じゅう ご

1K 123 3
                                    

❝ aku ingin tahu
bagaimana caramu
untuk berjalan
diatas mimpi indah yang
kau yakini. ❞

Banyak sekali orang yang datang ke festival itu sehingga membuat Hanabi dan Hayabusa harus berdesak-desakan saat melewati pintu masuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak sekali orang yang datang ke festival itu sehingga membuat Hanabi dan Hayabusa harus berdesak-desakan saat melewati pintu masuknya.

"Ramai sekali, ya ...," kata Hayabusa untuk memulai pembicaraan.

Hanabi menengadah agar melihat wajah Hayabusa yang sedang menggunakan masker. "Namanya juga festival."

Sang lelaki tertawa kecil karena kebodohannya. "Bagaimana jika kita membeli gulali?"

Hayabusa mengangguk setuju dengan usulan Hanabi, akhirnya mereka segera mencari stan yang menawarkan gulali. Bukannya gulali yang Hayabusa temukan, dari kejauhan terlihat teman sekelas sekaligus pemandunya, Gusion.

Sang lelaki bersurai hitam itu melambai ke arah Gusion, dan nampaknya Gusion melihat Hayabusa. Kemudian, Hayabusa menarik lengan Hanabi agar mereka bisa lebih dekat ke arah Gusion.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hayabusa tanpa basa-basi.

Lawan bicaranya melihat sekitar, nampak mencari seseorang ataupun memeriksa keadaan. "Jangan bilang siapa-siapa namun aku kesini untuk menemani muridku."

Hayabusa mengingat-ingat. "Owh! Zilong bilang kau adalah private tutor! Aku penasaran bagaimana muridmu itu."

Hanabi yang merasa terlupakan berdehem pelan, memberikan kode kepada Hayabusa agar memperkenalkan dirinya kepada lelaki yang bernama Gusion itu.

"Dan, Gusion, perkenalkan ini Hanabi. Tunanganku."

Sang gadis menjabat tangan Gusion untuk memperkenalkan diri. "Salam kenal."

Ini bukanlah pertama kalinya Hanabi bertemu dengan Gusion, sang gadis bisa menebak kalau orang yang lelaki itu tunggu adalah gadis berambut jingga yang benang merahnya tersambung dengan benang merah Gusion.

Untunglah Gusion tidak mengingat Hanabi, kalau tidak mungkin pertemuan ini akan menjadi canggung layaknya pertemuan pertama mereka di dalam bis.

"Uhm ... tunangan? Apakah aku salah dengar?" Gusion nampaknya memastikan perkataan Hayabusa.

Hayabusa tiba-tiba menggandeng tangan Hanabi dengan bangga kemudian tersenyum di balik maskernya."Ya, setelah lulus kami akan segera menikah."

"Bagaimana dengan pekerjaanmu Hayabusa?"

Hanabi menyimpulkan bahwa Gusion sudah tahu kalau Hayabusa bekerja sebagai karyawan toko tapi tidak sebagai artis. Maklum, Hayabusa hanya terkenal di kotanya saja bukan di Euriditio.

"Jangan bilang siapa-siapa, seperti yang kau tahu Hayabusa bekerja sebagai karyawan minimarket sedangkan aku sendiri bekerja di sebuah florist untuk ditabung," ujar Hanabi.

Hayabusa melanjutkan, "Uang yang kami tabung bersama itu akan kami gunakan untuk membuka usaha sendiri yaitu kafe dan toko bunga. Konsep kafenya itu sama seperti konsep toko bunga jadi pelanggan bisa menikmati minuman mereka sambil membeli bunga ataupun menikmati keindahan bunga yang kami tawarkan."

Gusion ber-oh-ria dan nampak kagum dengan mereka yang bekerja sambil bersekolah.

"Satu lagi Gusion, sebenarnya aku bekerja sebagai idola di kota asalku, karyawan itu hanyalah pekerjaan sampingan. Alasanku pindah ke Euriditio adalah salah satu penggemarku tahu aku bekerja di minimarket karena itulah aku dipindah kerjakan ke Euriditio dan satu sekolah dengan Hanabi." Hayabusa membocorkan semua rahasianya kepada Gusion, untunglah semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Awh, aku ingat bagaimana kita bertemu!"

Gusion merasa menjadi nyamuk diantara mereka berdua, namun untungnya orang yang ia cari menepuk bahunya. Itu adalah gadis yang dilihat Hanabi, dan gadis itu tersenyum manis kepada Gusion.

Hanabi tidak salah lihat, namun benang merah mereka benar-benar terhubung.

"Kau melihat benang merah mereka, Hanabi?" tanya Hayabusa ketika melihat sikap tunangannya itu.

Sang gadis menoleh. "Ya, dan kurasa mereka memang cocok."

"Itu adalah Guinevere, adiknya Lancelot."

Kembang api berterbangan ke langit, membuat semua orang yang ada di festival menghentikan kegiatan mereka dan menengadah kelangit untuk melihat keindahannya.

"Aku tidak sabar melihat bagaimana kedua klan kita bersatu, mungkin akan seindah ini," kata Hayabusa kepada Hanabi.

"Atau mungkin lebih."

end

Higanbana┊HayaHana ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang