Sembilanbelas

7.7K 278 22
                                    

Malam yang bermandikan purnama dan lolongan anjing menambah ketakutan pada dalam diri dr. Lina. Belum lagi listrik yang padam. Setelah pulang dari rumah mak Ida. Dokter Lina langsung tidur karena merada lelah.

Entah mengapa malam ini dirinya merasa gelisah.Beberapa kali berganti posisi untuk menemukan posisi yang nyaman. Udara yang dingin begitu menusuk dalam tubuhnya.

Disaat matanya sudah tertutup dan menemukan posisi yang nyaman. Ia di kejutkan dengan suara bantingan jendela. Ia menengok dan jendela itu terbuka dengan sendirinya. Ia bangkit hendak menutupnya kembali. Baru beberapa langkah ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia pun mundur sampai terjatuh di kasur.

Sosok itu bermata merah dengan mulut mengeluarkan darah.

"Lina. Tolong aku" ucapnya lirih hampir seperti berbisik

"Siapa kamu" teriaknya

"Orang itu. Jahat"

"Apa yang kamu maksud"

Bukannya menjawab. Sosok tersebut membanting jendela kamar dr. Lina hingga kaca jendela pecah.

Takut. Itulah yang dirasakannya saat ini. Jendela itu, telah berlubang karena kacanya sudah pecah dan berserakan di lantai.
Mencoba untuk tidur kembali meskipun rasa takut masih menguasainya. Tak lama mata itu pun tertutup. Namun tiba-tiba nafasnya terasa sesak. Seperti ada yang menghimpit tubuhnya. Perlahan namun pasti, mata dr. Lina terbuka. Ia kaget luar biasa melihat sosok yang ada di atasnya. Sosok itu membuka mulutnya dan mengeluarkan cairan yang berwarna hitam dan kental. Cairan itu membasahi muka dan baju dr. Lina. Ia ingin berteriak namun tidak bisa, seolah-olah mulutnya terkunci. Dia mencoba sekuat tenaga untuk berteriak, dan usahanya tidak sia-sia. Dirinya berhasil mengeluarkan suaranya yang tersedat di tenggorokan. Ia kebingungan dengan apa yang terjadi, setelah membuka matanya tidak ada sosok berada di atas tubuhnya. Ia lega terganti ia hanya bermimpi.

Kelegaan itu harus sirna karena sosok itu kini berdiri di pojok kamarnya.

"Orang itu jahat. Kamu harus hati-hati" ucap sosok itu begitu lirih namun masih bisa di dengar oleh dr. Lina

"Saya tidak mengerti. Siapa yang kamu maksud"

"Hati-hati. Jahat"

"Pergi kamu. Jangan ganggu saya" dokter Lina berteriak kencang, dirinya sangat ketakutan.

Sosok itu tidak pergi, melainkan berteriak sampai barang-barang yang berada di kamar itu jatuh berserakan. Matanya merah menyala dan mulutnya mengeluarkan belatung yang begitu banyak hingga membanjiri lantai. Dokter Lina langsung berlari keluar rumah, ia tidak sanggup berlama-lama berada di rumah itu.

Keadaan yang sepi membuat ketakutan dr. Lina semakin bertambah. Terdengar lolongan anjing dan burung hantu dari kejauhan. Di malam yang begitu sepi, ia mendengar suara meloncat-loncat dari arah belakang. Kenapa sosok itu mengikutinya. Itulah yang ada di dalam pikirannya. Karena terlalu fokus dengan keberadaan sosok itu sampai ia tersandung batu dan terjatuh. Sosok itu berada lima langkah dari tempatnya. Keadaannya masih sama seperti apa yang dilihatnya di rumah. Perlahan sosok itu mendekatinya. Dokter Lina semakin ketakutan. Dari kejauhan dr. Lina melihat dua orang lelaki. Ia berteriak meminta tolong.

"Apa kamu mendengar sesuatu"

"Iya. Seperti suara meminta tolong"

Mereka menengok ke segala arah. Sampai akhirnya melihat perempuan terduduk di tanah.
"Itu dr. Lina. Ayo kita tolong"
Mereka berlari ke arah dr. Lina

"Tolong saya pak. Bawa saya ke  rumah mak Ida" setelah mengatakan itu dr. Lina langsung tak sadarkan diri.

***
"Tok,,,tok,,,tok,,,"

Nyai Katemi (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang