"Kadang yang jahat itu bukan mereka,tapi kita yang terlalu bodoh"
"Gimana kegiatan seharian lo kemarin selama ngga sama gue? Ngga ada apa-apa kan? Ngga kangen kan sama gue?"tanya Zarin pada Aurel sambil terkekeh.
Mereka berdua tengah berjalan santai di koridor menuju kelasnya. SMA TARAKANITA sudah tampak begitu ramai karna beberapa menit lagi bel masuk jam pertama akan berdering.
"Lebay banget deh kaya gue pergi setahun aja."jawab Aurel.
"Yakan kita itu seperti lem asal lo tau."sahut Zarin.
"Yayayaya ters-- Aduh!!"tiba-tiba saja Aurel bertabrakan dengan seorang laki-laki.
Aurel mendongak untuk melihat siapa lelaki tersebut,dan ternyata selama beberapa minggu tak terlihat,lelaki ini muncul lagi dihadapannya?
"Ayo Rin."ajak Aurel dengan raut muka yang datar,ia berniat untuk tidak berhubungan lagi dan bahkan untuk tidak bertatap mata lagi dengan Dirga. Ya! Lelaki yang dimaksud adalah Dirga.
"Rel,tunggu!"kata Dirga sambil mencekal tangan Aurel. Aurel dan Zarin pun memberhentikan langkahnya.
"Mau apa lagi lo?"tanya Aurel khas aura dinginnya.
"Gue mau ngomong sama lo."ucap Dirga seperti memohon.
Mata Aurel mulai memerah menahan tangis, jika melihat Dirga pasti ia akan mengingat dimana ia sudah tidak ada harga dirinya lagi saat itu. Aurel sungguh kecewa.
"Bisa lepasin tangan gue?"kata Aurel dengah tatapannya yang tajam.
Dengan terpaksa Dirga melepaskan cekalan tangannya,dan membiarkan Aurel pergi meninggalkannya.Aurel melangkah dengan sangat cepat menuju toilet, Aurel ingin menumpahkan tangisannya disana. Sedangkan Zarin,ia mengekori Aurel yang sedang ingin menyamai langkahan Aurel. Zarin juga bingung kenapa tiba-tiba Aurel jadi berubah seperti ini?
"Aduh Rel jalannya jangan cepet-cepet dong!"keluh Zarin. Tapi respon Aurel hanya diam.
Tempat pertama yang ia datangi yaitu wastafel, Aurel diam dan menatap dirinya di cermin. Tak lama, butiran air keluar dari kelopak matanya yang indah itu.
Zarin yang melihat Aurel tiba-tiba menangis tentu semakin bingung. Ada hal apa yang terjadi dengan Aurel dan Dirga?
"Aurel lo kenapa? Lo kenapa nangis si?"tanya Zarin khawatir.
Bukannya menjawab,justru Aurel semakin menangis. Tanpa isakan,tapi terdengar jelas deru nafasnya.
"Gue udah ngga ada harga dirinya lagi Rin."lirih Aurel.
"Maksud lo apa si Rel? Lo kenapa nangis? Lo lagi berantem sama Dirga? Lo masih ada hubungan sama dia?"tanya Zarin. Ya! Memang setahu Zarin,Aurel sedang dekat dengan Dirga saat mengetahui mereka keluar untuk dinner. Lebih dari itu, tidak ada yang Zarin tahu tentang mereka. Dan Aurel pun memang sengaja tidak menceritakan hal ini pada Zarin. Karna Aurel takut jika Zarin akan bertindak lebih mengenai masalahnya dengan Dirga. Cukup dirinya saja yang merasakannya,jangan sampai orang lain terlibat karna masalahnya sendiri.
"Rel belakangan ini gue jarang tau apa yang lagi lo alamin,gue juga ngga tau apa masalah lo sekarang. Gimana gue bisa tau kalau lo aja ngga mau cerita sama gue. Selagi gue bisa,gue pasti bantu buat jalan keluarnya Rel."padahal apa yang selama ini Aurel pikirkan kenyataannya tidaklah seperti itu. Zarin yang notabenya sebagai sahabat Aurel tentu sangat tidak keberatan jika Aurel menceritakan masalah apa yang sekarang ia tengah alami ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Green Tea
RandomGREEN TEA IN LOVE. Secangkir Green Tea dapat meluluhkan hatiku jika minuman tersebut diberikan kepadaku oleh orang yang sejak lama kukagumi. Percayalah,mengaguminya diam-diam adalah hal yang tersakiti kedua setelah ditinggalkan oleh orang yang disay...