じゅう さん

796 117 1
                                    

❝ kadang, kau harus
berani menerjang
apapun demi mimpimu. ❞

(n.) Anggap ini chapter bonus.

Kagura terdiam menatap kertas lirik yang harus ia hapal, bukan tugas yang besar karena ia sudah biasa menghapal banyak lagu namun sayang sekali bukan ini yang ia mau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kagura terdiam menatap kertas lirik yang harus ia hapal, bukan tugas yang besar karena ia sudah biasa menghapal banyak lagu namun sayang sekali bukan ini yang ia mau.

Seperti yang pernah ia ceritakan kepada sahabatnya Hanabi, ia ingin menjadi floris bukanlah artis yang harus memakai topeng kemana-mana untuk menghibur yang lainnya.

Ia muak dengan semua paparazzi yang ada, terkadang Kagura ingin tenang saat berjalan-jalan walaupun sekali saja.

"Kagura? Apakah kau sudah siap untuk penampilan minggu depan?" sebuah suara yang familiar tiba-tiba masuk ke telinga Kagura.

Itu adalah Selena, teman satu unitnya.

"Tentu saja aku sudah siap, kata orang tuaku aku memang ditakdirkan untuk ini," jawab Kagura dengan nada yang sedih.

Selena menghela napasnya, ia bingung entah kenapa Kagura menjadi seperti ini akhir-akhir ini. "Kontrakmu setahun lagi jadi mungkin setelah kau berhenti kau bisa menggapai mimpimu yang itu."

Walaupun perkataan Selena benar, Kagura masih murung, Selena memang sering menghiburnya namun entah kenapa itu tidak mempan untuk menyemangatinya lagi.

"Bagaimana jika kau menulis surat untuk sahabatmu itu? Atau memberikan janji untuk bertemu? Besok waktumu luang kan?" usul Selena kepada gadis yang sedang murung itu.

Perlahan senyum Kagura terlihat. "Ide bagus! Menurutmu enaknya bertemu dimana?"

Sang gadis bersurai merah muda itu berpikir dan kemudian sebuah ide terlintas dikepalanya, Selena mengeluarkan sebuah brosur dari dalam sakunya. "Restoran seafood?"

Kagura menerima brosurnya itu dengan senang hati. "Terima kasih, Selena!"

Sang empunya nama tersenyum. "Sama-sama," jawabnya dengan lembut kemudian ia pergi meninggalkan Kagura sendiri di dalam kamar asramanya.

Dengan cepat, Kagura meraih ponselnya dan mengirimkan pesan kepada sahabatnya Hanabi. Pesannya terkirim namun Hanabi belum membalasnya, maklum saja hari sudah malam dan mungkin Hanabi sudah tidur.

Lambat-laun matanya memberat, rasa kantuk menyerang Kagura. Ia berhenti menghapal lirik dan bersiap untuk tidur, bagaimanapun ia tidak boleh terlambat esok.

*

"Kagura, kau sudah mendengar berita pagi ini?" tanya teman satu unitnya yang lain, Lunox.

Kagura menggeleng pelan. "Belum."

Selena menatap gadis itu dengan tatapan yang antara kecewa dan marah. "Kau terkena skandal, Kagura," katanya sambil memberikan koran pagi ini.

Mata Kagura membulat, itu adalah foto dirinya dengan kakaknya sedang berjalan-jalan di mall namun judul berita itu menyangkut kalau ia berpacaran.

Higanbana┊HayaHana ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang