じゅう いち

797 132 3
                                    

❝ apapun yang mereka
katakan, janganlah percaya.
percayalah pada dirimu
sendiri. ❞

Lonceng kecil yang tergantung diatas pintu masuk toko bunga berdering lembut, seorang gadis dengan surai hitam serta kucir kuda khasnya masuk ke dalam toko itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lonceng kecil yang tergantung diatas pintu masuk toko bunga berdering lembut, seorang gadis dengan surai hitam serta kucir kuda khasnya masuk ke dalam toko itu.

Pharsa sedang sakit, karena itulah ia yang ditugaskan untuk menjaga toko bunganya. Ini sebuah kehormatan besar bagi Hanabi karena ialah orang yang paling dipercaya Pharsa.

Hanabi mulai menyapu tokonya itu kemudian membuka gorden agar cahaya matahari bisa masuk sehingga bunga-bunga yang ada tidak layu. Tidak lupa gadis itu menyalakan penyiram otomatis sehingga bunga-bunga yang ada mendapatkan cukup air.

Sang gadis bersurai hitam itu duduk di kursi yang ada di kasir toko, ia mengeluarkan buku yang baru saja ia beli, itu adalah buku yang membahas tentang bunga hias jadi Hanabi tertarik.

Sebuah email masuk ke dalam ponselnya, Hanabi bingung, padahal naskah terbarunya masih dalam pengerjaan. Karena penasaran, Hanabi membuka email itu, itu adalah email dari kepolisian setempat tentang hasil otopsi mayat milik Kagura.

Disana tertulis dengan jelas kalau Kagura bukanlah dibunuh, melainkan bunuh diri. Hanabi tidak terlalu terkejut, Pharsa sudah memberitahunya tentang hal ini. Dan disana juga tertulis kalau mereka mengira kematian Kagura disebabkan oleh hujatan para haters.

Klasik. Gumam Hanabi, ia belum yakin kalau Kagura benar-benar bunuh diri karena itu namun yang Hanabi tahu Kagura tidak akan mengakhiri hidupnya cuma hal yang Kagura sendiri anggap sebagai hal yang sepele.

Lonceng toko itu berdering kembali, dengan cepat Hanabi mematikan ponselnya kemudian menyambut pembeli itu. Rasanya sedikit aneh jika bukan Verri yang menyambut pembeli duluan.

"Selamat datang, ada yang bisa kubantu?" tanya Hanabi dengan ramah.

Orang itu menoleh, dan ternyata orang itu adalah Hayabusa. "Tentu saja, seperti biasa. Sekuntum bunga higanbana."

"Akan segera kuambilkan." Hanabi bergegas pergi ke belakang.

"Tidak usah buru-buru, aku ingin nongkrong disini sebentar saja. Bosku meliburkanku hari ini."

Langkah sang gadis terhenti, ia menoleh ke belakang. "Bagaimana jika kau ikut denganku? Kita ngobrol dibelakang saja."

Hayabusa menangguk setuju, kemudian Hanabi memimpin dan membawa Hayabusa ke ruangan staff serta mempersilahkannya duduk di sofa yang tersedia.

Sang lelaki mengeluarkan sebuah amplop surat dengan stempel lilin berinisial huruf K  diatasnya. Amplop itu ia letakan di meja kopi dan ia dorong ke arah Hanabi, Hanabi mengambilnya kemudian melihat Hayabusa bingung.

"Kagura memberikannya kepadaku, dan katanya aku harus memberikannya kepada seseorang yang bernama Hanabi. Satu-satunya Hanabi yang kutahu adalah dirimu," katanya menjelaskan.

Hanabi tidak menanggapi penjelasan Hayabusa, diletakkannya amplop itu di lemari kecil dekat sofa. Ia masih belum siap untuk membaca isi amplop itu ataupun menerima isinya, kepergian Kagura masih belum bisa ia relakan.

"Jadi, apa isi amplopnya?" tanya Hayabusa penasaran saat Hanabi kembali duduk.

Sang gadis bersurai hitam itu memperbaiki kuncirannya barulah ia menjawab pertanyaan Hayabusa. "Aku belum siap membacanya."

Sang lelaki mengangguk mengerti, ia memaklumi sikap Hanabi yang begitu. Lagipula, orang yang menitipkan amplop itu kepadanya sudah tiada. Walaupun Hayabusa dan Kagura hanyalah teman seagensi, dilihat dari keadaan unit Kagura sekarang mereka menjadi kurang produktif.

"Hayabusa, apakah dirimu seorang ninja?" sebuah pertanyaan yang menghantui kepala Hanabi sejak bertemu Hayabusa keluar dari mulutnya.

Sang empunya nama menoleh. "Kenapa kau bertanya begitu?" Hayabusa bertanya balik.

Hanabi memikirkan perkataan yang pas. Hanabi adalah keturunan ninja yang menguasai The Forgotten Jutsu : Higanbana, namun karena kejahatan sudah berkurang sekarang, jurus andalannya itu jarang ia gunakan. Sama seperti pamannya serta ayah dan ibunya.

Walaupun keturunan ninja, Hanabi tidak mau menerimanya. Karena sebuah peraturan konyol, orang tuanya harus meninggalkan Hanabi sendirian di dunia bersama pamannya.

"Ya, sebenarnya aku keturunan ninja. Hanya saja aku tidak ingin mengakui bahwa aku keturunan ninja karena sebuah alasan dan penampilan fisikmu nampak seperti ninja-ninja pada biasanya."

Hayabusa tersenyum di balik maskernya, dibukanya maskernya itu. "Terima kasih sudah berkata jujur kepadaku, aku juga seorang ninja."

Ini pertama kalinya Hanabi melihat wajah Hayabusa secara langsung, wajahnya sangat berbeda dengan yang ada di televisi. Lebih tampan, alami tanpa make up.

Karena tahu Hanabi punya kenalan yang senasib dengannya, dirinya jadi bersemangat. Ia ingin mengenal Hayabusa lebih lanjut. Sekilas dirinya melihat ke arah kelingking Hayabusa, betapa terkejutnya Hanabi ketika melihat benang merah Hayabusa tersambung dengan benang merah miliknya. Ini pertama kali Hanabi melihat benang merahnya.

Tapi, sebuah pertanyaan membuat diri Hanabi merasa sesak.

"Hayabusa, kau dari klan apa?"

Lelaki itu mempunyai fisik yang hampir mirip dengan Hanabi, jadi mungkin Hayabusa juga dari klan Scarlet. Hanabi berpikir begitu, namun apa salahnya berjaga-jaga. Ia tidak mau peraturan yang membunuh orang tuanya juga membunuh dirinya ataupun Hayabusa.

"Aku? Aku dari klan Shadow."

"Aku dari klan Scarlet."

Suasana menjadi hening, Hanabi tahu mereka dalam masalah yang sangat besar begitu juga dengan Hayabusa.

🌷。

Higanbana┊HayaHana ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang