ONCE IN A BLUE MOON
Bagian satu"HEI Kim Taehyung! Mau sampai kapan kau mengingau dalam tidurmu!" Jimin menepuk pantat Taehyung dengan gemas. Pria yang menjadi teman tidurnya malam ini di sebuah hotel bintang lima di New York membuatnya tidak bisa memejamkan mata dengan baik. Tubuhnya penat karena semalaman berjingkrak di atas panggung guna menghibur penggemar di dalam stadium luas, dan sekarang suara mengigau Taehyung cukup membuat jalan menuju alam bawah sadarnya menutup. Andai kata mereka bukanlah sepasang teman yang memiliki banyak kesamaan, tidak akan ada lagi sosok Taehyung di dalam kamar hotelnya sebab telah ia tendang sedari awal.
Beberapa jam yang lalu, pria bermarga Kim ini mengetuk pintu kamar hotelnya dengan guling yang berada di pelukan. Keringatnya bercucuran, bercerita dengan suara bergetar jika ia mendapatkan mimpi buruk di dalam tidurnya. Merasa iba, Jimin pun mempersilahkan Taehyung untuk berbagi kasur dengannya. Toh, sejak BTS masih berada di bawah, ketika mereka sering berpergian ke luar negeri, semuanya tidak pernah menempati kamar hotel sendirian. Bukan apa, saat itu Bighit Entertainment belum sebesar sekarang. Sangat mempertimbangkan besar biaya yang harus dikeluarkan. Hanya sekarang mereka bisa menguasai kamar hotel sesuka hati, sebab ketujuhnya dipersilahkan untuk tidur sendirian.
"Kim Taehyung!" Jimin mengguncang lengan Taehyung dikarenakan mimpi pria ini terasa semakin menelannya bulat-bulat. Tubuh yang gemetar serta keringat yang tak berhenti mengucur mengiringi mimpi buruknya, seperti musik. Jimin tidak tahu mimpi apa yang sedang menghantui temannya sekarang. Yang pasti, naluri Jimin berkata jika temannya ini perlu dibangunkan guna menghindari sesuatu kejadian yang tidak-tidak.
Pekikan Jimin yang menulikan telinga sukses membuat kedua kelopak kembar Taehyung terbuka lebar. Dadanya kembang kempis tak berirama, air matanya jatuh begitu saja tanpa diminta. Tak lupa, pria ini juga menghirup oksigen dengan rakusnya, seolah telah kehilangan udara gratis selama beberapa menit.
"Kau kenapa? Apa yang menghantuimu sampai kau gemetar ketakutan seperti ini?" Jimin melontarkan pertanyaan bertubi ketika Taehyung mengangkat tubuhnya. Kini punggungnya mulai bersender pada headboard ranjang seraya nafasnya mulai ia atur kembali. "Aku bermimpi buruk tentang kekasihku, Jim. Astaga, jantungku rasanya berhenti ketika mendengar kabarnya," untuk beberapa saat Taehyung bisa bernafas lega karena semua itu hanya mimpi buruk. Setidaknya, Sakura tidak benar-benar meninggalkannya untuk selamanya. Kekasihnya masih hidup, benar.
Sementara Taehyung yang sudah mulai tenang, giliran Jimin yang kini dahinya mulai mengerut. "Kekasih?" Pria itu keheranan sekaligus berusaha menahan rasa gelinya dengan kuat. Apa kepala Taehyung baru saja terbentur benda keras sampai-sampai mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal seperti ini?
"Kenapa? Kau menatapku seolah aku telah membual, Jim," giliran Taehyung yang memandang Jimin aneh. Temannya ini kenapa? Pura-pura lupa dan kebingungan bukanlah sesuatu hal yang lucu. Ketika ingatanmu seluruhnya diambil oleh Tuhan, baru tahu rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE IN A BLUE MOON
FanfictionJika kau bisa memutar balikkan waktu, kesalahan apa yang ingin kau perbaiki?