Chapter 11

120 9 0
                                    

Chapter 11

Suasana caffe sore itu lumayan ramai. Di pojok ruangan tepat dekat dengan panggung, terdapat segerombolan remaja yang tengah berbincang dengan serius.

"Ini demi melepas status jomblo lo!" ucap Gibran menggebu-gebu.

Alki mengangguk. "Gue udah gak tahan sama status gue ini." Alki menepuk pelan meja didepan nya.

Mereka semua mengangguk dengan wajah prihatin.

"Lo mau nembak dia karena suka atau karena ingin melepas status jomblo lo?" tanya Wildan menatap datar kearah Alki.

"Dua-dua nya." jawab Alki mantap.

"Lo yakin?" tanya Wildan, pria yang mengenakan kaos berwarna pink cerah itu mengangguk.

Lalu Wildan menyodorkan sebuah kertas ketengah meja. Lebih tepat nya kearah Alki. Semua orang yang berada di meja itu menatap kearah kertas berwarna putih tulang itu.

"Ini rencana yang udah gue dan anak-anak lain atur." Wildan tersenyum tipis begitu melihat Alki langsung mengambil kertas itu. "Untuk tempat udah kami siapin." sambung Wildan lagi.

Alki membaca setiap bagian dari tahap acara nya besok. Pria itu mengangguk-anggukan kepala nya pelan. Rencana nya tak terlalu sulit dan ia sangat yakin, besok akan berhasil dan berjalan lancar.

Alki mendongak menatap wajah sahabat nya satu-persatu. Lalu pria itu melebarkan senyum nya.

"Semoga berhasil!" ucap Faris mengepalkan tangan kanan nya.

Aldo dan Bowo yang duduk tepat di samping kanan-kiri Alki menepuk bahu Alki memberi semangat.

Mata Alki berkaca-kaca. "Makasih, gan." Alki memeluk Aldo disebelah nya. Tentu saja Aldo membalas pelukan itu sambil menepuk-nepuk pelan punggung Alki.

Plakk ...

Alki mengaduh kesakitan. Alki menatap Gara yang duduk disamping Aldo. Alki menatap tajam kearah Gara, pasal nya kepala nya di geplak dengan cukup keras.

"Gue liat kalian pelukan udah kaya lagi nonton sinetron ftv hidayah." cengir Gara.

✒✒✒✒✒

Suara alunan musik terdengar merdu, ditambah ketika suara penyanyi asli nya bernyanyi. Alki mengikuti lirik yang berbahasa inggris itu. Walau dengan bahasa yang blepotan. Namun cukup baik didengar, sebab suara Alki yang sedikit berat itu terdengar merdu juga. Alunan lagu dari taylor Swift yang berjudul Blank Space lah yang sedari terputar di kamar nya.

Alki mengetuk-ngetukkan jari nya diatas meja belajar. Berusaha menikmati lagu favorite nya. Selain dangdut ia juga sangat menyukai lagu-lagu barat atau pun lagu tahun 90-an, selain lirik dan irama nya yang enak didengar, lagu-lagu tersebut memiliki arti-arti yang cukup bagus.

Setidak nya cara ini bisa membuat hati nya tidak gelisah. Sebab besok adalah penentuan apakah ia akan bisa melepas status jomblo nya dan apakah ia bisa menaklukan hati Mella. Sedari kemarin ia gusar, antara yakin tak yakin. Ia ingin mundur namun ia sudah melangkah terlalu jauh. Sebut saja Alki terlalu plin-plan, namun memang begitu kenyataan nya.

Alki menghembuskan nafas nya gusar ketika lagu dari Taylor Swift itu berhenti berputar. Yang selanjutnya justru berputar lagu dari Mahadewa.

"Cinta ku tak harus miliki dirimu, meski badai mengiris, iris segala janji ...," Alki mengikuti lirik tersebut dengan wajah melas nya.

Pintu kamar nya terbuka, yang menampakkan sosok wanita paruh baya yang rapi dengan pakaian khas kondangan.

"Kami belum mandi?!" suara Azizah naik satu oktaf begitu melihat sang putra masih saja santai. Padahal jam sudah menunjukkan tiga siang.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang