Gelap [TRS 13]

106 12 0
                                    

Happy Reading!

Ketika ia membuka matanya, yang ia lihat hanya ruangan gelap. Bukan hutan yang tadi ia datangi. Kepalanya terasa sangat pusing, dan sepertinya seseorang telah memplester lukanya.

"Udah bangun?" Ditengah sunyi dan gelapnya ruangan, seorang wanita berambut cherry blossom menghampirinya. Sehun tak dapat melihat dengan jelas siapa wanita itu.

"Tenang saja, luka mu sudah ku operasi." Sambung wanita itu, Panpriya Song atau panggil saja Lisa. Lisa terkekeh melihat wajah suram Sehun. Ah, Dia terlihat sangat imut, Batin Lisa.

"Kenapa lo nyekap gue?" Tanya Sehun dingin. Memang Lisa tidak berniat menutup mulut Sehun ala penculik norak diluar sana. Ia sengaja tidak melakban mulut Sehun, supaya ia bisa mendengar Sehun memohon kepadanya.

"Siapa lagi kalau bukan karena istri Kamu," lalu, Lisa tertawa renyah. Ia menghentikan tawanya, dan kembali serius menatap Sehun.

"Norak! Cemen banget, beraninya jebak orang." Ketus Sehun, dan meludahi wajah Lisa yang tepat didepannya.

"Bangsa- Astaga, hampir saja keceplosan." Geram Lisa, ia meraih sapu tangan yang berada disakunya, dan membersihkan wajahnya.

"Gakpapa norak. Btw, kamu milih Istri kamu yang mati, atau bayi kamu yang mati atau malah keduanya?" Tanya Lisa, membuat Sehun naik darah. Lisa mengeluarkan foto wanita yang tengah disekap pula. Lisa melihatkan foto itu ke Sehun.

Sial, wanita itu adalah Istrinya yang sedang hamil. Bagaimana bisa ia menyekap wanita yang tengah hamil? Dimana otak seorang Panpriya ini?!

"Lo berani sama gue?" Tantang Sehun, ia memandang rendah wanita didepannya.

"Kenapa Panya harus takut sama lo?" Seorang pria datang menghampiri Sehun dan Lisa. Pria itu, Ten! Orang yang Sehun percaya. Pria yang ia serahkan untuk mencari Istrinya yang menghilang. Dia, telah mengkhianati Sehun. Sehun sangat tidak suka dengan pengkhianatan.

"Tau tuh, Taphon!" Lisa, atau Ten panggil dengan nama kecilnya, 'Panya' itu mengompori temannya Ten, yang ia panggil dengan 'Taphon'.

"Oh, collab? Cupu!" Ujar Sehun, masih dengan wajah songongnya. Ten menggeram, "Masih mending lo, gue operasi kepala lo. Coba kalau kepala lo tadi gak gue operasi? Gue yakin lo gak bakalan bisa ngatain gue." Ten sekuat tenaga mengontrol emosinya. Ia tak ingin menghabisi Pria didepannya, karena pacarnya, Lisa, tak ingin ada seseorang yang terbunuh. Ya, Saat ini Ten dan Lisa tengah menjalin hubungan spesial. Lisa tahu betul bagaimana Ten ketika marah, apalagi dengan orang yang menghina dirinya. Ten pasti langsung membunuh orang itu, ia tak perduli jika orang itu wanita atau pria. Jangankan wanita buruk rupa, wanita cantik jelita pun pernah ia aniaya dan berakhir ia bunuh, karena ia berani menggoda Ten didepan Panpriya.

"Siapa suruh nyelametin gue."

"Lo emang gak tau terima kasih ya, Bangsat." Ten semakin geram dengan pria songong mantan Lisa. Kalau bukan Lisa yang meminta Ten untuk mengontrol emosinya, pasti Ten akan kelepasan meninju wajah songong yang sangat Ten benci!

"Ya udah, thanks udah nyelametin gue! Tapi, gue gak tulus." Pancing Sehun.

Bruk

Dug

Brak

Bugh

Bugh

Ten membabi buta Sehun yang duduk dikursi.

"Taphon, udah! Aku udah bilang jangan pukul dia!" Lisa menarik lengan Ten.

Plak

"Bukannya aku udah bilang jangan sampai Dia babak belur! Kok kamu batu banget?!" Maki Lisa setelah menampar Ten.

Sehun yang melihat pertengkaran itu hanya menyunggingkan senyum miringnya. Ia puas telah memancing emosi Singa seperti Ten. Tak sia-sia ia membiarkan wajahnya babak belur.

Sehun berusaha melepaskan tali yang sudah mengendor, karena pukulan Ten. Setelah melepas tali, ia mengambil pistol Ten yang berada disaku celana pria itu.

"Haha, bodoh!" Maki Sehun, lalu mengarahkan pistol Ten ke lutut Ten.

Dor

Tanpa basa-basi, ia menembak lutut Ten. Ten tak dapat bergerak, karena Sehun menembak Ten tepat di tempurung lutut Ten. Sehun mengindahkan pandangannya kearah Lisa yang mematung menatapnya tak percaya.

Dor

Dor

Kedua lutut Lisa tertembak. Ia langsung jatuh. Merasakan lututnya yang begitu sakit.

"Panya! Bangsat lo, Sehun!" Teriak Ten lalu menyeret salah satu kakinya yang tertembak. Ia menghampiri kekasihnya yang tengah lumpuh. Sehun tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Sehun segera berlari pergi.

Sekitar 45 menit, Sehun berhasil keluar dari bangunan yang sepertinya bekas pabrik. Ia berjalan gontai. Ia masih harus menerobos Hutan lebat ini.

Ketika ia menyadari kepalanya kembali pusing, ia segera berlari. Membiarkan kepalanya yang semakin pusing. Yang terpenting, ia harus segera mencari pemukiman penduduk. Supaya Ten tak berani melawannya.

Saat menemukan sebuah gubuk yang ramai pengunjung, Sehun tersadar kalau Ten adalah Ketua Mafia Thailand. Pengunjung di gubuk itu sepertinya anak buah Ten yang tengah beristirahat.

Sehun melangkahkan kakinya perlahan, supaya mereka tidak tersadar. Namun, setelah Sehun berhasil melewati gubuk itu, salah satu anak buah Ten sadar akan kehadiran Sehun.

"Woi! Dia kabur!"

°°°

Makasih udah mampir ;)

1. Dear Diary; Hunri [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang