Atlantic 2 ( fire of god) olympus sparta bab 14

579 74 3
                                    

Sementara itu, Malik keluar rumah dengan perasaan marah dan pergi menuju taman kota.

Ia menganggap kedua orang tuanya tidak mengerti apapun tentang dirinya dan tidak mau berusaha mendengar semua penjelasan nya.

Malik hanya berfikir bahwa saat itu ia hanya ingin memberi sedikit pelajaran kepada Fred. namun ia tidak mengetahui apapun tentang bakat alam yang ia miliki dan merasa kedua orang tuanya seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari nya.

Sedangkan di rumah, Axxel turun dari lantai atas setelah mendengar semua percakapan kedua orang tuanya saat memarahi Malik kakak nya.

Sedangkan di rumah, Axxel turun dari lantai atas setelah mendengar semua percakapan kedua orang tuanya saat memarahi Malik kakak nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axxel Vrechter

Axxel adalah anak kedua Shin vrechter dan Friska. usia axxel saat ini hanya terpaut 3 tahun lebih muda dari Malik. dan di usia nya yang menginjak 12 tahun, Axxel juga mempunyai tanda-tanda sebuah kemampuan bakat alam.

Selama di sekolah, Axxel sering membakar sesuatu katika ia sedang duduk di meja belajar. Bahkan, terkadang telapak tangan Axxel kerap mengeluarkan cahaya merah ketika ia sedang berada di tempat yang gelap.

Tidak seperti Malik, Axxel memiliki sifat yang dingin dan cuek. Ia tidak perduli dengan keadaan sekitar dan terksesan sering menyendiri.

Axxel bahkan memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan sifat Hideo adik nya. Hideo justru memiliki sifat jahil dan suka menarik perhatian orang lain dengan ulahnya, di tambah lagi, Hideo memiliki kecerdasaan luar biasa yang tidak di miliki oleh anak lain seusianya.

"Axxel, sudah berapa kamu berdiri di sana?"
Tanya Shin yang terlihat pusing melihat tingkah anak pertamanya.

"Cukup lama ayah."
Jawab Axxel singkat, dengan mimik mukanya yang terlihat cuek.

"Berarti kamu mendengar semuanya ketika ayah dan ibu sedang menasehati kakak mu."

"Kurang lebih begitu."
Jawab Axxel singkat lagi.

"Ayah harap, kamu tidak suka mencari gara-gara di sekolah sama seperti kakak mu itu."
Shin memperingatkan Axxel dengan raut wajah serius, walaupun ia tahu, Axxel tidak suka mencari masalah selama di sekolah.

"Aku tidak akan melakukan hal yang akan mempermalukan keluarga kita ayah, aku berbeda dengan Malik."
Dengan memasukan kedua tangan nya ke saku, Axxel menjawab nasehat ayah nya dengan santai.

"Syukurlah kalau begitu."

"Tapi aku ingin ayah menjawab jujur satu saja pertanyaan ku."
Tanya Axxel yang mulai penasaran tentang kekuatan nya.

"Apa itu?"
Tatapan Shin mulai berubah ketika Axxel mulai menanyakan sebuah pertanyaan kepadanya.

"Dari mana kekuatan yang kami miliki ini berasal?"
Sambil menatap serius ayahnya, Axxel merasakan hal yang sama seperti Malik tentang bakat alam yang mereka miliki sejak lahir.

"Apa maksud ucapan mu Axxel?"
Tanya Friska yang pura-pura tidak tahu maksud dari pertanyaan anak nya.

Shin hanya terdiam mendengar pertanyaan Axxel, ia tidak tahu bagaimana cara memberitahu anak nya bahwa mereka adalah keturunan bangsa Atlas seperti dirinya.

"Aku sering membakar benda-benda yang ada di sekelilingku tanpa aku sengaja ayah. entah darimana asalnya, tapi.., telapak tangan ku kerap kali bercahaya apabila aku sedang berada di tempat yang gelap."
Tanya Axxel yang merasa aneh ketika kekuatan nya sering tiba-tiba muncul.

"Maaf Axxel, ayah tidak mengerti apa maksud dari ucapan mu."
Tanya Shin yang berpura-pura tidak tahu dengan bakat alam yang di miliki Axxel.

"Ayah tidak terlalu pandai berbohong, jadi ayah tidak perlu repot berpura-pura tidak tahu"
Axxel mampu membaca mimik muka ayahnya yang sedang berbohong.

"Axxel! jaga sikapmu"
Bentak Friska.

"Sudahlah, ibu tidak perlu bicara. mungkin sebaiknya aku menyusul Malik dan mengajak nya pulang. lagi pula hal ini tidak terlalu penting bagiku, mungkin aku hanya harus membiasakan diri dan menerima kekuatan aneh ini."
Axxel pun pergi menjemput Malik yang sedang terbakar emosi terhadap sikap kedua orang tuanya.

Bagi Axxel, kedua orang tuanya pasti lah memiliki alasan tertentu untuk menutupi sesuatu dari nya.

Axxel sengaja tidak mendesak kedua orang tuanya perihal kekuatan yang  ia miliki sejak kecil.

Baginya, apapun yang di sembunyikan oleh kedua orang tuanya adalah kebaikan untuk dirinya dan sudara-saudaranya.
yang paling penting menurutnya adalah, ia harus membiasakan diri dengan kekuatan aneh yang ia miliki sekarang.

Sementara itu, Malik sedang berjalan menuju ke sebuah taman kota dengan perasaan marah.

Tanpa ia sadari, ia di awasi oleh 2 sosok misterius yang telah menyerang ayah nya beberapa waktu yang lalu.

Dari atas pohon, kedua sosok misterius tersebut memperhatikan Malik yang sedang berjalan sendirian dengan ekspresi kesal.

"Gregor, kau ingin sedikit bersenang-senang?"
Mr X 2 memanggil nama Mr x 3 dengan sebutan Gregor.

"Apa perlu aku mengamuk di sini?"
Tanya Gregor yang sudah tidak sabar ingin menguji kekuatan Malik.

"Sedikit mengamuk saja sudah cukup."

**********

Next bab 15

ATLANTIC 2 - Fire Of God Olympus Sparta [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang