Sebenarnya sih bingung mau pilih ending yang kayak gimana, huhu T-T
Happy Reading!
Malam itu, Yeri bingung harus mengucapkan Syukur kepada Tuhan atau menyalahkan dirinya yang tak becus merawat Suaminya. Setelah mendengar kabar dari Dokter kalau Suaminya masih hidup, Yeri masih harus dihantam kesedihan dengam penyakit yang diderita Suaminya. Credula cerobrum morbo. Penyakit yang disebabkan oleh Virus Mendax. Virus ini lama kelamaan dapat menghancurkan bagian-bagian otak.
Penyakit langka yang sebelumnya belum pernah Yeri dengar, sekali mendengarnya ketika Dokter memvonis Suaminya mengalami Credula cerobrum morbo.
Beruntung, Sehun masih memiliki waktu untuk hidup. Setidaknya Sehun masih ada waktu untuk bertemu dengannya, walaupun waktu itu kurang dari sepuluh tahun.
"Hey, Sayang! Kenapa melamun?" Suara Sehun memecah gelembung lamunan Yeri. Yeri tersadar dari lamunannya. Ia memandang Suaminya sendu.
Sehun sadar kalau umurnya sudah tak panjang lagi, ia merengkuh tubuh Istrinya yang tengah mengandung. "Sayang, Kamu tahu sendiri, bukan? Kalau umurku sudah tak lama lagi, tolong berbahagialah, walaupun hanya sesaat. Kumohon," Sehun mengelus surai Yeri.
"Ta-tapi-" belum selesai Yeri mengatakan keluh kesahnya, Sehun segera memotong perkataannya. "Tersenyumlah untuk sekarang, selagi Tuhan masih berbaik hati kepadaku." Yeri terisak mendengar pembicaraan Sehun yang seolah dirinya tahu kalau umurnya tak lama lagi. Yeri bersumpah, kalau sampai Sehun sembuh, ia akan menghampiri Keluarga tirinya yang dulu merawat dirinya. Ia akan meminta maaf dan berucap terima kasih.
"Kumohon, jangan tinggalkan aku. Bertahanlah, apa kamu tak kasihan dengan anak kita?" Ucap Yeri, ia memaksakan senyumnya. Sehun tersenyum tulus, "Aku akan bertahan semampuku."
Usia kandungan Yeri mulai memasuki 7 minggu, perutnya pun mulai membuncit. Sehun mengelus pipi Yeri, lalu beralih ke surai berwarna cherry blossom milik Yeri. "Kamu belum mandi, ya?" Tanya Sehun, ketika merasakan surai Yeri yang lepek.
"Tau aja kamu, hehe." Hanya candaan itu yang bisa Sehun keluarkan untuk membuat Yeri tertawa.
Ketukan pintu ruang rawat inap Sehun membuat pasangan suami istri itu menengok ke pintu, "Masuk aja, gak dikunci," suruh Yeri malas untuk berdiri, karena terlanjur pw di sofa.
"Haloooo," Sapa Yeni.
"Hai, Kak Yeri, Kak Sehun," Sapa Alice.
Yeni merangkul Alice, meninggalkan Mark dan Taeyong yang berdiri didepan pintu. "Woi, masuk! Pamali berdiri didepan pintu!" Kata Yeni.
"Dia siapa, Sayang?" Tanya Sehun ketika melihat Alice yang barusaja duduk di sofa, lalu disusul oleh Taeyong yang ngerangkul Alice.
"Hai, Kak Sehun! Aku Alice, pacarnya Tae-"
"Calon Istri gue, Hun." Potong Taeyong, membuat pipi Alice bersemu.
"Oh, kok lo mau sama Taeyong, sih?" Canda Sehun. Ia memandang wajah imut Alice yang terlihat begitu menggemaskan dimatanya. Astaga, Sehun! Istrimu lebih menggemaskan!
"Yaa, kan aku cinta sama Taeyong." Jawab Alice seadanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah Yeri, "Kak Yeri kapan lahirannya?" Tanyanya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Dear Diary; Hunri [✔]
Fanfic●BOOK 1 'Dear Diary; Hunri' ●BOOK 2 'Dear You; Chenle' -book 1- Siapa yang menyangka kalau gadis miskin 'itu' sebenarnya anak dari pengusaha terkenal se Korea? Namun, karena suatu masalah, gadis 'itu' menjadi menderita selama bertahun-tahun lamanya...