Chapter 18

100 10 1
                                    

Alki Danendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alki Danendra




Mella Sari Devi


Alki mengusap lengannya yang nyeri, ia tak sadar bahwa lengannya sempat menjadi korban dari kemarahan Tristan kemarin. Ia baru merasakan sakitnya pagi ini. Dengan susah payah ia memasangkan kemeja sekolah yang kusut.

"Alki!"

"Iya, Mak! Bentar!" balas Alki. Dengan cepat ia mengambil tas, dasi, beberapa buku dan sepatunya yang nyaris jebol.

"Makasih, Mak," gumam Alki ketika disodorkan susu penambah berat badan. Soalnya berat badannya hanya 58kg. Sangat kurus, hingga tulang-tulang rusuknya terlihat.

"Minum susunya yang banyak, makan yang banyak. Biar gemukan dikit kaya Abang mu," ucap ibu Alki yang tampak membalikan kaos kaki Alki.

Alki melirik kearah Andi, tubuh abangnya itu tinggi besar. Maksud kata besar disini adalah atletis. Alki berdecak tak suka.

"Badan besar sih, Mak. Tapi bawa motor gak bisa," gumam Alki yang membuat Andi melotot tak suka.

"Memangnya kamu bisa bawa mobil, huh?" ketus Andi.

"Aku 'kan masih 17 tahun. Ngapain bawa mobil." balas Alki lalu bangkit dari kursi makannya.

"Mak, Iki berangkat dulu, ya. Bilangin ke Bapak juga," ucap Alki meraih tangan ibunya.

"Gak nunggu Bapakmu dulu?" tanya Azizah.

"Bapak lama, gak tau ngapain aja di kamar mandi. Assalamualaikum." Alki berjalan keluar menuju garasi samping rumahnya.

"Sama Abang gak pamit, huh?" teriak Andi.

"Assalammualaikum, Bang!" balas Alki lalu menstater Bleki, motor scoopy kesayangannya.

✒✒✒✒✒

"Eh, itu dia!" seru gadis berambut sebahu.

Mella melongok ke arah parkiran. "Mana, sih?" tanya Mella sedikit berjinjit.

ALKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang