Part 2

5K 116 1
                                    


Laisya pun langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak peduli dengan pengendara pengendara lain dan akhirnya dia sampai di Perusahaan Leoxsona. Laisya memarkirkan mobilnya ditempat parkiran lalu dia berlari ke resepsonis untuk bertanya dimana ruang ceo. Dan tiba tiba

Brukk...

"Haduh, lo kalo jalan pake mata dong. " ucap seorang pria berjas rapi.

"Eh, yang nabrak itu lo dan anehnya lo yang marahin gue, dan iya jalan itu pake kaki somplak bukan pake mata." ketus Lisya tak terima pada pria itu. Lisya akui pria itu sangatlah tampan tapi melihat sifatnya dia malah ingin memakannya hidup-hidup .

"Berani-beraninya lo ngatain gue somplak awas aja ya lo gue akan balas." ucap pria itu dan berjalan meninggalkan Lisya.

"EHH, LO ENAKNYA MAIN PERGI AJA YAAA, MINTA MAAF KEK. DASAR PRIA AROGAN." teriak Lisya pada pria tersebut yang berjalan tanpa dosa meninggalkannya.

"Sorry dikamus gue gaada kata maaf." angkuh Pria itu.
Lisya geram mendengarkan perkataan pria itu
'Awas aja lo'batin Lisya.
Setelah tragedi tadi dia melanjutkan kaki jenjangnya kembali untuk menemui resepsonis. Lisya bingung mengapa banyak menatapnya aneh dan bisik-bisk membicarakannya, Lisya pun semakin geram atas hal itu
'Oke lisya Positiv thinking aja dia membicarakan lu karena lo cantik, seksi." batin Lisya.

Setelah dia tanya ke resepsonis dia pun melangkahkan kakinya ke ruang ceo, sesampai di depan ruangannya dia mengamati penampilannya dan mengambil kaca yang selalu dia bawa kemana-mana. 'Okey, good, ayo Lisya semangat.' batin lisya menyemangati dirinya sendiri. Lisya mengetuk pitu.

Di ruang Devan

"Sial, siapa cewek tadi berani-beraninya dia ngata-ngatain gue gitu." ucap Devan kepada Rio maneger sekaligus sahabatnya.

"Udahlah bro, lu itu gitu aja lu urusin." -Rio

"Lo, itu ga pengertian banget yaaa, gue ini cowok yang paling digilai oleh kaum wanita sampai mereka bertekuk lutut minta gue tidurin tapi dia malah ehhhgg..." kesal Devan

"Okelah serah lu aja gue mau ke ruangan gue." ucap Rio pamit meninggalkan Devan.

"Ohh, iya tunggu dulu kata lo mau ada sekretaris baru. Mana?" tagih Devan

"Entahlah mungkin dia terlambat." santai

"Tidak profesional sekali. Lihat saja pasti nanti gue tolak." -Devano

"Udahlah bye." -Rio
Devan hanya mengangguk dan mulai mengerjakan berkas berkas yang menumpuk setinggi cucu gunung krakatau di mejanya.

Tok...tok..tok..

"Masuk" ucap Devan tegas

Laisya masuk

"Ya ada apa keperluan kesini." ucap Devan sambil mendongak ke arah lawan bicaranya.

"LO" -Devan

"Aduhh, sial banget sih gue ketemu cowok sialan kek lu." kesal Lisya
'Eh sebentar sebentar dia ada diruangan ceo berarti dia... Oh tidak laisya lo dalam masalah besar.'batin laisya

"Apa loo, tunggu lo kesini oh ya gue tau lo pasti mau nglamar jadi sekertaris gue kan." ejek Devan

"Oke, sekarang lo gue terima jadi sekertaris gue. Seperti yang gue bilang ke elo." lanjut Devan. Lisya bergidik ngeri karena tatapan bossnya.

"Ngakk, gue gamau, gue akan mengundurkan diri." ucap lisya ketakutan

"Ohh, gabis kalo lo berani ngelakuin hal itu tamat hidup loo." ancam Devan

I Love You Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang