✨ Ingatan Masa Lalu ✨

161 22 8
                                    

♦ Cha Geon Pov ♦

Langit di siang menjelang sore hari ini tampak sangat indah, warna birunya yang cerah seakan tersenyum kepadaku. Sangat berkebalikan dengan sebuah rumah yang teronggok begitu saja di depanku ini. Rumah yang juga menjadi saksi bisu kematian kedua orang tua kandungku 10 tahun lalu. Sepertinya, dulu telah terjadi sebuah kebakaran besar di rumah ini, sehingga menyebabkan seluruh isi rumah ini terbakar hangus.
Suzy yang mengantarku ke sini, awalnya dia tidak mau karena takut luka lamaku akan terbuka kembali dan membuatku semakin tenggelam dalam kesedihan atau rasa dendam, tapi karena aku yang terus memaksa dan menyakinkannya akhirnya aku berhasil sampai di tempat ini. Ditinggalkan dengan keadaan yang sangat menyedihkan begitu saja, itulah keadaan rumah ini sekarang.

Setelah kulangkahkan kakiku memasuki rumah itu, satu per satu kenangan masa lalu ku mulai muncul. Bagaikan menyaksikan sebuah pemutaran film lawas yang masih menggunakan pita film, aku perlahan seperti di tarik kembali ke masa lalu. Aku ingat saat itu adalah tepat 1 hari sebelum hari ulang tahunku. Appa mengajak aku dan eomma untuk merayakannya di rumah liburan milik keluarga kami yang terletak di pinggiran kota. Rumah ini memang sudah sering kami kunjungi, apalagi aku, mungkin bisa sampai 1 minggu sekali. Saat itu kami berencana untuk menginap selama 3 hari di sini. Menghabiskan Quality Time yang sangat jarang keluargaku dapatkan karena Appa yang cukup sibuk bekerja.

▼ Flashback On ▼

"Eomma! Appa! Benarkah kita akan merayakan ulang tahunku di sini?" tanyaku sambil sesekali memainkan bola di kakiku.

"Ne, joha?" jawab eomma ku yang duduk di samping appaku.

Mereka terlihat seperti pasangan paling bahagia di dunia ketika sedang duduk bersama seperti itu. Sesekali mereka saling bercanda dan tertawa kecil. Sebuah pemandangan yang sangat indah dan tentunya sayang untuk dilupakan.

"Hm" jawabku dengan senyum cerah terkembang di bibirku. Lalu kuhentikan permainan bolaku dan berjalan ke arah mereka.

"Tentu saja Seunggi suka, nanti kan dia bisa mengundang kekasih rahasianya" celetuk appaku lalu mengedipkan sebelah matanya kepadaku.

Sungguh kalimat itu membuatku mematung, mataku membulat sempurna, jantungku tiba-tiba berdegup lebih cepat, wajahku mungkin sekarang sudah memerah karena menahan malu.

'Bagaimana appa bisa tau?' batinku kebingunan.

"Apa maksut appa? Kekasih rahasia? Siapa? Pacaran saja aku tidak pernah" belaku masih dengan sedikit gugup.

"Kau kira appa tak mengamatimu selama ini? Gelagatmu terlalu jelas Seunggi-yaa" jawab appa sambil mengacak rambutku "Tapi tak apa, gadis itu manis, ia sepertinya juga baik" kalimat itu semakin membuatku tersipu malu.

"Undanglah ia ke sini Seunggi-ya, eomma kan juga ingin kenal" tambah eommaku sambil mengedipkan sebelah matanya.

Seperti dua malaikatku ini sedang sepakat untuk menggodaku, dan hal itu sukses. Aku sangat malu sekarang. Selama ini aku tak pernah begitu akrab dengan teman gadisku. Karena kebanyakan mereka yang mendekatiku selalu tidak tulus. Mereka hanya mengincar harta atau kalau tidak hanya sebuah popularitas semata.

○○○○

Di terangi oleh cahaya bulan dan gemerlap bintang di langit aku berjalan dengan senyuman yang tak pernah pudar di bibirku setelah pertemuanku dengan gadis yang appaku sebut sebagai kekasih rahasiaku itu. Aku sangat senang membayangkan bahwa gadis itu besok akan datang ke acara spesialku, ulang tahunku. Aku baru saja mengundangnya tadi, dan ia juga terlihat sangat senang dengan undanganku itu. Membayangkan bagaimana ia tersenyum manis kepadaku, aku sangat senang, senyum dan binar mata yang begitu indah. Aku berharap senyum dan binar itu bisa menemaniku untuk selamanya.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang