Atlantic 2 ( fire of god ) olympus sparta bab 25

559 72 0
                                    

Kembali ke masa lalu

Nuala Melcorry mengajak Hideo melintasi dimensi ruang dan waktu untuk melihat sebuah peradaban kota yang hilang di masa lalu.

Dengan membuka Portal dimensi waktu, Nuala mencoba memperkenalkan bakat alam nya yang mampu menembus waktu ke sebuah zaman, di mana kota Atlantis masih kokoh berdiri.

"Heei... kau yakin ini aman?
Aku tidak mau masuk ke lingkaran itu."
Ujar Hideo yang terlihat ragu.

"Ini adalah gerbang menuju kehidupan di masa lalu bangsa Atlas, masuk lah."
Ajak Nuala.

"Kenapa tidak kau duluan, huuh..."

"Ayo."
Nuala pun menarik Hideo dengan paksa karena Hideo terlihat ragu-ragu.

Di dalam dimensi, tubuh mereka seperti tersedot dengan sangat kuat sampai Hideo tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh nya ketika berada di dalam dimensi tersebut.

Di dalam dimensi, tubuh mereka seperti tersedot dengan sangat kuat sampai Hideo tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh nya ketika berada di dalam dimensi tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaaaahhh, tempat apa ini...!
Tubuh Hideo melayang-layang di dimensi Nuala.

"Ini adalah dimensi lintas waktu, dimana hanya aku satu-satu nya bangsa Atlas yang bisa melakukannya."

Mereka berdua melintasi ruang dimensi waktu cukup lama sampai ruang tersebut terbuka di atas langit dan membuat Hideo terjatuh.

"Aduuuh...., sakiit.."
Hideo mengusap-usap kepala nya karena kepala nya mendarat duluan ke tanah.

"Kita sudah sampai."

"Kau ini! kenapa tidak bilang kalau kita bakal jatuh dari ketinggian."
Sambil menahan rasa sakit, Hideo memegangi kepala nya.

"Itu semua tidak penting, yang terpenting kau tidak mati setelah terjatuh."
Imbuh Nuala seperti tidak terjadi apa-apa yang berarti bagi nya.

"Orang ini... selain nada bicar nya yang kaku, ternyata dia bener-bener ngeselin. awas saja nanti!"
Hideo hanya menggerutu di dalam hati melihat sikap Nuala yang seolah tidak perduli dengan kondisi kepala nya yang sakit.

"Kau lihat, kita sudah sampai."
Ucap Nuala.

Hideo pun melihat sekitar dan hanya padang rumput luas yang ia lihat.

"Kau bilang kita bakal melihat kerajaan Atlantis? manaaaa? Ini hanya padang rumput yang luas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau bilang kita bakal melihat kerajaan Atlantis? manaaaa? Ini hanya padang rumput yang luas.  jangan bilang kalau kita salah masuk dimensi yaa, aku tidak mau melewati lubang dimensi konyol itu lagi, bisa-bisa kepala ku lagi yang jadi korban!"
Hideo terus-menerus mengocehi Nuala lantaran kesal dengan sikap Nuala.

Nuala hanya melihat sekitar dengan fokus tanpa menggubris ucapan Hideo.

"Heei Nuala... kita ini di mana sih?!"
Tanya Hideo dengan kesal nya.

"Tempat ini bukan lah sebuah padang rumput yang luas."
Imbuh Nuala.

"Apa maksudmu?"

"Kita sedang berada di sebuah ruangan."
Jawab Nuala singkat, tanpa menunjukan ekspresi apapun.

"Sebuah ruangan? jangan bercanda, ini kan hanya padang rumput biasa"
Hideo hanya bingung mendengar ucapan Nuala yang mengatakan bahwa padang rumput yang ia lihat adalah sebuah ruangan.

"Ini bukan sebuah padang rumput. lebih tepatnya, ini adalah ruang benteng pertahanan sebelum menuju ke kota Atlantis. ini adalah sebuah dinding proyeksi."

"Kau ini benar-benar aneh Nuala. mana mungkin ini sebuah ruangan proyeksi. kalau pun benar semua yang ada di sini adalah sebuah dinding proyeksi, ini benar-benar sangat canggih untuk sebuah peradaban di masa lalu, karena  semua ini benar-benar terlihat seperti nyata."
Jawab Hideo yang seolah tidak percaya.

"Aku tidak sedang bercanda, ini adalah sebuah sistem keamanan bangsa Atlas agar kerajaan Atlas tidak di serang oleh kerajaan lain di luar sana."
Jawab Nuala dengan raut wajah serius ketika menoleh menatap Hideo.

"Kalau begitu, bagaimana caranya kita keluar dari sini?"
Tanya Hideo yang masih tidak percaya bahwa padang rumput tersebut hanyalah sebuah dinding proyeksi.

"Aku tidak tahu, tapi aku yakin di ruangan proyeksi ini pasti terdapat banyak sekali jebakan."
Jawab Nuala yang mulai terlihat waspada.

"Haaaaah...! kau bilang kalau kau ini berasal dari masa lalu, bagaimana mungkin kau tidak mengetahui bagaimana cara keluar dari sini Nuala!"
Dengan wajah kesal Hideo menatap Nuala.

Hideo sangat geregetan melihat sikap dingin Nuala yang seolah sedang tidak terjadi apa-apa.

"Mungkin hanya ada satu cara untuk mengetahuinya."
Balas Nuala dengan penuh keyakinan.

"Apa?"

"Kau harus menjadi umpan untuk melihat sistem keamanan di ruangan ini bekerja."
Seru Nuala dengan santai nya.

"Tidak..tidak...tidak...
Kalau aku mati bagaimana?! kau saja yang menjadi umpan. enak saja."

"Tenang lah, kau akan ku lindungi dengan kekuatan tameng cahaya yang aku buat."

"Kau ini benar-benar menjengkelkan Nuala. Huuuuh.."
Dengan terpaksa, Hideo pun mau menjadi umpan untuk menguji sistem keamanan yang ada di ruang proyeksi tersebut.

*********

Next bagian 26

ATLANTIC 2 - Fire Of God Olympus Sparta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang