ONCE IN A BLUE MOON
Bagian delapan belasTAEHYUNG keluar dari ruangan Bang PD-nim dengan kaki yang melemas yang mengakibatkan langkahnya gontai. Seolah semangat hidupnya dihisap habis oleh sang pemilik ruangan. Taehyung kira, BIGHIT Entertainment tidak sama dengan agensi lainnya. Tapi ternyata, jika sudah berbicara tentang uang, setiap agensi itu sama. Dirinya tidak berani untuk buka internet dan melihat namanya sendiri. Tak siap untuk melihat lonjakan pencarian tentang dirinya. Pastilah beritanya lebih menghebohkan daripada rumor Jimin dan juga Sakura. Dan sejujurnya, Taehyung sangat wanti-wanti terhadap banyaknya artikel yang beredar di dunia maya. Entah kenapa dia takut jika Sakura melihatnya dan untuk kesekian kalinya, ia akan membuat Sakura sakit hati. Ya walaupun Taehyung tidak pernah tahu bagaimana perasaan Sakura terhadapnya.
Taehyung sebenarnya berencana untuk kembali ke studio. Tapi, karena pikirannya yang kacau, kakinya membawa ia menuju sebuah lorong lebar yang sepi, dimana dirinya berpapasan dengan Sakura. Gadis itu terlihat mengenakan pakaian bagus dari brand terkenal pun wajahnya dipoles oleh make up yang tidak terlalu tebal. Taehyung tebak, World Peace memiliki jadwal tampil di acara musik harian, dimana mereka adalah bintang tamu spesial untuk merayakan hari jadi ke dua puluh acara tersebut.
Keduanya menghentikan langkah di detik yang sama dengan manik yang saling bersirobok setelahnya. Lama mereka berdua terdiam dan hanya saling memandang, sampai akhirnya Taehyung memberanikan diri untuk mendekat dan langsung menarik pinggul Sakura, membawa si gadis dalam pelukannya. Dapat ia rasakan jika tubuh Sakura mulai menegang karena perlakuannya. Taehyung bisa saja langsung melepas pelukannya yang amat erat dan segera meminta maaf karena telah lancang. Namun saat ini, pria itu memang sangat membutuhkan sebuah ketenangan hati. Dan sejak dulu, hanya Sakura yang dapat memberinya rasa damai.
"Sunbaenimㅡ kita tidak boleh seperti ini," Sakura berkata, tapi tidak menunjukkan pergerakan untuk menghentikan pelukan tak wajar ini. Seakan dirinya terlalu enggan untuk melepaskan namun kondisi benar-benar memaksa untuk mengakhiri.
"Kenapa? Kenapa tidak boleh?" Bukannya berinisiatif untuk melepaskan, Taehyung justru menenggelamkan wajah tampannya pada ceruk leher Sakura yang terekspos gamblangㅡ gadis itu memakai pakaian boat neck. Ia membuang nafas hangat dan kasarnya, membuat Sakura merasa perutnya dipenuhi oleh ratusan bahkan ribuan kupu-kupu yang hendak bermigrasi.
"Sunbaenim sudah memiliki... kekasih. Tidak baik jika kita berdua terlalu dekat seperti ini," Sakura membuang wajahnya kearah kanan, sementara Taehyung masih sibuk mengudeta leher wangi si gadis. Kepalanya menggeleng, mengatakan secara tidak langsung jika sampai sekarang ia masih belum memiliki kekasih, masih setia menunggu hati seseorang. Sayangnya, Sakura tidak mengerti dengan arti gelengan tersebut. Gadis itu juga tidak pandai berspekulasi.
"Peluk aku," Taehyung meminta dengan suara lirih, seolah akan mati dalam beberapa detik lagi. Sakura yang berniat untuk jaga jarak dengan sunbaenim nya ini pun menolak. Terjadilah aksi paksa-memaksa dimana Taehyunglah yang menang, membuat Sakura harus mengarahkan kedua tangannya pada punggung Taehyung, lalu memberikan usapan menenangkan disana.
Cukup lama keduanya hanya saling memeluk, sampai Sakura sadar jika kini lehernya seperti terbasahi oleh air, membuat bagian yang terkena air tersebut terasa dingin saat angin bertiup. Usapannya berhenti, pun matanya berkedip beberapa kali guna mencerna apa yang sedang terjadi. Kim Taehyung, benarkah pria itu sedang menangis sekarang? "Sunbaenim, kau menangis?" Ia bertanya, dan Taehyung menjawab "tidak" disertai dengan suara tarikan nafas yang berat. Inilah kenapa menangis itu ada buktinya berupa air mata. Jika tak ada bukti, setiap orang bisa saja berbohong tentang kesedihannya.
Taehyung ingin berbohong lebih jauh lagi, tapi air matanya tak mendukung kelanjutan tersebut. Alhasil, ia mengaku dan mulai menjauhkan diri. Memberi si gadis sebuah tisu dan meminta maaf karena telah berlaku sebagai anak lelaki yang lemah. Jejak-jejak air mata masih tertinggal pada pipi Taehyung, hidungnya pun nampak berwarna merah. Tak ayal jika tadi tubuh si pria nampak bergetar, ternyata ia menangis sehebat itu.
Pria itu membeku ketika melihat bagaimana Sakura menghapus jejak air matanya dengan kedua ibu jarinya. "Sunbaenim tidak boleh menangis," katanya sembari memberikan Taehyung sebuah senyuman kecil. Gadis itu hanya tidak tahu saja jika alasan Taehyung menangis adalah dirinyaㅡSakura.
"Jangan percaya dengan berita itu. Aku dan..." Taehyung menggantung kalimatnya, sebab ia lupa dengan nama si gadis yang sepertinya juga dipaksa untuk melakukan hal tersebut. "Alexaㅡ" dan Sakura menyambarnya, memberi tahu Taehyung nama si gadis cantik yang memiliki darah blasteran antara Asia dan Eropa.
"Ya, Alexa. Aku dan dirinya sama sekali tidak memiliki hubungan khusus seperti di berita atau layaknya konfirmasi agensi," Taehyung mengatakan hal yang sebenarnya dengan buru-buru. Sakura nampak kebingungan, hingga akhirnya ia mulai tertawa hambar. "Sunbaenim pasti malu mengakuinya, kan? Tidak usah malu-malu," seolah si gadis hendak menyadarkan Taehyung dari mimpi. Berkata jika bukti dan konfirmasi mengalahkan kejujuran.
"Aku tidak berbohong tentang hal itu. Aku tidak mengenal siapa Alexa. Bagaimana kami bisa menjalani sebuah hubungan jika bertemu saja tidak pernah?" Pertanyaan yang sukses membuat Sakura terdiam. "Aku bahkan sudah memiliki orang yang kusuka," Taehyung memandang kosong ke arah depan.
"Sunbaenim, maaf, aku harus segera pergi," Sakura berpamitan. Entah kenapa ia merasa jantungnya mulai berdebar tak karuan dan menebak akan mendapatkan kejutan besar setelah ini. Tanpa menunggu jawaban Taehyung, Sakura langsung melesat pergi dari hadapan si pria. Hingga perkataan Taehyung setelahnya sukses membuat kaki kecil Sakura berhenti melangkah.
"Kau. Kau adalah orang yang kusukai, Sakura," dadanya terasa sakit ketika ia mengatakan hal tersebut. Ini kali pertama ia mengatakan kata 'suka' setelah di kehidupan sebelumnya, ia tidak pernah menyuarakannya.
Taehyung rasa jika tubuh si gadis menengang ketika kedua tangannya ia selipkan diantara kedua lengan si gadis, melingkarkannya pada perut rata Sakura. "Aku serius. Aku mencintaimu," ungkapnya sekali lagi dengan suara beratnya.
"Sunbaenimㅡ" Sakura memanggil dengan suara bergetar. Rasanya seperti lubang pernafasannya disumbat oleh ribuan ton kapas. Taehyung tidak peduli dengan kegelisahan yang ditampakkan oleh si gadis. Lantas, tapak tangan kirinya mulai meraih dan menganggkat dagu Sakura. Matanya tertuju pada bibir merah muda gadis yang tengah ia dekap dari belakang. Jakunnya naik turun tak beraturan. Sampai ketika dirinya telah memajukan mengikis jarak wajah, dimana hidung mancung keduanya sama-sama telah bertabrakan, pria itu menangkap pergerakan bibir si gadis.
"Sunbaenim, maaf. Tapi aku menyukai... menyukai Jimin sunbaenim," ujarnya dengan suara kecil dan juga mata yang sepertinya berair. Suatu pukulan bagi Kim Taehyung, yang berhasil membuat dirinya menjauh.
ONCE IN A BLUE MOON
Bagian delapan belas[ Mau cepet-cepetin tamat, ah. Ceritanya bosenin soalnya, hehehe🤪 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE IN A BLUE MOON
FanficJika kau bisa memutar balikkan waktu, kesalahan apa yang ingin kau perbaiki?