✨Peri?✨

200 29 0
                                    

Sesekali kulihat pemandangan langit malam kota Seoul dari balik kaca mobil yang kukendarai sendiri. Terlihat damai dan indah dengan taburan bintang-bintang. Setelah berkendara selama 10 menit akhirnya aku sampai di tempat tujuanku. Di sebuah kedai sederhana yang dengan sebuh gazebo-gazebo yang digunakan pelanggan untuk menikmati menu apa saja yang dihidangkan oleh kedai tersebut. Aku celingukan mencari keberadaan teman-teman ku. Notifikasi yang kuterima tadi siang sebenarnya adalah sebuah pesan ajakan untuk makan malam bersama dari Sungrok hyung. Aku, Sungrok hyung, Suzy, dan Chaewon memang suka makan bersama saat kami berempat ada waktu senggang.
Untung saja tempat makan ini tidak terlalu luas, jadi tak butuh waktu lama bagiku untuk mencari keberadaan mereka. Saat aku tiba di gazebo yang sudah berisi 3 orang tersebut, langsung saja ku-duduk-kan diriku di sisi meja yang kosong, meja ini berbentuk persegi, jadi sangat pas untuk ditempati kami berempat. Seperti acara makan bersama pada umumnya kami saling berbagi cerita, tertawa, dan mengejek satu sama lain.
"Hei, kalian tau tidak? Sebenarnya aku sudah pernah di pecat sebanyak 5 kali dari pekerjaanku, hahaha" ucap Sungrok sonbae dengan mata setengah terpejam.
Seperti biasa, cukup dengan 2 gelas soju saja sudah sangat sukses bisa membuatnya mabuk. Dan saat ia mabuk pasti masalah pekerjaannya dulu lagi yang di bahas. Sepertinya itu lah hal yang paling melukai harga dirinya.
"Kalian dengarkan baik-baik ya... aku akan ceritakan satu-persatu pekerjaan bodoh yang memecatku itu" racaunya lagi "Mari...kita...mulai" aba-abanya dengan memukulkan kedua tangannya seakan-akan sedang menabuh genderang "Per-" racauan nya terputus karena dirinya yang sepertinya sudah tertidur.
Kami bertiga yang sudah biasa melihatnya pun tertawa terbahak-bahak, bagaimanapun kejadian tersebut masih tetap lucu.

"Luka apa ini Geon-ah?" tanya Suzy yang tiba-tiba sudah mendongakkan kepalaku dengan salah satu tangannya.
"Eoh? Em, itu tadi tak sengaja ketumpahan kopi panas" jawabku masih dengan posisi mendongak.
"Aahh jadi itu alasan kau menghilang tiba-tiba, tadi profesor Sangyun mencarimu tau" ucap Suzy lalu menyeruput 1 gelas soju.
"Oh itu, iya dia tadi sudah bilang saat dia pulang" jelasku.
"Kata profesor Sangyun, kau dulu pernah menjadi korban tabrak lari, benarkah?" tanya Suzy lagi.
"Hm, benar, itu sudah 10 taun yang lalu, sejak itu aku tak mengingat masalalu atau asal usulku sama sekali dan juga tak ada yang mencariku, jadi kedua orang tua angkatku mengadopsiku. Tapi mereka sudah meninggal 1 tahun yang lalu" jawabku.
"Hah? Jadi selama ini kau tak mengingat asal usulmu sama sekali? Kalau namamu? 'Cha Geon' itu nama aslimu atau bukan?" selidik Suzy.
"Bukan, itu nama pemberian kedua orang tua angkatku. Sejak sadarkan diri pasca kecelakaan aku tak bisa mengingat apapun" jawabku dengan sedikit menghela nafas di akhir.
"Aaa.. jadi mungkinkah itu penyebabnya?" gumam Suzy sangat lirih sampai hampir tak terdengar.
"Penyebab apa Suzy-ah?" tanyaku yang tak sengaja mendengar gumamannya.
"Eoh? Ani, ani, bukan apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan penyebab..mesin pengering bajuku yang tadi sempat tidak berfungsi, hehe" jawabnya yang terlihat seolah-olah harus berfikir keras dahulu untuk menemukan jawaban tersebut.
"Eemm" ucapku sambil mengangguk-angguk.

Sebenarnya bukannya aku tidak penasaran dengan asal usulku, 'Apakah kedua orang tuaku masih hidup?' 'Siapa aku sebenarnya?' 'Apakah tak ada yang merindukanku?' terkadang pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul bergantian di kepalaku, membuatku sedikit pusing memikirkannya. Aku sudah berusaha keras mengingat masa laluku tapi tetap saja tak bisa. Kedua orang tua angkatku dan Sangyun samchon juga sepertinya juga tidak terlalu suka jika aku terus penasaran dengan masa lalu ku. Mungkin jika Tuhan mengizinkan aku akan mengingatnya kembali entah dengan cara seeperti apa itu. Biarlah skenario Tuhan berjalan apa adanya. Toh Tuhan pasti menghendaki yang terbaik untuk kita kan.

♦ Bae Suzy Pov ♦
Saat pertama kali bertemu dengannya di upacara kelulusan setelah karantina, aku sangat terkejut melihatnya. Wajahnya, senyumannya, cara bicaranya, semua sangat mirip dengan seseorang yang dulu aku kenal. Seseorang yang sempat aku tunggu kehadirannya dan sekarang pun aku masih berharap bisa bertemu dengannya, aku masih sangat berharap dimanapun, bagaimanapun keadaannya ia tidak melupakanku. Tapi sepertinya dugaanku salah besar, dia memperkenalkan dirinya sebagai Cha Geon. Bukan, bukan itu nama peri penyelamatku. Mungkin dia hanya seseorang yang kebetulan mirip saja.
Saat itu, saat ia menyelamatkanku dari para preman saat misi pertama kami. Sungguh seperti dejavu rasanya, diriku seperti tertarik kedalam kejadian di masa lalu. Kejadian dimana peri penyelamatku menyelamatkanku, menarikku dari kematian yang hampir merenggutku. Apa ini? Aku tersenyum kepadanya.
Senyum yang otomatis terkembang pada bibirku, bukan sepenuhnya kehendak kesadaranku.
Tak kuduga, dia membalas senyumanku, sungguh hatiku saat itu pasti sudah melompat kegirangan.
Kehangatan, kelembutan, kenyamanan, itulah yang kurasakan saat ia tersenyum seperti itu kepadaku.
Tapi kusadari satu hal, segera kutarik diriku dari khayalanku, kusadarkan diriku bahwa dia hanya seseorang yang kebetulan mirip dengannya, karena faktanya dia tidak mengenaliku atau dia sudah melupakanku?
Tapi sebuah fakta yang baru saja ia lontarkan saat ini. Menyirami sebuah kuncup harapanku, kuncup yang sudah lama layu.
'Kecelakaan? 10 tahun yang lalu?'
'Dan.. selama ini dia tidak mengingat masa lalu nya'
"Aaa.. jadi mungkinkah itu penyebabnya?" tanpa sadar aku bergumam.
Itukah penyebab ia tak mengenaliku?
Tuhan...
Bolehkah aku berharap memang benar itu dia? Bolehkah aku berharap ia akan mengingatku lagi? Bolehkah aku berharap masa-masa indah itu terulang lagi pada kami berdua?
"Penyebab apa Suzy-ah?" tanyanya tiba-tiba memecah lamunanku.
"Eoh? Ani, ani, bukan apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan penyebab..mesin pengering bajuku yang tadi sempat tidak berfungsi, hehe" jawabku dengan berfikir keras.
Aku harus menemukan jawaban yang tepat, bukan? Mana mungkin aku menjawab kalau aku memikirkan 'Penyebab ia tidak mengenaliku?', untung saja ia percaya begitu saja.
"Bagaimana dengan kedua orang tua mu Suzy-ah?" tanya Chaewon tiba-tiba.
"Eomma lebih suka tinggal di tempat yang tidak terlalu bising, ia lebih suka suasana pedesaan, maka dari itu saat ku ajak ia tingl bersamaku ia tidak mau. Sedangkan appa ku sudah meninggal sekitar 10 tahun yang lalu" jelasku mengingat kembali betapa terpukulnya aku saat itu.
Saat appa ku pergi meninggalkanku, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu. Karena sebuah kecelakaan di tempat kerjanya, ia meninggalkanku dan eomma.
Untuk menghilangkan kesedihanku kuteguk segelas soju lagi, tapi rasa sedih itu masih tetap terasa, kuteguk lagi segelas, belum cukup, kuteguk lagi segelas, masih belum, kuteguk lagi segelas, ah sudah, kurasa sudah cukup. Dan inilah konsekuensi yang harus kuterima, kepalaku sangat pening saat ini. Aku merasa sangat mabuk.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang