Asyifa duduk di ruang keluarga menunggu kepulangan suaminya, setelah kejadian di ruang kerja satu minggu yang lalu Raihan selalu berangkat pagi pulang malam entah apa yang ia lakukan, walaupun Raihan di rumah hanya sebentar tetapi siksaannya tetap berjalan, buktinya tangan kiri Asyifa melepuh terkena setrika.
Deru mesin mobil Raihan membuyarkan lamunan Asyifa, dengan cepat ia membuka pintu menyambut kepulangan suaminya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam makan malam sudah siap mas." Mengambil tas dan jas di tangan Raihan.
"Hem." Raihan langsung melangkah ke meja makan sedangkan Asyifa menaruh tas dan jas di kamar lalu menyiapkan baju dan air untuk Raihan mandi.
Setelah Raihan memasuki kamar, Asyifa keluar kamar menuju ruang makan menikmati makan malam serta membereskan bekas makan suaminya, jangan salahkan Syifa tidak melayani suaminya di meja makan karena justru itu adalah permintaan suaminya.
Membersihkan meja makan dan dapur sudah, menutup pintu sudah, mematikan lampu juga sudah dan sekarang Asyifa sedang bersiap untuk tidur, suaminya tampak pulas terlelap di ranjang , dengan pelan Syifa menarik selimut hingga ke dada Raihan, ia akui ciptaan Allah di depannya ini sangat sempurna membuat Asyifa berfikir bahwa ia tidak pantas bersanding dengannya.
Asyifa merebahkan badannya di karpet bulu berwarna coklat tanpa bantal, guling dan selimut, mulai memejamkan mata perlahan memasuki alam mimpinya.
__________________
Seperti biasa Raihan di bangunkan dengan lantunan ayat suci dan seperti biasa juga Raihan beranjak keluar kamar dengan membanting pintu, itu seperti rutinitas wajib, Raihan melangkah menuju musholla di lantai bawah samping kamar tamu, jangan sangka gini gini Raihan tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang Muslim, setelah menggugurkan kewajiban Raihan memasuki kamar untuk berganti baju, pagi ini ia berniat lari pagi, dirasa penampilannya sudah perfect Raihan bergegas meninggalkan rumah tanpa perduli dengan Asyifa yang sedang menyapu halaman depan.
Lagi dan lagi Syifa hanya bisa tersenyum menatap kepergian suaminya, bolehkah ia berharap mencium punggung tangan pria itu dan di balas ciuman kening?
Asyifa merebahkan badannya di karpet setelah lelah membersihkan rumah, mencuci dan memasak, badannya semakin hari semakin remuk, ia ingin sekali merebahkan badannya di ranjang, entah dapat keberanian dari mana Asyifa bangkit dan duduk di ranjang, dengan ragu Syifa merebahkan badannya pelan pelan hingga sempurna, "NYAMAN" yang dirasakan Asyifa sekarang, ia menutup mata menikmati rasa nyaman yang sudah lama tidak ia dapat, tak sadar Asyifa mulai terbuai dengan kenyamanan dan terlelap.
Raihan memasuki rumah dengan nafas yang tidak teratur ia baru mendapat kabar bahwa bundanya terpeleset di kamar mandi.
"ASYIFA..." teriak Raihan tidak ada jawaban, ia melihat berbagai macam makanan yang sudah tertata rapi di meja makan, dengan langkah cepat Raihan menuju lantai dua, lebih tepatnya menuju kamar, ia yakin orang yang ia cari ada di sana, baru saja membuka pintu ia dikagetkan dengan pemandangan yang membuat amarahnya memuncak, dengan langkah cepat Raihan meraih gesper dan berjalan menuju sang pelaku.
CETARRR...
"BANGUN LU!." Teriak Raihan.
Asyifa terbangun dengan perasaan takut dan kaget.
"wah wah wah jadi gini ya kalo gue nggak ada di rumah."
"Ma_maaf m_mas."
"Apa dengan maaf lu bisa buat ranjang gue steril lagi hah? Berani beraninya lu tidur di ranjang, sadar diri seharusnya, nggak pantes! Pantesnya lu itu tidur di ranjang pria hidung belang, kan emang lu sering tidur sama pria hidung belang giliran gitu hahaha... cepat ganti seprei, sarung bantal sama bed cover sekarang! Nggak sudi gue bekas lu Bitch." Tanpa babibu Asyifa mulai mencopoti seprei.
Raihan geram melihat kerja Asyifa yang lamban.
CETARRR....
"CEPET!"
Asyifa mempercepat pekerjaannya mengabaikan rasa perih di tubuhnya.
CETARRR....
"Bonus buat lu, awas berani lu ulang lagi, habis ini kerumah bunda, kemas semua makanan bawa ke sana, jangan sampai lu ngadu atau lu bakal tau akibatnya." Raihan membuang asal gaspar di tangannya melangkah memasuki kamar mandi.
Asyifa hanya menuruti keinginan suaminya, percuma membantah itu akan membuat siksaannya bertambah, setelah urusannya dengan ranjang selesai, Asyifa mempersiapkan baju ganti Raihan lalu menuju dapur memasukkan semua makanan ke rantang dan bergegas memperbaiki penampilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asyifa (Terbit)
Romance"Kenapa lu ngerjain pekerjaan lu yang hina itu dirumah gue?" Badai besar menghantam Asyifa, seorang gadis sholiha yang amat menjaga kehormatannya, Syifa sebelumnya tak pernah mendapatkan badai sebesar ini yang ada hanyalah gerimis hujan, badai itu...