11. Pensi

36 1 0
                                    

“Mungkin memang lebih baik begini. Hanya berteman tanpa melibatkan perasaan apapaun”

  Sinar matahari begitu terik di pagi hari yang cerah ini. Hari dimana sekolah Tarakanita mengadakan pentas seni. Ada sebagian dari mereka yang sedang latihan sejenak sebelum tampil di atas panggung,ada juga yang sedang merias diri pada penampilan pertama. Begitupun,dengan Aurel dan Arvind mereka sedang berkrompomi akan penampilan mereka nanti.

Aurel mengenakan outfit yang cukup simpel namun terkesan mewah. Tak kalah juga dengan Arvind,ia sendiri juga mengenakan pakaian branded dengan Jeans dibalut oleh Denim. Tidak lupa dengan topi di atas kepalanya yang menambah kadar ketampanannya.

Mereka mengganti lagu yang sebelumnya sudah diputuskan. Aurel memutuskan untuk membawakan lagu Kenangan Terindah dari Samsons. Arvind pun hanya mengiyakan saja.

Mereka pun mencoba untuk berlatih sekali lagi.

Aurel mulai menyanyikan lagu tersebut dengan penuh pengkhayatan. Begitu juga dengan gitar yang ada di pangkuan Arvind,ia memainkannya dengan sangat cerdik.

Memakan waktu beberapa menit akhirnya mereka sudah selesai latihannya. Karna sedikit lagi mereka akan segera tampil di panggung sana berhadapan dengan semua warga Tarakanita tentunya.

"Gue harap penampilan ini ngga ngecewain"kata Arvind sambil memetik gitarnya. 

"Santai"hanya kata itu yang Aurel keluarkan dari mulutnya. Ia masih marah dan kesal pada Arvind atas kejadian kemarin.

"Lo marah?"tanya Arvind yang sedari tadi melihat raut wajah Aurel yang berbeda dari sebelumnya apalagi ditambah dengan nada suara bicaranya yang terkesan begitu dingin.
 
Aurel hanya diam saat Arvind menanyakannya. Ia memilih fokus memperbaiki dirinya di hadapan cermin untuk memastikan jika penampilannya jauh dari kata buruk.

Arvind yang kesal ucapannya diabaikan begitu saja,beranjak dari duduknya dan menghampiri Aurel yang sedang becermin.
 
"Gue ngga suka cewek baperan"kata-kata Arvind mampu membuat Aurel memberhentikan aktifitasnya. Apa? Tidak suka cewek baperan? Memangnya salah jika Aurel marah karna dirinya hampir saja dilecehkan?

  Aurel memilih diam kembali daripada tangan kanannya melayang mendarat di pipi mulus Arvind karna ucapannya yang seringkali menyinggung perasaan.

  "Gue ngomong sama lo bukan sama tembok. Lo punya mulut kan buat ngomong?"tanya Arvind sambil memutar tubuh mungil Aurel sehingga mereka berhadapan dalam jarak yang begitu dekat.
 
Arvind mendorong Aurel hingga tubuhnya menempel di tembok dan membuat Aurel tidak bisa kemana-mana. Lalu,kedua tangan Arvind berada di samping tubuh Aurel agar Aurel tidak dapat kabur begitu saja.

"Lo ngga bisa giniin gue. Dan lo harus tau apa akibatnya"kata Arvind sambil tersenyum smirk. Sedangkan Aurel ia hanya bisa diam saja dan entah kenapa dirinya tidak bisa melakukan apa-apa selain diam. Mata indah Arvind telah mengunci dirinya sehingga Aurel nyaris tidak dapat memberontak. Jujur,ia begitu menikmati tatapan indah yang diperlihatkan oleh lelaki yang sedang berada di hadapannya sekarang ini.

Semakin lama wajah Arvind semakin maju dan tangan kirinya sudah  berada di bahu Aurel sambil mengusapnya. Lagi-lagi Arvind tidak dapat menahan nafsunya,tangan dan senyumannya begitu nakal jika  dirinya berdekatan dengan Aurel.

Dan bodohnya,tidak tahu ada rasukan apa Aurel begitu menikmati sentuhan demi sentuhan dari Arvind. Aurel juga menikmati suara manjanya,senyuman manisnya,ah-- Aurel kenapa?

My Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang