Betapa sialnya Sehun hari ini. Setelah melihat sepupu dari mantannya yang kepala batu, ehhh sekarang malah ketemu mantannya yang super duper GATEL.
Menyebalkan, dasar.
"Sehun, aku mau daftar jadi asisten rumah tangga kamu!" Kata mantan Sehun, Lisa.
Memang benar, kalau Sehun tengah mencari asisten rumah tangga. Karena, mansionnya ini kekurangan asisten rumah tangga.
"Gak!" Tolak Sehun.
"Please, dong! Masa kamu tega sama aku? Sejak kamu mecat aku, aku sudah gak pernah kerja. Karena sepupu aku yang mau di penjara, aku jadi gak diterima kerja dimana-mana. Uang yang kamu kasih terakhir gaji aku, sudah ku pakai untuk ibuku berobat." Lisa memelas.
Benarkah? Sejak gue mecat dia, dia jadi pengangguran, dan gak di terima dimana-mana? Batin Sehun berkecamuk.
Sehun juga manusia yang memiliki rasa iba, terlebih terhadap Wanita.
"Serius?" Tanya Sehun tak percaya.
"Iya, a-aku lagi butuh banget uang hiks kumohon." Lisa mulai terisak.
"Serius?" Tanya Mark, adik Sehun, yang tiba-tiba datang bersama Yeni, Kakak kandung Yeri.
"Iya hiks."
"Oh." Mark membulatkan bibirnya.
Mark langsung membuka laptop yang selalu ia bawa kemana-mana. Setelah meretas sebuah informasi, ia segera menghadapkan laptopnya kearah Sehun, Yeri, dan Lisa yang duduk dihadapannya.
"Jadi, ibu lo udah meninggal sejak lo masih bayi, kan?" Tanya Mark, lalu ia tersenyum miring.
"Lo?!" Lisa berteriak histeris.
"Ya! Calon suamiku itu lebih pintar dari otak tikus mu, Panpriya!" Kata Yeni.
"Kalau gak punya otak, gak usah sok bohongin orang." Ucap Mark dingin.
"Singkirkan penipu ini!" Suruh Mark ke satpam yang berjaga di belakang Lisa.
"Baik, Pak!" Satpam itu menyeret Lisa.
"Jangan pegang-pegang saya!" Amuk Lisa ke Satpam Sehun.
"Tunggu!" Ujar Sehun, ketika melihat Lisa sengan susah payah digeret oleh Satpamnya. Lisa tersenyum sumringah, ia menghempaskan tangan dekil Satpam Sehun.
"Saya akan urus penipuan ini ke pihak polisi!" Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Seperti Lisa, sudah malu, dilaporin ke polisi pula.
"Ka-kamu kok tega sama aku?" Lisa berkaca-kaca.
"Usir wanita ini!" Suruh Yeri, Satpam Sehun nurut.
°°°
"Makasih, Mark!" Yeri berterimakasih kepada Mark, karena secara tidak langsung, Mark menyelamatkan keluarganya dari manusia seperti Lisa.
Mark hanya mengangguk.
"Kalian kapan nikah?" Tanya Sehun. Bola matanya menatap Mark, lalu berganti menatap Yeni.
"Seminggu lagi, pokoknya lo harus luangin waktu lo!" Jawab Mark. Pasalnya Kakaknya itu, Sehun, adalah manusia sibuk yang gak bisa lepas dari urusan pekerjaan.
"Semoga aja gak ada yang darurat." Jawab Sehun seadanya.
TUK
Mark dengan seenak jidatnya menyentil dahi lebar Sehun, wajah songong dan tak perduli Sehun memerah karena sentilan Mark yang lumayan sakit.
"Gak sopan!" Ujar Sehun, lalu meninggalkan Mark dan Yeni, disusul oleh Yeri yang mengikutinya.
"Gue sama Yeni mau nginap disini!" Teriak Mark, takut kalau Sehun tak mendengar.
"Iya!" Sahut Yeri dari kejauhan.
"Sayang, kalau tadi Mark gak datang, apa yang bakalan kamu lakuin?" Tanya Yeri ketika sampai di kamar mereka.
"Nerima Dia."
Entah apa yang Yeri rasakan saat ini, sebab, hatinya terasa sakit. Bagaikan selembar kertas yang tergores pulpen. Rasa sakit ini sungguh sulit menghilang nantinya. Tanpa Sehun sadari, Yeri memegang perutnya yang tiba-tiba saja mual. Yeri menahan sedikit rasa mual diperutnya.
Ia berlari ke toilet yang berada di kamarnya.
Ia mengeluarkan seluruh isi perutnya. Setelah merasa sudah enakan, Yeri kembali ke kamarnya. Sehun memandangi Yeri heran.
"Ada apa?" Tanya Sehun tidak peka.
"Perut aku mual, dan kepala aku rasanya pusing." Jawab Yeri seadanya.
"Aku panggilin dokter, kamu istirahat dulu." Sehun berjalan cepat, ia menghampiri kepala asistennya, Yoo Misoo.
"Panggilkan dokter keluarga." Suruh Sehun, lalu berlalu menghampiri Mark dan Yeni.
"Baik, Pak!"
"Ada apa?" Tanya Yeni khawatir ketika melihat Sehun berlari dari kamarnya menuju ke ruang keluarga.
"Yeri sakit!" Adu Sehun.
Yeni segera menuju kamar Sehun.
"Yeri!" Sesampainya di Kamar Sehun dan Yeri, Yeni melihat Yeri tergeletak di lantai marmer mansion Sehun.
"Sehun, cepat angkat Yeri ke kasurnya!" Suruh Yeni, kekhawatirannya memuncak.
Lalu, Sehun mengangkat Yeri menuju ke kasur.
Tak lama kemudian, dokter pribadi keluarga Sehun sampai di kamar Sehun dan Yeri. Dokter tersebut segera memeriksa keadaan Yeri.
Sehun dan Yeni menunggu dokter memeriksa dengan khawatir.
"Mark, tolong kabarin Eomma aku sama Eomma kamu." Suruh Yeni ke Mark.
"Gak usah!" Tolak Sehun.
"Kena-"
"Pasien...."
°°°
Hayoo, Yeri kenapa, nih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Dear Diary; Hunri [✔]
Fanfic●BOOK 1 'Dear Diary; Hunri' ●BOOK 2 'Dear You; Chenle' -book 1- Siapa yang menyangka kalau gadis miskin 'itu' sebenarnya anak dari pengusaha terkenal se Korea? Namun, karena suatu masalah, gadis 'itu' menjadi menderita selama bertahun-tahun lamanya...