kalian suka nggak sama ceritanya? Tolong tinggalkan jejak dengan vote (klik tanda bintang di bagian kiri bawah) saat kalian online, agar vote kalian bisa masuk ya chingu 😁😁Dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
Selamat membaca 😊😊
Gimana? Kalian suka nggak sama ceritanya?
Tolong tinggalkan jejak dengan vote (klik tanda bintang di bagian kiri bawah) saat kalian online, agar vote kalian bisa masuk ya chingu 😁😁
Dan..
Komentar-komentar kalian juga sangat bermanfaat buat author loo chingu..
Komen tentang alur, tata bahasa, ketypo-an, prediksi cerita ala kalian, atau apapun bebas kok

Vote dan komen kalian akan sangat bermanfaat untuk semangat author terus melanjutkan karya ini

Oh iya..
Mohon maaf kalau ada kesalahan ya chingu, karena author juga masih belajar nulis nihh
.
Saran dari kalian akan sangat bermanfaat untuk author
.
Sampai bertemu di chapter selanjutnya..

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang