1K 160 4
                                    

❝ apapun yang
manusia alami,
biarlah tetap menjadi
misteri. ❞

Ketel yang berisi air berbunyi nyaring hingga membuat Hanabi berdiri, dituangnya air panas yang ada di dalam ketel itu kemudian Hanabi menggunakannya untuk memasak cup noodle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketel yang berisi air berbunyi nyaring hingga membuat Hanabi berdiri, dituangnya air panas yang ada di dalam ketel itu kemudian Hanabi menggunakannya untuk memasak cup noodle. Sambil menunggu matang, Hanabi mengecek beberapa email yang masuk ke ponselnya.

Betapa senangnya dirinya kalau naskah terbarunya ini akan segera di bukukan. Ia menjadi teringat waktu ia masih sangat awal-awal menulis, tidak ada satupun naskahnya diterbitkan namun sekarang naskah buatannya sangat diincar oleh penerbit.

Hanabi membayangkan kalau setiap hari ada yang mengetuk pintu rumahnya untuk meminta tanda tangan pada buku tulisannya, namun sayang itu mungkin tidak akan terjadi. Hanabi selalu menggunakan nama penanya; Scarlette. Dan mungkin akan sangat mengganggu jika hal itu benar-benar terjadi.

Ada sebuah email yang menarik perhatian Hanabi, email itu berisi tentang kalau buku best sellernya akan segera diangkat menjadi  serial drama. Ini pertama kalinya buku Hanabi dijadikan serial drama, moodnya kian naik.

Hanabi jadi teringat kejadian kemarin, ia tidak habis pikir bagaimana seorang idola bekerja di sebuah minimarket. Sialnya, Hanabi tidak sempat melihat jari kelingking lelaki itu. Siapa tahu itu benar-benar jodoh Kagura.

Sang gadis menyalakan televisi kemudian menyantap cup noodlenya sambil menonton televisi. Tidak ada yang menarik di televisi kali ini, hanyalah berita pembunuhan tentang seorang gadis tepat di jembatan perbatasan kotanya dan Euriditio.

Sungguh, kenapa berita yang sangat mengerikan itu disiarkan di televisi, bukankah mereka tahu kalau berita itu disiarkan pembunuhnya akan semakin liar?

Hanabi berusaha menelpon Kagura, ia ingin memberitahukan kejadian yang ia alami kemarin. Namun nihil, telpon Kagura sedang mati ataupun sengaja dimatikan. Mungkin Kagura sedang sibuk.

Tiba-tiba, pintu Hanabi diketuk.

"Ya! Sebentar!" sahut Hanabi dari dalam. Ia segera mengenakan baju andalannya, celana jeans dengan t-shirt merah semerah anggur. Biasa ia padukan itu dengan jaket hitamnya.

Hanabi membuka pintu itu, sosok polisi berdiri disana dengan mimik yang sangat tegang. "Namaku Saber, apakah benar kalau anda adalah Nona Hanabi?"

Sang gadis tidak mencurigai apapun, ia tidak mungkin ditangkap karena Hanabi selalu mematuhi peraturan lalu lintas. "Ya itu benar. Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Mimik polisi itu langsung berubah menjadi sedih namun Hanabi tahu kalau ia berusaha untuk tidak pemperlihatkannya kepada Hanabi. "Sebaiknya anda ikut denganku."

Perasaan Hanabi menjadi tidak enak. "Baiklah."

Sang polisi berjalan duluan, menuntun Hanabi untuk masuk ke dalam mobil polisinya. Hanabi mengambil jaket hitamnya kemudian mengunci rumahnya, barulah ia ikut masuk ke dalam mobil polisinya.

Saber mempersilahkan Hanabi untuk duduk di depan, tepat disebelah supir. Setelah Hanabi duduk, barulah Saber duduk di kursi supir. Saber membawa Hanabi ke TKP tempat pembunuhan seorang gadis yang baru saja disiarkan di televisi.

Ada garis polisi disana, bahkan ada beberapa wartawan yang masih meliput tempat itu dan menggali informasi kepada kepala polisi disana.

Saber membawa Hanabi tepat ke tempat gadis itu dibunuh. "Mungkin kau tahu siapa ini. Kami belum tahu pasti penyebab kematiannya namun sekarang statusnya masih dibunuh."

Mata Hanabi langsung terbelalak terkejut. "Kagura?!"

🌷。

Higanbana┊HayaHana ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang