Chapter 12

146 10 3
                                    

"Gue udah cakep belum?" tanya Alki kepada para sahabat nya. Tampak Azriel memutar bola mata nya malas.

"Lo nanya begituan udah lima kali. Sekali lagi lo nanya begituan lagi, gue geplak tuh bibir lo." ketus Azriel bersedikap dada.

Alki menggaruk pipi nya sambil cengar-cengir tak jelas. "Lagian inikan hari, bersejarah bagi gue. Kapan lagi coba seorang Alki Danendra dengan berani menyatakan cinta kepada seorang gadis cantik nan manis." ucap Alki mendramatisir suasana.

Azriel mendengus kasar menanggapi celotehan tak jelas sahabat satu geng nya itu. Alay, batin Azriel saat itu.

Anak-anak geng Basupati hanya diam sambil tersenyum menatap interaksi kedua sahabat nya itu.

"Lo inget kan tahap-tahap acara pelepasan status jomblo lo?" tanya Aldo sambil menggerakan kedua jari saat mengatakan "pelepasan status jomblo". Jujur ia sebenarnya geli mendengar tema acara malam ini. Ia ingin tertawa, namun ia simpan. Mengingat wajah Alki yang sedari dulu selalu memasang wajah melas plus mengenaskan ketika melihat para sahabat nya dengan pasangan nya masing-masing. Dan Aldo sedikit rada kasihan pada Alki.

Sebenarnya pria itu lumayan manis jika Alki tau cara nya berpenampilan dan menjaga kebersihan. Dan Aldo berdo'a dalam hati, semoga Alki berhasil untuk malam ini. Bukan hanya Aldo saja yang berdo'a melainkan para sahabat-sahabat nya ikut berdo'a. Bagaimana pun melihat wajah bahagia Alki bisa membuat mereka ikut bahagia.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 18.49. Alki sedari tadi terus memperhatikan jam ditangan nya dan sesekali memperhatikan penampilan nya melalui pantulan dari ponsel nya.

Berulangkali pria itu menghembuskan nafas nya secara gusar.

Ting ...

Suara lonceng yang menandakan bahwa ada pelanggan yang masuk ke dalam caffe tersebut membuat Alki langsung melongok ke arah pintu. Alki menghembuskan nafas nya kasar. Ternyata yang masuk bukan orang yang sedang ia tunggu.

"Sabar, Ki. Bentar lagi tuh cewek bakal dateng. Kalau gak datang, memang nasib elo kali." ucap Faris yang duduk disisi Alki dengan wajah prihatin.

Alki mendengus kasar.

Jam sudah menunjukkan pukul 19.24, hal itu membuat Alki terduduk lesu. Anak-anak Basupati beserta sahabat nya Bowo masih tetap setia menemani Alki.

"Kita bakal disini sampai jam delapan, kok. Tenang." ucap Aldo. Alki mengangguk lemah.

Ting ...

Suara lonceng itu terdengar kesekian kali. Namun Alki enggan menoleh kearah pintu. Ia masih saja menompang dagu sambil mengaduk-aduk minuman yang es nya itu sudah mencair.

Faris menepuk kasar bahu Alki, di ikuti oleh Bowo yang menggoyang-goyang kan lengan Alki.

"Apaan sih?!" kesal Alki menepis kedua tangan sahabat nya.

"Itu!" Bowo menunjuk kearah seorang gadis yang menggunakan dress selutut berwarna biru laut.

Alki terdiam sesaat menatap gadis yang tengah celingak-celinguk. Beberapa detik berikut nya Alki langsung tersenyum lebar dan jingkrak-jingkrak di tempat nya.

"Gue ketempat Mella." ucap Alki meninggalkan meja, namun mata nya tetap terfokus kearah Mella.

Terdengar siulan dari teman-teman nya. Alki berjalan menghampiri Mella sambil membusungkan dada.

Pria yang menggunakan kaos putih dipadukan dengan kemeja kotak-kotak berwarna hitam putih itu menepuk bahu Mella.

"Eh? Sorry telat." sesal Mella.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang