1| The Beginning

579 59 144
                                    

—Welcome in Sirius Aequum Sapientes—

Halley Ver. 3
Bimasakti : Primus Inter Pares

 3Bimasakti : Primus Inter Pares

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[3] High Class Mahawira

BAGIAN 1
1| The Beginning

Enjoy For Reading

"Sirius adalah jantung Bimasakti. Semakin kau penasaran semakin pula kau terjebak."

🎬

"Apa kau serius menggunakan Lukman saat ini?" tanya Ivy sedikit tidak mempercayai rencana saudara sepupunya. "Semua tahu siapa Lukman."

"Karena semua tahu siapa Lukman, bukankah itu yang terbaik? Aldebaran jadi tidak setengah-setengah untuk melawan kita."

Lukman Permana, si pemuda penyuka gosip. Namanya sudah terkenal sejak berada di kelas Hoba dan semakin terkenal hingga luar sekolah bahkan sampai ke telinga Andromeda dan Magellan. Lukman adalah sosok yang sempurna untuk membuat lawan kehilangan kepercayaan diri mereka.

"Setelah dipikir-pikir, dia cukup menghebohkan," kata Ivy.

Kedua saudara Mahawira itu kemudian melihat daftar peringkat keseluruhan untuk Halley dan Hygiea pada papan pengumuman dari jurusan BAHASA, MIPA, dan IPS. Siswa yang berhasil menaikkan nilai atau mempertahankan nilainya selama setahun sebelumnya diberikan kewenangan oleh pihak sekolah. Kewenangan biasanya digunakan untuk menambah koneksi jaringan untuk memasuki bangku kuliah dan bisa ditukar dengan kewenangan yang diinginkan atau sesuai yang dibutuhkan oleh murid selama sekolah sanggup menerima kewenangan itu.

Selain anak-anak Hoba yang sekarang berada di Auditorium Galaksi, hanya anak-anak Halley dan Hygiea yang mengerumuni papan pengumuman. Mereka akan mengikuti orientasi hari kedua dan ketiga pada acara demo eskul bersama Hoba.

Berbeda dengan Liam yang tenang ketika melihat papan pengumuman, reaksi Ivy justru terlihat tidak puas. Wajah cantiknya menjadi terlihat tambah galak dan tidak bersahabat.

"Ah, kekuatan Orbit sungguh menakutkan," kata Ivy dengan wajah kesal. "Darimana kau menemukan orang ini?"

"Kebetulan," jawab Liam cepat sebelum Ivy merengek minta penjelasan. Mendengar jawaban Liam, Ivy hanya bisa pasrah.

Kerumunan membelah begitu seorang pemuda dengan senyuman cerah yang memabukkan mendekati papan pengumuman, beberapa dari mereka terutama murid perempuan menahan napas ketika pemuda tampan bagai patung pahatan dewa itu lewat. Berbeda dengan murid lainnya yang hanya memakai kemeja berwarna cyan, pemuda itu memakai seragam lengkap dengan almamater merah membungkus tubuh kekarnya.

Liam dan Ivy tetap ditempat seraya mengamati pemuda itu, seperti menunggu sesuatu yang menarik. Pada awalnya semua tampak baik-baik saja, tetapi senyuman cerah pemuda tampan itu mendadak goyah, matanya melebar tidak percaya dan mulutnya menganga.

[3] High Class Mahawira 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang