Part 01 - Janji

3.3K 257 20
                                    

*ting tong*

"Jankamman. Nuguseyo?"

"Junhee-ya! Na...Sebin, Oh Sebin."

Eomma Kim membuka pintu setelah melihat siapa yang datang melalui monitornya.

"Omo! Sebin-ah! Bagaimana kau bisa datang? Kenapa tidak bilang-bilang?"

"Surprise!" Oh Sebin memeluk Kim Junhee setelah masuk ke rumah.

"Annyeong haseyo, Oh Sehun-imnida." Seorang bocah kecil muncul dari belakang eommanya, lalu membungkuk memperkenalkan dirinya.

"Omo! Apakah ini anakmu Sebin-ah? Aigoo..tampan sekali kamu Sehunnie. Panggil saja eomma Kim arasseo?" Eomma Kim mengelus kepala Sehun lalu memeluknya.

"Eo-mma." Panggil seorang bocah malu-malu melihat tamu yang datang ke rumahnya.

"Junnie! Sini, perkenalkan dirimu pada teman eomma dan juga teman barumu."

"Annyeong haseyo, Kim Junmyeon-imnida. Bangapseumnida." Junmyeon menunduk lalu tersenyum hingga matanya berbentuk bulan sabit.

"Aigoo...anakmu juga tampan Junhee-ya. Panggil saja aku eomma Oh arasseo, dan ini Oh Sehun" Sebin mendekatkan kedua anak tersebut untuk berjabat tangan.

"Annyeong Sehunnie." Bocah kecil itu memamerkan senyum terindahnya kepada sahabat barunya yang hanya dibalas dengan tatapan datar.

"Eum...annyeong Junmyeon-ah."

"Sehun, kamu main dengan Junmyeon dulu ya. Eomma mau berbicara dengan eomma Kim."

"Ne, eomma."

"Kajja Sehunnie." Bocah manis itu menggandeng tangan Sehun dan membawanya ke taman belakang.

"Ada apa Sebin-ah, kau datang tiba-tiba tanpa memberi tahu terlebih dahulu."

"Begini Junhee-ya, sebenarnya kami baru pindah, 2 rumah dari sini, kau tahu, yang ada pohon ceri di depannya."

"Mwo?? Jinjja?? Daebak!! Kita bisa makin sering bersama donk."

"Nah, itu dia Junhee-ya, kau tahukan betapa sibuknya suamiku itu." Eomma Oh memutar bola matanya kesal. "Tiba-tiba cabang perusahaan yang di Beijing ada masalah, jadi kami akan kesana selama beberapa bulan untuk mengurusinya."

"Omo... kwaenchanhayo?"

"Kau tidak perlu khawatir. Hanya saja, aku memikirkan Sehun. Ia sekarang kelas 6 SD, sebentar lagi akan masuk SMP, tidak mungkin kan kami memindahkan ia disaat sekarang."

"Lalu? Sehun bagaimana?"

"Apakah aku bisa menitipkan Sehun padamu selama beberapa bulan ke depan Junhee-ya?"

"Tentu saja bisa Sebin-ah, kau tidak perlu sungkan."

"Sebenarnya, biasanya aku menitipkan Sehun pada neneknya. Tapi, kau tahu kan, bagaimana perangai keluarga Oh. Dinginnya melebihi dingin es batu. Aku khawatir pada Sehun. Dia jadi lebih suka menyendiri. Dia tidak punya masalah dengan teman sekolahnya, tapi bukan berarti ada yang dekat juga. Entahlah, aku bingung dengan keturunan Oh ini." Eomma Oh memijit bagian hidung atasnya seperti sedang berpikir keras.

"Tapi kau berhasil menaklukkan ayahnya hahaha."

"Ya, dan kau tahu seberapa keras perjuanganku mendapatkan Oh Hunjin sialan itu. Hampir-hampir aku menyerah."

"Kau tenang saja, aku akan menjaga Sehun dengan baik. Lagipula disini Ada Junmyeon kan, aku akan menyuruh dia selalu menemani Sehun."

"Aku tidak tahu akan bagaimana tanpamu Junhee-ya!!" Eomma Oh memeluk eomma Kim Dan mengguncang-guncangnya.

"Dasar kau, tetap saja pecicilan seperti dulu." Kedua eomma itu tertawa terbahak-bahak satu sama lain.

Sementara di taman belakang Junmyeon sibuk memperhatikan Sehun yang asik dengan bukunya.

"Sehunnie, kau tidak mau bermain ayunan?"

"Tidak."

"Apa yang kau baca?"

"Novel Lima Sekawan, apa kau tahu?"
Bocah yang bernama Sehun itu bertanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tidak, aku tidak tahu."

"Kalau begitu kau diam saja. Aku ingin menyelesaikan novel ini."

"Arasseo." Junmyeon mencebilkan bibirnya, lalu pergi ke ruang tamu.

"Eomma! Eomma!" Teriaknya berlari menuju eommanya.

"Waeyo Junnie?" Eomma Kim memangku anak semata wayangnya itu.

"Junnie mau novel Lima Sekawan eomma!"

"Mwo? Tumben. Biasanya kamu minta mainan."

"Aigoo, ini pasti karena anak itu. Junnie sayang, nanti eomma Oh bawakan ya seri novel Lima Sekawan yang banyak. Tapi Junnie harus janji sama eomma Oh, mau jadi sahabatnya Sehun, bagaimana?"

"Ne eomma Oh. Junnie mau." Bocah manis itu dengan cepat menganggukkan kepalanya, lalu berlari ke pelukan eomma Oh.

"Junnie janji akan jadi sahabat Sehunnie sampai kami besaaaaaar nanti."

Janji Junmyeon kecil di penuhinya, namun cukup sampai saat ini. Mereka sudah bertumbuh besar kan? Janji itu sudah tidak relevan lagi. Janji itu tidak bisa lagi Junmyeon pakai untuk menahan Sehun. Sehun tidak bahagia bersama nya. Apa yang bisa Junmyeon lakukan jika keberadaannya tidak diinginkan oleh bocah dingin itu. Junmyeon rasa kehangatan dirinya belum dapat menyentuh hati dingin seorang Oh Sehun.

TBC

Part 1 done hehehe, eotte??
1 chapter segini udah pas atau terlalu sedikit menurut readers tersayang?

Voment juseyo~😊😊😊😊

BreakevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang