Lantunan ayat suci Al-quran membangunkan Raihan dari mimpi buruknya, namun sepertinya jika ia bangun akan bertambah buruk, pandangannya menangkap punggung seorang wanita yang terbalut mukena, wanita itu tengah membaca Al-quran beralaskan sajadah, suaranya yang lembut menenangkan hati, pelan namun menyentuh, akan tetapi bayang bayang kejadian kemarin membuatnya muak dengan wanita dihadapannya, ia sangat benci pada wanita yang berstatus istrinya itu, ralat, bagi Raihan hanya istri diatas kertas.
Raihan Zakhi Askar, seorang CEO muda, kaya, tampan, berwibawa membuat ia digandrungi oleh wanita wanita di luaran sana, dalam usia 26 tahun kini Raihan sudah memimpin perusahaannya sendiri, ia anak satu satunya dari pasangan Indra Kusuma Askar dan Rahma Azhari puspa.
Raihan turut dari ranjang, melangkah mendekati pintu berniat untuk keluar dari kamar, dengan sengaja pria itu menutup pintu dengan kencang entah untuk meluapkan emosinya atau sengaja membuat Asyifa terkejut.
Asyifa Khumairoh Irta, gadis sholeha berusia 24 tahun yang amat sangat menjaga kehormatannya, gamis longgar yang ia kenakan berpadu dengan jilbab syar'i tak lupa dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya, Asyifa anak kedua dari 2 bersaudara, Abi Asyifa bernama Abdul Baldovin, umi Asyifa bernama Aini Nur Azizah dan abang Asyifa bernama Azzam Daffa Saifan.
Asyifa yang terkejut hanya bisa mengelus dada dan menggumamkan kalimat istigfar, ia paham dengan posisinya yang tidak diinginkan oleh sang suami, bahkan melihat mukanya pun suaminya tidak mau, Raihan menyuruh agar Asyifa tidak melepas cadarnya.
Asyifa dan Raihan tidur satu kamar tapi tidak satu ranjang, Raihan tidur di ranjang empuk sedangkan Asyifa tidur di lantai keras nan dingin beralaskan karpet tanpa bantal ataupun selimut, bukan berarti tidak ada kamar lain di rumah itu, semua kamar di kunci rapat oleh Raihan, karena itu salah satu strategi untuk menyakiti istrinya perlahan, sungguh tega Raihan itu, tapi bagi Raihan itu adalah kepuasan.
"Gue muak lihat tampang sok lugu wanita itu, ya memang gue belum pernah lihat mukanya, buruk mungkin terus dia tutup pakek selembar kain, hahaha... gue bakal buat dia menderita." Batin Raihan ditambah seringai tipis di bibirnya.
Alasan mengapa kedua insan itu menikah karena perjodohan, Raihan di jodohkan sang ayah dengan anak sahabat ayahnya, setau Raihan mereka dijodohkan atas dasar balas budi.
"Berarti wanita itu dijual ke gue jadi sah sah aja gue perlakuin dia gimana pun juga." Itu yang ada dipikiran Raihan.Asyifa jauh dari kreteria wanita idaman Raihan, yah walaupun Raihan tak pernah punya pacar tetapi ia tetap punya kreteria wanita idaman, tentunya bukan seperti istrinya itu, bagi Raihan pakaian yang dipakai Syifa hanya kedok untuk mutupin keburukannya bahkan Raihan tak sepenuhnya yakin jika Syifa masih perawan.
Setelah membersihkan kamar Asyifa keluar menuju dapur berniat menyiapkan sarapan untuknya dan suami, ia melihat Raihan sedang membaca majalah di meja makan.
"Selamat pagi mas." Sapa Asyifa.
"Hem, buatin gue kopi." Perintah Raihan tanpa melihat kearah Asyifa.
Asyifa langsung melaksanakan perintah suaminya.
"Silakan mas, syifa ke dapur dulu." Asyifa pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Raihan menutup majalah dan meraih kopinya, ia menyesap sedikit demi sedikit, kopi itu memiliki cita rasa yang berbeda, Raihan tidak munafik ia mengakui kopi itu enak tapi ia tetap tidak suka si pembuat kopi itu.
"SYIFA......" Raihan berteriak memanggil Syifa.
"Iya kenapa mas?"
"Lu bisa buat kopi nggak sih? Ini yang lu bilang kopi?." Ia menumpahkan kopi itu di tangan Syifa dan membanting gelasnya.
"Astagfirullah... uhhh..." rintih Asyifa.
"Cih sok alim, cepet bersihin terus siapin makanan, awas masakan lu buruk kayak lu." Raihan pergi menuju ke kamar.
Air mata membasahi cadar Asyifa, apakah sebenci itu suaminya kepadanya, sejahat apapun suaminya, Asyifa tidak akan meninggalkannya, ia yakin suatu hari nanti, suaminya akan berubah, entah kapan namun iya yakin hari itu akan terjadi.
Asyifa membereskan pecahan kaca dengan sesekali meringis, tangannya melepuh, Raihan yang melihat dari tangga pun tersenyum puas ini adalah awal penderitaan istrinya, lalu ia kembali melangkahkan kakinya ke kamar.
Asyifa segera menyelesaikan masaknya lalu ia tata di meja makan.
Raihan turun dengan setelan jasnya, terlihat gagah jika jas itu melekat ditubuh Raihan, ia akan pergi ke kantor, tak ada cuti nikah ataupun honeymoon.
"Nggapain duduk situ?" Tanya Raihan sinis melihat Asyifa duduk di meja makan berseberangan dengannya.
"Ma_makan mas." Kegugupan mulai melanda.
"Lu mau makan disini? Ngaca, nggak pantes, gue nggak mau makan semeja sama lu, pergi!." Usir Raihan.
"Ta_tapi mas...."
"GUE BILANG PERGI!." Teriak Raihan penuh penekanan.
Asyifa langsung mengundurkan diri, melangkah pergi menuju dapur, melihat Raihan makan dengan tenang itu sudah membuatnya bahagia, setelah makanan di piring habis Raihan langsung meninggalkan rumah menuju kantor, Asyifa menatap punggung suaminya sendu, ia berdoa agar ini cepat berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyifa (Terbit)
Romance"Kenapa lu ngerjain pekerjaan lu yang hina itu dirumah gue?" Badai besar menghantam Asyifa, seorang gadis sholiha yang amat menjaga kehormatannya, Syifa sebelumnya tak pernah mendapatkan badai sebesar ini yang ada hanyalah gerimis hujan, badai itu...