Can't be Alone

62.3K 2.6K 78
                                    

"Nagisa sungguh manis!"

Sebuah tangan besar yang hangat membelai lembut kepalaku. Aku tersenyum lebar sambil memeluk lengannya.

"Sungguh, Kakeru-nii?"

"Hmph! Sungguh! Nagisa benar-benar manis. Karena itu jangan menangis lagi—"

Aku menganggukkan kepalaku dengan ragu-ragu. Menatap wajah lembutnya yang selalu membuatku nyaman.

Aku berharap banyak mimpi indahku dapat berlangsung selamanya, hingga suatu hari nanti ketika aku membuka mataku... Aku ingin melihat sosokmu sekali lagi—


"Kakeru-nii... A-Aku menyukaimu!" Ujar ku.

Jantungku berdegup kencang... Tanganku berkeringat dingin. Aku bahkan tak sanggup menatapnya—

"Pfft... Apa maksudmu?"

Huh?—

"A-Aku... Aku menyukai Kakeru-nii..."

Senyumannya memudar...

"Nagisa... Maafkan aku. Tapi aku tidak sepertimu—Aku bukan gay"

Jantungku berhenti berdetak... Keringatpun berhenti mengalir keluar. Aku menatapnya dengan bingung

"Selama ini kau pikir aku menyukaimu? Meskipun kau memang manis, bahkan sama manisnya dengan perempuan, aku tidak menyukaimu seperti kau menyukaiku—"

Bohong...kan?

"Lagipula Nagisa tidak lebih dari seorang adik bagiku"

Ia tersenyum, senyuman yang membuat hatiku hancur berkeping-keping...

"Seharusnya aku tidak memanjakanmu—Lebih baik kita tidak usah lagi saling bertemu..."

"Kau menyesali pertemuan kita?—"

.

.

.

.

Banyak orang bilang, "Orang yang memiliki senyuman paling indah adalah orang yang memiliki luka paling dalam"

Dihantui masa lalu yang menyakitkan Ninomiya Nagisa (20) sukses menjadi model terkenal di Jepang. Tidak ada satu wanita atau pria yang mampu menolak pesona Nagisa. Diberkahi dengan fisik rupawan, bakat modeling yang matang, dan  senyum mempesona bak malaikat, membuat Nagisa sukses menyembunyikan masa lalunya. Banyak orang yang bilang bahwa menjadi diri sendiri adalah hal terbaik yang dilakukan manusia, tapi bagi Nagisa yang kehilangan kebenaran sosok dirinya, hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah bersembunyi dibalik paras elok dan senyum palsu. Kamera mungkin tidak bisa membongkar apa yang tersimpan dibalik senyum Nagisa, tapi bagaimana dengan mata manusia?

Semuanya berubah ketika ia menemukan Kucing Bangsawan yang dibuang di bak sampah kawasan Shibuya pagi itu. Mata indah, seindah langit musim panas itupun membuatnya tersipu malu dan juga di waktu yang sama menggali ingatan Nagisa kebagian paling dalam dan paling menyakitkan dari dirinya.

"Aku bersumpah, aku tidak akan pernah menyesali pertemuan kita—"


The Love That Can't be Alone [ 2 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang