Kedua Kalinya

1.3K 14 8
                                    

Aku sudah mengganti celana di toilet. Mama pergi duluan, katanya mau beli lap.

Aku disuruh untuk menunggu mama kembali disini.

Sudah beberapa menit kemudian, mama datang sambil membawa beberapa lap. "Ayo, Nak! Kita ke mobil."

"Baik, Ma!"

Aku mengusap air mataku. Sangat cengeng banget aku, padahal aku sudah SMP. Aku sangat malu.

Kami pergi ke mobil. Michael dan Mamanya sudah terbangun. Wajah mereka seperti terheran-heran, mungkin kenapa mobilnya berhenti disini.

Mama membuka pintunya, dan mengelap kursi belas air kencingku. Aku masuk ke dalam mobil saja, walaupun sedikit basah.

Ada yang mencolek aku. Aku sontak membalikkan badan, ternyata Michael yang mencolek ku.

"Kamu dari mana?"

"Dari toilet lah!" Kataku agak kesal.

"Hmm... Kenapa mamamu membawa celana? Atau jangan-jangan..."

"Nggak!" Wajahku mulai memerah.

"Dan juga kenapa kursi ini basah?"

"Hanya ketumpahan air kok!"

Aku mulai kesal dan malu.

"Ha ha! Pasti kamu..."

"Sshhtt!!"

Mobil mulai bergerak. Di jalan terlihat sudah tidak macet lagi.

Di langit sudah melukis waktu sore. Dengan matahari hampir terbenam, hanya saja sedikit jauh dari garis horizontal bumi. Langit sudah berwarna kekuningan. Di depan sana sudah terlihat laut yang amat tenang, hingga terlihat pantulan matahari di air lautnya. Dan sangat kebetulan sekali, kami berada tepat berhadap-hadapan dengan matahari yang ingin tenggelam.

Kali ini aku berharap, agar bermain di pantai selama 2 atau 3 hari.

Tetapi aku masih terheran-heran. Mama nggak marah-marah kalau aku sudah mengompol dua kali. Atau jangan-jangan ada sesuatu yang nggak beres nih. Dari tadi mama senyum-senyum mulu setelah mendengar perkataan mamanya Michael yang didekatkan ke telinga mamaku.

Ada burung-burung berterbangan di atas langit menuju matahari yang besar itu. Sepertinya mereka bermigrasi ke suatu tempat.

Kami tidak sabar untuk segera ke pantai itu. Jaraknya sudah hampir dekat. Sudah terlihat banyak tenda-tenda yang dibangun di sana.

Mama mencari tempat parkiran. Kami akan mengadakan liburan yang sungguh luar biasa. Memang betul kalau bahagia itu sederhana. Sebenarnya pantai ini hanya pantai biasa, yang kebetulan banyak orang berkunjung ke sana juga.

Ingin rasanya senja ini begitu lama. Sunset sudah terlihat saat kami turun dari mobil. Di tambah suara air laut dan kicauan burung yang berterbangan di atas sana.

RegressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang