6. Samuel Margantara

48 1 0
                                    

"Sakit memang,jika dia mudah mendapatkan orang yang kita suka tanpa harus berjuang kayak kita"

"Rel! Aurel!"panggil Zarin sambil menggoyangkan bahu Aurel yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Apaansi lo ngga usah ganggu deh Rin"kesal Aurel yang terganggu dengan kelakukan Zarin.

"Lo ngerjain apasih? Gue kan mau curhat sama lo tentang Arvind"kata Zarin sambil melihat apa yang dikerjakan oleh Aurel.

"Nanti aja. Gue sibuk"kata Aurel.

"Ya ampun Aurel lo cuma sibuk bikin ginian doang? Cerita-cerita ngga jelas?"pekik Zarin saat melihat apa yang tengah Aurel ketik di laptopnya.

Aurel yang merasa curahan hatinya diejek oleh Zarin tak terima.

"Rin! Ini cerita bukan sekedar cerita. Ini isi Curahan hati gue yang mau gue jadiin ke jenjang yang lebih atas. Lo ngga berhak remehin cerita gue!"tegas Aurel sambil menatap tajam Zarin. Zarin tahu kalau Aurel ini memiliki tatapan yang mengerikan,membuat siapa saja yang menatapnya dengan tatapan itu akan menunduk ketakutan.

"Rel jangan natap gitu. Gue takut"kata Zarin dengan nada suara pelan.

"Males ah sama lo"kata Aurel sambil beranjak dari duduknya. Padahal ia hanya niat mengerjai Zarin saja.

"Aurel maafin gue. Gue ngga sengaja ngomong gitu beneran. Gue cuma pengen lo dengerin gue"kata Zarin sambil menunduk. Aurel yang melihat ketakutan Zarin terkekeh geli.

"Emang lo mau ngomong apasih? Arvind kenapa lagi?"

"Gue... Gue cuma pengen lo bantu gue"kata Zarin.

"Bantu apa?"tanya Aurel.

"Tapi lo mau ngga?"

"Selagi mampu kenapa ngga?"

"Gue mau lo bantu gue gimana caranya Arvind secepatnya nembak gue"ucapan yang dilontarkan oleh Zarin membuat Aurel membulatkan matanya.

"Lo serius?"

"Ya serius lah. Gue ngga mau digantung terus Rel"lirih Zarin.

"Bentar-bentar"kata Aurel.

"Tapi lo beneran cinta kan sama Arvind? Lo serius kan?"tanya Aurel.

"Ya--ya gue serius lah gue sayang kok sama dia"kata Zarin.

"Gue ngga mau lo cinta sama dia cuma karna obsesi semata"kata Aurel. Sedangkan Zarin sontak menatap Aurel saat ia berkata seperti itu.

"Rel gue tulus cinta sama Arvind,gue suka sama dia bukan karna derajat atau lakilaki yang berada"jelas Zarin.

"Gue pegang omongan lo Rin. Lo tenang aja gue pasti bakal bantu lo supaya cepet jadian. Karna gue juga kan mau dapet traktir dari lo"kata Aurel sambil tertawa lalu merangkul pundak Zarin. Mereka berpelukan layaknya telettubis.

☜☆☞

Arvind dkk mereka tengah berkumpul di sebuah warung Bi Nati yang sudah mereka jadikan markas disaat mereka memiliki waktu kosong.

"Lo gimana sama Zarin vind?"tanya Rio saat hendak menghisap rokoknya.

"Ngga gimana-gimana. Kenapa emangnya?"kata Arvind.

"Kirain udah jadian"kata Rio.

Uhuk..uhuk...

  Bukan suara batuk Arvind,melainkan Arzan yang tersedak saat ingin menyeruput kopinya. Arzan tersontak mendengar ucapan Rio.

My Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang