sembilan

8.2K 322 5
                                    

Warga Mekar Sari sibuk mempersiapkan tahlilan. Perempuan sibuk di dapur dan laki-laki sudah siap untuk memulai pengajian. Di samping itu, wanita paruh baya sedang menangis sambil memegang foto dirinya dengan seorang pria. Ia tidak menyangka sang suami neninggal dengan tragis.

"Mak. Mak jangan terlalu larut dalam kesedihan, kasihan aki mak "
dokter Lina berusaha menghibur mak Ida yang tengah dilanda kesedihan.

"Mak hanya tidak menyangka aki pergi secepat ini bu dokter "
Jawab mak Ida disela-sela tangisnya.

umur seseorang tidak ada yang tau mak. Kita sebagai manusia hanya menunggu kapan malaikat mengambil nyawa kita dengan cara dan keadaan yang telah ditakdirkan

"Terima kasih nasehatnya bu dokter "

"Sama-sama mak "

                       

***
Setelah acara tahlilan selesai warga satu persatu mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

"Mak, saya sama sekali tidak melihat Bakri "

"Anak itu mungkin sedang menenangkan diri. Dia sangat terpukul atas kematian akinya"
 
Tiba- tiba datang pak camat menghampiri dokter Lina dan mak Ida.

"Bu dokter bisa kita bicara sebentar"

"Ada apa ya pak"

"Ada yang ingin saya tanyakan"

"Baiklah. Mari kita bicara di depan "

Mereka pun berjalan menuju teras mak Ida untuk berbincang-bincang.

"Jadi begini bu dokter, apakah selama ibu tinggal di rumah dinas ibu mengalami hal-hal aneh"

"Tidak pak camat. Saya tidak mengalami apapun, semua baik-baik saja"

"Syukurlah kalau begitu. Saya hanya takut kejadian dokter Rita terulang kembali. Apakah ibu sudah tau tentang dokter Rita"

"Sudah pak"

"Kalau ada apa- apa jangan sungkan untuk meminta tolong pada warga "

"Baik pak. Terima kasih"

"Saya permisi"

Setelah kepergian pak camat dokter Lina masih berdiam diri.
Dirinya tidak mungkin cetita kepada pak camat, ia tidak ingin menambah beban pemimpin Desa Mekar Sari itu.
Cukup pemimpin itu dipusingkan dengan 3 kasus yang terjadi di desa ini. Dokter Lina pun kembali masuk ke rumah untuk menemui mak Ida.

"Mak saya temani ya. Saya akan bemalam disini"

"Jangan bu dokter, biar mak yang bemalam di rumah bu dokter. Ini hari pertama aki meninggal, mak tidak ingin larut dalam kesedihan"

"Baiklah mak kalau begitu, mari kita pergi sekarang"

Nyai Katemi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang