Huek... huek...
Huek...
Suara seseorang memuntahkan isi perutnya terdengar nyaring di kamar mandi bunda dan ayah, jangan kalian fikir itu suara dari menantu mereka pertanda ada kehidupan di perutnya melainkan suara dari anak semata wayang mereka.
Di saat berbincang bincang Raihan merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari perutnya padahal tadi ia hanya melahap 8 sendok makan, ia akui akhir akhir ini nafsu makannya menurun yang membuat berat badannya ikut menurun, bukan kali ini saja dia merasakan mual karena ini sudah kesekian kalinya.
Dengan cepat Asyifa menyusul suaminya ke dalam kamar mandi, tanpa rasa jijik memijat tengkuk suaminya, ia tidak mendapat penolakan, tak lama ayah Indra menyusul ke kamar mandi.
Sebelum ayah mengeluarkan suara badan Raihan sudah meluruh tergeletak di lantai.
"Astagfirullah..."
"KENAPA MAS?" Teriak bunda dari ranjang mendengar suami dan menantunya ber istighfar.
"Nak panggil pak Agus, kita bawa kerumah sakit." Ucap ayah.
"Iya yah" dengan cepat Asyifa keluar kamar mandi untuk memanggil pak Agus supir pribadi ayah.
"Kenapa nak?" Tanya bunda menghentikan Syifa.
"Mas Raihan pingsan bunda, ini Syifa mau panggil pak Agus buat bantu ayah angkat Mas Raihan, Syifa permisi." Melanjutkan langkahnya.
Tak lama Asyifa kembali dengan pak Agus di belakangnya, dengan cepat pak Agus membantu majikannya membopong majikan mudahnya ke dalam mobil di ikuti dengan Asyifa yang menuntut bunda Rahma, setelah semua masuk pak Agus langsung menancap gas menuju rumah sakit terdekat.
🍃
Ayah Indra, bunda Rahma dan Asyifa sedang menunggu di depan UGD, mereka duduk dengan gusar, sudah 30 menit Raihan di dalam dan sampai sekarang belum ada tanda tanda dokter ataupun suster yang menangani Raihan keluar.
Kreeekkkk
Seseorang dengan jas putih dan sebuah Stetoskop yang tergantung di lehernya berjalan mendekat.
"Keluarga pasien?""Iya dokter saya ayahnya, gimana keadaan anak saya?" Tanya ayah dengan tidak sabar.
"Silahkan ikut ke ruangan saya."
"Asyifa ikut sama ayah bunda tunggu di sini aja nanti bunda ceritain bagaimana kondisi Raihan." Ucap bunda sambil memijat kakinya yang nyeri.
"Iya ayo Asyifa." Ajak ayah mengikuti dokter.
Asyifa menurut mengikuti sang mertua dan dokter, ia sebenarnya juga penasaran dengan penyakit suaminya, setelah di persilakan duduk sang dokter mulai angkat bicara.
"Tuan Raihan menderita gagal ginjal kronis." Seperti tersambar petir di siang bolong tubuh ayah dan Asyifa menegang.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, bagaimana bisa dok? tidak ada tanda tanda anak saya terkena gagal ginjal." Tanya ayah tidak percaya sedangkan Asyifa hanya diam mematung.
"Penyakit ginjal kronis terkadang tidak menunjukkan tanda dan gejala, tapi dapat berkembang mematikan. Bagi para pekerja kantoran yang jarang bergerak dan minumnya kurang dari dua liter per hari mudah ancaman penyakit ginjal.
Ciri-ciri penyakit ginjal diawali dengan penurunan fungsi ginjal yang tanda-tandanya di antaranya adalah urine berbusa, volume urine dan frekuensi buang air kecil berkurang, terjadi pembengkakan di pergelangan kaki dan sekitar mata, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan, mungkin tanpa diketahui pasien mengalami itu." Jelas dokter."Lakukan cara apa saja agar anak saya sembuh dok!"
"Kita membutuhkan transplantasi ginjal secepatnya dan kebetulan stok di rumah sakit di kota ini sedang kosong jadi tolong keluarga bantu cari pendonor, bila ada langsung hubungi pihak rumah sakit, kami juga akan berusaha mencari."
"Secepatnya kami hubungi dok, kalau begitu kami permisi." Pamit ayah.
"Silahkan."
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Ayah Indra dan Asyifa keluar dari rumah dokter.
"Yah... Asyifa mau ke masjid dulu ya.""Iya, ayah nyusul bunda kamu yang kuat ya..." Ayah mengelus puncak kepala menantunya.
"Iya yah... assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Asyifa berjalan menuju masjid rumah sakit, ia ingin meminta petunjuk dan kesembuhan suaminya, ia akan lakukan apapun yang bisa ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyifa (Terbit)
Romance"Kenapa lu ngerjain pekerjaan lu yang hina itu dirumah gue?" Badai besar menghantam Asyifa, seorang gadis sholiha yang amat menjaga kehormatannya, Syifa sebelumnya tak pernah mendapatkan badai sebesar ini yang ada hanyalah gerimis hujan, badai itu...