8

4.9K 560 22
                                    

Awal mula hidup adalah sebuah tangisan. Tapi entah kenapa tangisan itu membuat semua orang yang mendengarnya jadi tersenyum senang. Bagi chenle hidup itu tidak selamanya menyedihkan akan ada masanya untuk manusia lemah sepertinya merasa senang. Cukup satu, jangan pernah merasa sendirian. Ada orang lain yang menyayangi dirimu lebih dari dirimu sendiri.

Dirimu adalah ciptaan Tuhan yang paling berharga. Dirimu adalah berlian indah yang belum ditemukan orang lain. Jangan putus asa. Jadilah orang kuat yang bisa membantu untuk menghilangkan kesedihan orang lain. Kau adalah kau. Kau bukan dia atau mereka. Kaulah yang memutuskan seperti apa hidupmu. Keputusan ada ditangan mu. Percayalah kau begitu berharga.

***

"Chenle. Ntar temenin gue ke toko buku ya" ujar jisung sambil merangkul tubuh mungil itu.

Chenle hanya mengangguk tanpa melihat wajah jisung yang menekuk kesal karena sedari tadi diacuhkan.

Merasa diperhatikan chenle melirik e arah jisung yang ada disebelahnya
"Gue tau gue ganteng"

"Najis. Gantengan juga gue. Jelas"

Chenle mendengus kasar
"Terus kenapa liatin gue ? Ada maunya pasti nih"

"Hehe tau aja lu kutil cina"

Chenle melotot sambil melempar pensilnya ke arah jisung.
"Ngomong apa lu ? Nyari ribut ?"

"Kagak le. Gue cuma mau ngajak lu nonton film"

"Gue mager. Kalo mau keluar rumah mending Lo ajak lami aja. jangan gue"

Jisung terdiam mendengar penuturan chenle dengan nada ketusnya itu. Jisung tau jika chenle memperhatikan dia belakangan ini karena kabar bahwa dirinya dan lami dekat sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

"Lo cemburu ya ? Hmm ? Hayoo ngaku"

"Emang gue punya kuasa apa tuan Park ? Serah elu lah. Yang ngejalanin juga elu bukan gue"

Jisung tersenyum
"Lo sahabat gue kan le ? "

Chenle menoleh sambil liat wajah jisung yang sendu
"Emang kenapa ?"

"Gue suka kok kalo elo larang gue. Banget malah"

"Gue gak bakal gitu. Jadi jangan berharap"

"Gue tau. Makanya gue kecewa"

"Lo juga gak berhak buat kecewa"

"Iya gue tau"

Setelah itu suasana jadi hening. Baik jisung dan chenle sama sama diam ditempatnya. Ngomong ngomong mereka sedang dirumah pohon yang ada di halaman belakang rumah mereka. Chenle lagi asik di meja dengan ponselnya sedangkan jisung duduk santai di sudut ruangan dengan berbagai macam Snack di pangkuannya.

Bosan dengan suasana canggung ini. Jisung melemparkan popcorn ke arah chenle membuat sang korban memekik kaget

"Bego banget si ?!"

"Lebay banget. Orang cuma dilempar popcorn doang"

"Gue kaget bangke"

"Terus gua kudu ottokhe ?"

"Pulang Sono. Gue mau tidur aja"

"Disini ?"

"Iya lah" ujar chenle yang sudah berbaring membelakangi jisung

Jisung berfikir sebentar lalu mendekat ke arah chenle
"Gue ikut"

Chenle menoleh ke arah jisung untuk protes tapi sebelum itu jisung sudah membekap mulutnya
"Dan gak ada penolakan !"

Chenle diam dan mencoba tidur. Jantungnya berdetak kencang. Dia tidak tau ini perasaan apa. Tapi belakangan ini dia sering kali merasakan perasaan seperti saat ini. Awalnya chenle kira ini hanya sementara tapi lama kelamaan makin terasa. Dia mulai terganggu dengan getaran aneh yang membuat nya salah tingkah seperti sekarang.

Chenle membuka matanya lalu berbalik menghadap jisung yang sudah terlelap.

Tangannya terulur untuk menyentuh pipi kanan sahabatnya yang tirus itu. Namun saat chenle asik dengan lamunan nya terbesit rasa bersalah.

"Maafin gue. Gue tau ini salah"

****

Tbc

Because Of You(Chensung) {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang