17. Diprioritaskan

21 1 0
                                    

“Jika hadirmu hanya sekedar ada tanpa ada rasa,ku pikir akan lebih baik sendiri daripada berdua yang hanya menimbulkan luka”

 
    Arvind melirik Rolex yang menempel di pergelangan tangannya, Jam depan ia akan berkencan dengan Aurel,dan pukul baru menunjukkan jam setengah tujuh. Masih ada waktu sebentar untuk berkumpul di warung Bi Nati.

   Setelah Arvind melengos pergi dari rumah,Arvind lebih memilih menemui teman-temannya meminta solusi sekaligus mengajaknya menikmati perayaan kemenangan.
  
  Arvind dalam perjalanan warung Bi Nati,ia masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkah Sherly dan juga Hendra. Bagaimana bisa mereka berfikiran untuk menjodohinya dengan perempuan yang ia tidak kenal? Pleasa,sekarang sudah zaman modern tidak ada lagi yang namanya aksi perjodohan. Masalah pendamping biarkan Arvind sendiri yang mencarinya,Arvind lebih berhak akan hal itu ketimbang orang tuanya.

   Akhirnya,Arvind sudah sampai di warung Bi Nati. Ia pun mematikan mesin motor sportnya dan melangkah menghampiri teman-temannya yang sedamg asik mengobrol.

   "Assalamualaikum"ucap Arvind sengaja meninggikan ucapan salamnya.

   "Waalaikumsalam"jawab mereka.

   "Buset udah balik ke indonesi aja lo. Dari Bandung jam berapa lo?"tanya Rio.

   "Bandung kan indonesia panjull"kata Arvind memutar bola matanya malas.

   "Bi kopi ya satu jangan manis-manis soalnya saya udah terlalu manis takutnya diabetes"kata Arvind membuat Bi Nati menggelengkan kepalanya.

   "Dih muka kaya serbet dapur aja bangga lo"cibir Rio.

   "Hustt! Orang jelek diem aja!"kata Arvind malah membuat Rio kesal.

    "ARGH!"kesal Arzan sambil membanting handphone yang ia tidak tahu milik siapa.

    "Ngapa lo banting-banting handphone?"tanya Sam.

    "Lah ngapasi emang?"tanya Arzan emosi.

    "Eh saepudin masalahnya yang lo banting hp gue"rengek Rio.

    "Ah masa? Abisan gue pegang-pegang rasanya sama"kata Arzan sambil mengambil handphone Rio yang tergeletak di bawah.

   "Yaiyalah semua hp kalau di pegang rasanya sama emang lo kira hp ada yang rasanya slime?"tanya Sam sambil melirik Arzan tajam.

   "Kesel bat gue,hp si Rio segala pake bahasa inggris,mana ngerti gue?"kesal Arzan.

   "Sini hp gue ah! Mau ngabarin cewek gue"kata Rip sambil merengut handphonenya dari tangan Arzan.

   "Eh ini bahasa lo ganti apaan?"tanya Rio heran.

   "Emang kaga ngarti lo?"tanya Arzan.

   "Kaga. Bahasa apaan ini?"

   "Orang gue ganti bahasanya pake bahasa wanita"kata Arzan.

   "Pantesan bahasanya susah di mengerti"jawab Rio.

   Sam melirik mereka berdua sambil menggelengkan kepalanya,Rio dan Arzan memang sering bertengkar dan menciptakan topik-topik yang sama sekali tidak berfaedah. Tapi,biasanya Arvind juga ikutan tidak waras sepertu mereka berdua. Namun,melihat Arvind yang tadi diam saja membuat Sam heran. Tak biasanya Arvind diam. Kecuali ketika tidur.

My Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang