OIABM ㅡ Lima

1K 125 4
                                    

ONOE IN A BLUE MOON
Bagian lima

TAEHYUNG menarik lalu membuang nafasnya secara perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TAEHYUNG menarik lalu membuang nafasnya secara perlahan. Rasa lelah menyambangi, membuatnya kesulitan untuk bernafas. BTS baru saja merampungkan latihan yang telah berlangsung selama enam jam tanpa henti, sebab sebentar lagi kabarnya acara fanmeeting tahunan akan segera diselenggarakan. Para penggemar mengenalnya dengan sebutan Muster. Tentu mereka bertujuh harus memperlihatkan penampilan yang sempurna di hadapan para penggemar yang telah menunggu-nunggu acara tahunan ini dengan sabar. Akan sangat tidak baik jika di atas panggung mereka malah menghancurkan penampilan karena lupa dengan koreografi. Musik telah dihentikan pun semua staff yang berada di ruang latihan mulai mengemasi barang-barang. Semuanya harus bergegas karena bukan hanya BTS saja yang akan menggunakan ruang latihan ini. Di luar sana, ada tujuh trainee perempuan yang berjongkok dengan punggung bersandar pada tembok bercat putih, menunggu giliran untuk menggunakan ruang latihan.

"Taehyung-ah!" Pria yang tengah mengikat tali sepatunya itupun mendongak. Terkesiap ketika melihat sekaleng cola tengah terbang kearahnya. Lantas, kedua tangannya langsung terangkat, menangkap kaleng minuman bersoda tersebut dengan tepat. Akan sangat menyebalkan baginya jika kaleng minuman tersebut jatuh dan pecah, mengotori ubin lantai yang sudah banyak goresan karena terlalu sering digunakan.

Pelaku yang melemparinya cola hanya melempar senyum. Takjub karena melihat kemampuan menangkap Taehyung. Jika saja ia berada di posisi Taehyung, kaleng cola itu pasti sudah pingsan di ubin lantai yang dingin. "Cepat kemari!" Teriaknya seraya melambaikan tangan kanannya. Park Jimin, dengan tas ransel yang ia sampirkan pada bahu kanannya, menunggu sosok Taehyung di depan pintu ruang latihan. Ya, selain menunggu, Jimin adalah sosok yang memberikannya minuman bersoda yang dingin beberapa detik lalu. Mereka satu mobil, dan itu memperkuat alasan kenapa sekarang Jimin masih betah menunggui Taehyung.

Taehyung memutar kedua bola matanya malas, lalu birainya mengeluarkan decakan halus. Setelah merampungkan kegiatan mengikat tali sepatunya. Tangan kanannya sibuk membuka kaleng cola. Sudut matanya yang melirik dapat melihat ada beberapa trainee yang tahun depan akan memulai debutnya masuk ke ruang latihan. Tak lupa mengucapkan salam dengan sopan. Taehyung hanya mengangguk saat disapa, masih fokus untuk membuka kaleng cola yang terasa sangat sulit untuk dibuka. Hingga ketika ia berhasil membuka kaleng minuman tersebut dan telah memposisikannya pada permukaan bibir, tiba-tiba saja langkahnya berhenti ketika Sakura masuk ke dalam ruang latihan dengan rambut panjang yang terikat kuda. Gadis itu menyapa Jimin yang berada di depan pintu dengan ramah, dan segera melanjutkan langkahnya tanpa menoleh kearah Taehyung sedikitpun.

Semuanya seakan berhenti; waktunya dan jantungnya. Bahkan ujung kaleng soda yang sudah terbuka masih menempel di permukaan bibirnya, rasa cola bahkan belum dirasai setetespun. Salivanya terteguk kasar, dengan hati-hati ia mulai mengerahkan tungkainya untuk berlalu meninggalkan ruang latihan. Namun kedua kakinya berhenti melangkah ketika merasakan jika ada sesuatu yang menariknya. Tidak lebih tepatnya, Taehyung merasa ditarik.

ONCE IN A BLUE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang