Mella menyebrang lapangan menuju kelas teknik mesin. Ia hendak memasuki salah satu kelas, namun langkah nya tertahan begitu melihat di kelas tersebut ada seorang guru wanita.Dan tampak nya guru tersebut merasakan kehadiran Mella.
"Ada apa?" tanya bu Dewi berjalan menuju pintu kelas.
Mella mengusap hidung nya. "Em, anu, Bu. Saya mau ketemu sama nama nya Alki." jawab Mella sedikit melirik ke dalam kelas teknik mesin.
"Dia saya suruh keluar kelas, karena ribut di saat ulangan berlangsung. Ada keperluan apa?" tanya bu Dewi memicingkan mata nya.
Mella menggeleng cepat, "eh? Enggak, Bu. Gak papa, makasih ya, Bu." jawab Mella sedikit membungkuk lalu berbalik.
"Dimana sih Alki?" bantin Mella berfikir dan pandangan nya menyapu seluruh halaman sekolah nya yang lumayan besar ini.
Saat hendak berbalik ke kelas dan menaiki tangga, langkah Mella tertahan ketika mendengar suara seseorang yang menyumpah serapahi Alki. Mella berbalik, dan ternyata pria itu adalah Dimas bersama teman-teman nya.
"Ah! Mungkin di kantin." gumam Mella lalu kembali turun dari tangga.
Gadis itu sempat berpapasan dengan Dimas. Namun pria tampan itu hanya diam menatap Mella. Sedangkan Mella hanya tersenyum tipis dan melewati Dimas begitu saja.
"Mel," tangan Mella ditahan oleh Dimas. Membuat gadis itu berbalik dan menatap Dimas tak suka.
Dimas memberi kode pada teman-teman nya untuk berjalan terlebih dahulu.
Mella menarik lengan nya dari genggaman Dimas. "Ada apa, Dim?" tanya Mella.
Dimas berdehem pelan. "Gue mau ngomong." ucap Dimas pelan.
Mella bersedikap dada menunggu ucapan selanjutnya dari Dimas.
Tampak Dimas menarik nafas nya dalam-dalam lalu menghembuskan secara berlahan. "Gue minta maaf, gue tau gue salah. Permaluin elo dengan cara mutusin elo di depan banyak orang. Gue--"
"Lupain," potong Mella cepat. Mata gadis itu semakin sinis ke arah Dimas.
"Maksud elo?" tanya Dimas tak mengerti.
Mella mengedikkan bahu nya pelan. "Ya lupain. Anggap aja sikap kekanak-kanakan elo waktu itu gak ada." jawab Mella mengalihkan pandangan nya.
"Maksud elo gue harus lupain apa yang pernah terjadi sama kita?" tanya Dimas sambil terkekeh tak percaya.
Mella mengangguk lalu ia teringat sesuatu, "bukan cuma elu, gue juga berusaha ngelupain. Oke?" ucap Mella.
"Semudah itu?" Dimas kembali tak percaya.
"Kita baru pacaran dua minggu, dan itu gak lama. Tentu nya kisah kita gak begitu banyak untuk gue kenang. Jadi pasti lebih mudah buat lupain." ucap Mella enteng.
"Kalau aja Alki gak ada di antara kita, semua nya gak bakal gini, kan? Kalaupun kita nanti putus gak bakal putus seperti ini." ucap Dimas.
"Lo yang mutusin. Jadi itu keputusan elo. Ada tidak nya Alki mungkin hubungan kita tetap akan berakhir." ucap Mella. "Em, udah? Gak ada yang di omongin kan? Gue ada perlu." ucap Mella.
Dimas berpikir sebentar lalu mengangguk ragu.
Saat itu juga Mella berbalik meninggalkan Dimas yang mematung sambil menahan gejolak amarah di dada.
✒✒✒✒✒
"Ki,"
Alki mendongak dengan mulut penuh dengan mie. Alki sedikit tersentak, dengan cepat ia menyeruput mie dan mengusap bibir nya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKI
Teen FictionJika kalian ingin mencari kisah tentang cogan korea atau cogan bule maka bukan disini tempat nya. Alki Danendra, pria asli keturunan indonesia yang hidup tanpa pacar karena wajah pas-pasan ditambah dompet tipis. Memiliki tingkah absurd dan ke alayan...