✨ Reason ✨

130 20 16
                                    

♦️ Lee Seung Gi Pov ♦️

Setelah sampai di Seoul tadi, aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Aku harus bertanya kepada kakek sendiri, mendengar pengakuannya sendiri dengan telinga dan mata kepalaku sendiri, baru aku akan percaya dengan cerita yang dikatakan oleh Kim Nam Gil. 

Sekarang aku sudah berjalan menyusuri rumah, memanggil-manggil kakek. Aku sudah mencarinya hampir kesetiap sudut rumah tapi belum juga menemukan hasil. Padahal, biasanya kakek sudah pulang dan dengan mudahnya aku bisa menemuinya di ruang kerjanya pada jam-jam ini. Untuk itu aku memutuskan untuk meneleponnya. 

Tilulit (anggap ini suara telefon di reject ya) 

📥 Kakek
Maaf Seunggi kakek sedang tidak bisa mengangkat telfon. Ada apa, Seunggiyah?

Seunggi📤
Kakek dimana sekarang? Apakah
aku bisa menemui kakek sekarang juga? Aku ingin menanyakan sesuatu~ 

📥Kakek
Kakek sedang berada di Incheon, temui kakek di rumah peristirahan Incheon, kebetulan kakek juga mau menyampaikan sesuatu. 

Seunggi📤
Ne~ 

Tanpa berpikir panjang aku segera melangkahkan kakiku menuju Incheon, karena perjalanannya mungkin akan sedikit panjang.

Tapi tiba-tiba ponselku kembali berdering. Sebuah panggilan dari Suzy. Aku segera mengangkatnya, ternyata dia juga ingin menemui kakek bersamaku.

"Kakek sekarang sedang berada di Incheon, suzy-ah. Aku sekarang sedang perjalan menuju ke sana. Temui aku di rumah peristirahatan Incheon. Aku akan mengirimkan alamatnya segera"

Terdengar jawaban menyetujui dari seberang panggilan. Setelah panggilan berakhir, aku segera mengirimkan lokasi yang akan aku tuju kepada Suzy.

○○○

♦️ Third Person Pov ♦️

Seunggi telah sampai di rumah peristirahatan Incheon. Rumah tersebut merupakan rumah peristirahatan milik keluarga Lee.

Setelah mendapati pintu yang tidak terkunci, Seunggi langsung melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut.

"Kakek!" panggil Seunggi.

Tak ada balasan sama sekali.

"Kek!!!" kali ini Seunggi lebih meninggikan suaranya.

Tapi tetap tidak ada jawaban. Sampai matanya menangkap sebuah pintu kamar yang terbuka.

"Kek?" panggil Seunggi saat akan melangkahkan kaki memasuki kamar.

"Akhirnya kita bertemu lagi" ucap seseorang dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.

Pemandangan di depan Seunggi saat ini benar-benar membuat ia seperti kehilangan seluruh oksigennya untuk bernafas. Seunggi menggertakkan giginya, marah. Bagaimana tidak? Saat ini kakeknya sedang dalam keadaan terikat di sebuah kursi dengan bayang-bayang sosok yang sebulan lalu membuat Seunggi harus menginap di rumah sakit. Lengkap dengan sebuah pistol yang sudah tergenggam rapi di tangannya.

"Lepaskan kakekku, bajingan!"

"Bukankah nyawa seharusnya juga dibayar nyawa, Seunggi-shi?"  tantangnya.

Seunggi mencoba untuk menenangkan dirinya. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan kakeknya adalah dengan cara berdiskusi, terlalu besar resikonya jika ia nekat untuk menggunakan kekuatan fisik saat ini.

Seunggi menghela napas panjang.

"Kek? Tolong katakan jujur kepadaku, apakah kakek terlibat dalam kasus itu?" tanya Seunggi.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang