Part 09 - Muak

1.9K 168 50
                                        

Tit tit tit

Terdengar pintu apartemen terbuka. Sehun yang sedang duduk-duduk di sofa segera berdiri dan menuju pintu menyambut Tuan rumah.

"Thanks Yeol. Kau tak mau masuk dulu?" Terdengar samar-samar suara Junmyeon dari luar.

"Nope, thanks. Err~ lagipula sepertinya satpammu tidak mengizinkanku masuk." Chanyeol berbisik ke telinga Junmyeon.

"Jun, kenapa tidak langsung masuk?" Sehun bertanya dengan dingin sambil mengambil kantung belanja dari tangan Junmyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jun, kenapa tidak langsung masuk?" Sehun bertanya dengan dingin sambil mengambil kantung belanja dari tangan Junmyeon.

Junmyeon memutar bola matanya. "Aku juga kan baru sampai. Lagipula apa kau tidak lihat Chanyeol masih disini?"

"Lihat. Sudah mau pulang kan? Bye, see you. Ayo masuk." Sehun membuka pintu lebih lebar mengajak Junmyeon untuk masuk.

"Aku masuk dulu ya Yeol. Bye!" Junmyeon mengecup pipi Chanyeol.

"Bye Jun."

Sehun menutup pintu sedikit membantingnya.

"Apa-apaan itu tadi?"

"Apanya?" Junmyeon mengernyit bingung.

"Kau bilang tadi mau belanja sendiri. Kenapa bersama Chanyeol?"

"Aku bertemu dengannya di supermarket. Jadi kami belanja bersama." Junmyeon menyusun barang-barang belanjaannya ke dalam kulkas.

"Dan harus berciuman saat pamit?"

"Berciuman? Kapan?" Junmyeon mengalihkan pandangannya kearah Sehun sambil mengernyitkan dahinya.

"Tadi."

"Cium pipi maksudmu? Astaga, itu bahkan bukan ciuman." Junmyeon tertawa. "Hanya kebiasaan."

"Sepertinya kau sudah terlalu lama tinggal di Amerika, kau semakin mirip dengan orang sini." Sehun mengatakannya dengan sangat dingin dan berlalu pergi menuju kamar mereka.

Junmyeon mengejar Sehun ke dalam kamar. "Kau ini kenapa sih?"

"Kau yang kenapa. Kau bukan seperti Junmyeon yang ku kenal."

"Memang Junmyeon seperti apa yang kau kenal?" Junmyeon mulai menaikkan suaranya.

"Kau...kau dulu-"

"Apa? Aku yang bodoh? Yang selalu mengikutimu kemana pun kau pergi? Yang tak memiliki tujuan hidup yang jelas itu maksudmu? Iya?"

Sehun hanya diam melihat Junmyeon yang sedang emosi.

"People change! Okay? Ya, aku memang bukan Junmyeon yang dulu. You made me!"

"Jun."

"Stop it! Tak bisakah kau urusi dirimu sendiri? Seperti yang kau minta padaku dulu untuk menjauhimu? Aku sudah begitu pusing dengan kedatanganmu yang tiba-tiba mengganggu kehidupanku, jangan membuatku tambah muak lagi melihatmu." Junmyeon keluar kamar dan membanting pintu kamar.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu apartemen juga terbanting. Pria mungil itu pergi meninggalkan Sehun sendirian. Sehun hanya bisa terdiam berusaha menenangkan dirinya.

Setelah hampir satu jam ia duduk termenung di kasurnya, Sehun mengambil HP yang tergeletak di sampingnya.

"Yeobosaeyo~" terdengar suara wanita paruh baya diujung sana.

"Eomma." Sejenak Sehun diam. "Apa kau juga muak punya anak sepertiku?"

*****

Junmyeon yang sedari tadi duduk di taman berusaha menenangkan emosinya melihat ke arah jam di pergelangan tangannya.

"Tsk~ mengapa sudah jam 11 malam saja, cepat sekali." Junmyeon bangkit dari bangku taman.

"Kita bahkan belum sempat makan malam." Junmyeon memandang kearah apartemennya dari luar.

Junmyeon memasuki apartemennya yang disambut dengan kegelapan.

"Aah~ aku lapar sekali." Junmyeon menyalakan lampu dapurnya dan melirik kearah kamar. Dilihatnya cahaya dari sela bawah pintu. "Tsk~ apakah dia sudah makan?"

Mata Junmyeon tertuju pada meja makan. Dilihatnya beberapa piring lauk dan sup yang ditutup dengan plastic wrap.

"Dia yang memasak ini? Cih, padahal tak perlu repot-repot." Kembali ia memandang kearah kamar. Lalu mengambil masakan itu dan menghangatkan ke microwave.

"Hmm~ lumayan juga. Sejak kapan dia memikirkan orang lain?" Junmyeon melanjutkan makannya dengan tenang.

Selesai makan dan mencuci piringnya. Ia masuk ke kamar dan melihat Sehun yang terbaring menyamping di kasurnya. Junmyeon Naik ke tempat tidurnya dan berbaring menghadap punggung Sehun.

"Seandainya...." Junmyeon menghela nafasnya. "Seandainya kau datang saat di bandara waktu itu..." Junmyeon menghadap ke langit-langit. "Semuanya pasti tidak akan seperti ini."

Sepasang mata yang sedari tadi masih terjaga akhirnya menutup matanya. Mengutuk dirinya yang tak mau tidur daritadi.


TBC

Hey yo~ I'm back hahaha
Setelah lama tak update, maafkan Saya reader-nim🙇‍♀️

Hope you like it, semoga nggak kelamaan stuck untuk menginterpretasikan yang ada di otak kedalam tulisan😅😅

Voment juseyo~

BreakevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang